Selasa, 24 November 2015

Konferensi ICIS Rumuskan Jalan Keluar Teror ISIS Bentukan AS, Yahudi dan Eropa

Jurnalis Independen: Walau dirahasiakan, namun seperti tragedi-tragedi lantaran serangan besar yang kemudian dituduhkan kepada kelompok islam militan, akhirnya terkuak juga, begitu juga dengan teror yang dilakukan ISIS atau Islamic State of Iraq and Suriah buatan Amerika Serikat, Yahudi dan Negara Barat lainnya.


Kerusakan yang ditimbulkan ISIS buatan AS dan konco-konconya semakin menyudutkan nama Islam. Kali terakhir yang menghiasi media adalah serangan teror di Paris. Lantaran itu Konferensi Ulama Islam Internasional atau ICIS yang diselenggarakan di Malang Jatim, Indonesia berupaya merumuskan upaya cegah tangkal gerakan kelompok militan Negara Islam atau ISIS.

"Di akhir konferensi, ada Malang Message (atau Pesan Malang) yang membahas ISIS," ujar Sekjen ICIS, Kyai Hasyim Muzadi, saat pembukaan konferensi, Senin 23 November.

Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama ini menambahkan rumusan menangkal ISIS akan menjadi sumbangan Indonesia kepada dunia, yaitu dengan menerapkan pendidikan moderat yang sebelumnya tak pernah dibahas dalam konferensi Islam lainnya.

”Menerapkan Islam yang sebenarnya. Islam yang ramah, bukan yang marah. Cegah ekstrem kiri dan maupun ekstrem kanan,” tambah Kyai Muzadi.

Perlu diketahui, bahwa pertemuan ICIS di Malang, Jawa Timur, berlangsung hingga Rabu 25 November dengan dihadiri wakil dari 23 negara, seperti dari BBC Indonesia.

ICIS merupakan sebuah dialog lintas negara yang berdiri tahun 2002 untuk menangkal terorisme akibat efek konflik atau peperangan di Timur Tengah dengan menawarkan Islam moderat di tengah pergolakan dunia Barat dan Timur Tengah.

Munculnya kelompok militan ISIS yang menguasai sebagian wilayah di Suriah dan Irak juga menarik perhatian umat Islam dari Indonesia.

Diduga, ada sekitar 428 warga Indonesia bergabung dengan ISIS, yang mengaku bertanggung jawab dalam rangkaian serangan di Paris, Jumat (13/11), yang menewaskan 129 orang.

Untuk diketahui dalam bukunya, “Hard Choice”, Mantan Menlu AS Hillary Clinton membuat pernyataan yang mengejutkan dunia. Hillary mengakui, gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) merupakan gerakan buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah senantiasa bergolak.

Pernyataan Hillary tersebut, selain disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar. Rabu (6/8/2015) lalu.

Masih menurut buku yang ditulisnya, mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu itu mengakui, bahwa pemerintah AS dan negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013.


Tidak ada komentar: