Senin, 23 November 2015

Ahmed "Si Teroris Kecil" Tuntut Gantirugi Penangkapan Ahmed Buktikan Warga dan Pemerintah AS Rasis

Jurnalis Independen: Islamphobia memang menjadi penyakit bagi kebanyakan bangsa barat  seperti Eropa, maupun Amerika. Ketakutan yang tidak beralasan ini juga dibuktikan saat 2 bulan lalu. Seorang bocah muslim  berumur 14 tahun bernama Ahmad Muhamed ditangkap polisi hanya lantaran membawa jam sebagai hasil prakarya untuk sekolahnya.

Kejadian 2 bulan lalu itu membuat Ahmaed dikenal dunia sebagai teroris kecil. Bocah muslim  asal kota Irving, Texas, Amerika Serikat (AS) digiring kepenjara atas tuduhan membawa bom  berbentuk Jam digital.

Namun tuduhan yang asal-asalan itu, dilawan oleh keluarga Ahmed dengan mendatangkan pengacara. Melalui pengacaranya, Ahmed  kini mengajukan tuntutan ganti rugi pencemaran nama  baik dan atas tindakan diskriminasi dan rasis yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan pemerintah AS atas dirinya.

Ahmed  mengajukan tuntutan ganti rugi  sebesar 15 Juta dolar dan pembersihan namanya yang terlanjur dikenal sebagai teroris kecil di seluruh belahan dunia.  Selain kompensasi uang, kuasa hukum Ahmed menuntut ada surat permohonan maaf resmi. Tuntutan itu disampaikan sang pengacara melalui media setempat.

"Rinciannya, ganti rugi USD 10 juta dari pihak pemerintah kota dan USD 5 juta dari pihak sekolah. Bila hal ini tidak diindahkan dalam 60 hari ke depan, maka gugatan perdata akan dilayangkan," tulisnya, seperti dikutip Times of India, Selasa (24/11).

Walau telah  melayangkan tuntutan melalui pengacaranya, Ahmaed dan keluarganya menjadi tidak nyaman tinggal di Negara Paman Sam yang ternyata menurutnya sangat rasis. Hingga akhirnya Ahmed beserta keluarga pindah ke Qatar. Pemerintah  Qatar memberikan kepada Ahmed yang dikenal pandai matematika dan elektronik. Ayah Ahmed, Mohamed El-Hassan Mohamed, mengatakan putranya tidak lagi percaya pada para guru di SMA MacArthur dan pihak kepolisian, Kota Irving, Texas Amerika Serikat yang rasis dan tegah menuduhnya hendak melakukan terorisme.

"Dia bilang tidak mau lagi sekolah di MacArthur. Saya pun yakin anak itu akan kesulitan bersekolah dengan normal setelah tuduhan teroris oleh polisi AS, " pungkasnya.

Sebelumnya telah diberitakan banyak media barat, orang yang melaporkan Ahmed adalah guru Bahasa Inggris di SMA MacArthur. Dia curiga melihat bocah ini membawa koper yang di dalamnya ada rangkaian benda elektronik. Ketika informasi itu sampai pada kepala sekolah, Ahmed dilaporkan ke polisi. Senin (14/9) sore waktu setempat, Ahmed langsung ditangkap polisi dari sekolah secara kasar dan tidak manusiawi, yaitu dengan cara diborgol.

Tidak ada komentar: