Selasa, 09 April 2013

Siluman Rawa Onom Pulau Majeti (7)


Pulau Majeti

Alam bawah sadar Jendra tengah berkelana kembali ke alam lain. Yang diingat Jendra
ketika itu bahkan dia tengah duduk berhadapan dengan Nyi Indangwati dan mendengar cerita putri Raja Selang Kuning tentang muasal Kerajaan Rawa Onom……

Dulu ayahnya adalah patih dari Kerajaan Galuh. Merupakan seorang pejabat yang paling
pandai dan paling dipercaya Raja. Bila ada pekerjaan-pekerjaan penting di pemerintahan, maka
tugas berat itu diserahkannja kepada Patih Selang Kuning. Suatu saat Prabu Raksabuana,
yaitu Raja Galuh waktu itu, memanggil Selang Kuning.

Sang Patih cakap ini diserahi tugasagar sudi memajukan sebuah wilayah yang kini bernama Pulau Majeti. Raja menginginkan agar seluruh wilayah Galuh punya arti penting dalam ikut mensejahterakan rakyat. Kata Raja, Pulo Majeti itu wilayah subur. Dan bila bisa dibuka maka akan semakin bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Galuh.

Patih Selang Kuning seperti biasa menyanggupi tugas berat ini. Maka, Sang Patih berangkat bersama para pengikut setianya. Bahkan istri dan anaknya dibawa serta. Padahal, pindah ke Pulau Majeti bukan untuk bersenang-senang. Di sana tak ada keraton, tak ada tempat tidur, bahkan makanan pun.

Pulau Majeti ketika itu, hanyalah sebuah wilayah hutan yang penuh rawa. Tapi, bukanlah
Patih Selang Kuning namanya bila tak sanggup menciptakan dari ketiadaan menjadi sesuatu
yang ada. Patih Selang Kuning tidak siang tidak malam bekerja memimpin sendiri berbagai
pembangunan di Pulau Majeti. Lahan pertanian dan perkebunan dibuka. Demikian pun irigasi
irigasi. Sambil membangun sarana pertanian dan perkebunan, Patih Selang Kuning pun
membangun sebuah keraton yang lebih indah dari Keraton Galuh sendiri.

Berkat kepemimpinan Patih Selang Kuning, Pulau Majeti yang semula hanya berupa hutan
belukar tanpa penghuni, beberapa tahun kemudian telah berubah menjadi sebuah negara yang
subur makmur gemah ripah lohjinawi. Banyak penduduk Galuh lainnya kini memilih hidup di
Pulo Majeti sebab kesejahteraan lebih terasa dibanding di Galuh sendiri. Demikian yang
terjadi sampai belasan tahun berlalu. Sampai pada suatu saat, datang utusan dari Pemerintah
Galuh. Utusan itu menyampaikan rasa khawatir Prabu Raksabumi, sebab patihnya yang setia
tak pernah kembali dalam upaya mengemban tugas. Utusan itu baru merasa bengong setelah
mengetahui bahwa di Pulo Majeti ada sebuah negeri baru yang kemakmurannya melebihi
Galuh.

"Tak dinyana, itu berkat kepemimpinan engkau hai Patih Selang Kuning ..." kata utusan amat
bahagia. Selang Kuning pun terlihat bangga atas pujian ini. Namun suasana ceria mendadak tegang setelah Selang Kuning ditanya, kapan akan melaporkan hasil pekerjaannya ini. "Oh, mengapa aku harus melapor, sepertinya aku ini punya atasan? Tidak, sebab aku adalah penguasa Kerajaan Pulo Majeti dan Pulo Majetilah yang terbesar di wilayah ini, bukan siapa-siapa, "tutur Selang Kuning dengan angkuhnya.

"Kalau disebut permusuhan antara Galuh dengan Pulo Majeti, maka itulah awal
permasalahannya ... " tutur Nyi Indangwati setelah menampilkan riwayat berdirinya Kerajaan
Pulo Majeti. "Jelas, Galuh akan membenci Pulo Majeti sebab ayahandamu telah melakukan pengkhianatan, Nyai ... " kata Jendra menimpali. Dikomentari begini, gadis berlesung pipit itu hanya menunduk lesu dan menghela napas panjang.

Berlama-lama Lendra bisa menatap keelokan gadis ini. Ya, betapa baiknya gadis ini.
Rambutnya digelung rapih ke atas namun masih ada bagian-bagian yang tergerai dan malah
membuat wajah itu semakin indah saja.

"Tapi ayahandaku adalah seorang perkasa. Pemerintah Galuh menjadi jaya lantaran kerja-keras
ayahanda Prabu. Maka ketika Pulo Majeti yang semula gugusan pulau kecil tidak berarti di
tengah hutan penuh rawa berubah menjadi sebuah negri yang subur makmur, mengapa tibatiba
harus berada di bawah kekuasaan Galuh, sementara penguasa Galuh hanya berpangkutangan
saja? Tidak. Dan sebetulnya yang musti jadi penguasa Galuh keseluruhan hanyalah
ayahandaku, "kata Nyi Indangwati menatap Lendra.

Lendra pun balik menatap sehingga jantungnya kembali berdegup. Nalurinya sebagai pria tergerak sedangkan tatap-mata gadis itu menembus jantungnya. Sebentar ada keinginan agar dia melampiaskan naluri Prianya.

Namun sebentar kemudian ada kesadaran yang memagarinya.
"Tak baik melakukan hal-hal buruk ini, sementara gadis itu tengah dirundung kemelut ..."
tuturnya dalam hati. Dan apalagi kalau diingat bahwa ada perbedaan besar di antara mereka.
Dirinya hanyalah seorang pegawai rendahan Bendara Wedana Rancah, semenara Nyi
Indangwati adalah putri raja Kerajaan Pulo Majeti. Putri dari Pemerintah Pulo Majeti? O. ya,
apakah itu di kehidupan nyata? Pemuda itu mengatupkan sepasang matanya. Kepalanya
mendadak pusing memikirkan hal ini.

"Kami memang berbeda tempat dengan kalian ..." kata Nyi Indangwati sepertinya bisa
mendengar apa yang disuarakan hati Lendra. Maka untuk kedua kalinya, Nyi Indangwati
bercerita.

Ketika upaya memisahkan diri dari Ki Selang Kuning terdengar oleh Prabu Raksabuana,
maka penguasa Kerajaan Galuh ini marah besar dan berniat menyerbu Pulo Majeti. Ki Selang
Kuning tak mau ada pertumpahan darah. Rakyat tak bisa berkorban atas ambisinya. Namun
juga Ki Selang Kuning tak mau menyerahkan Pulo Majeti ke Galuh, sebab sudah nampak
nyata bahwa rakyat menjadi sejahtera atas prakarsanya. Maka agar pertumpahan darah antara
Galuh dan Pulo Majeti terhindarkan, Ki Selang Kuning mengajak rakyatnya untuk ... pindah
ke alam lain, yaitu sebuah alam yang tak bersinggungan dengan kehidupan nyata manusia.

"Kami menyebutnya alam siluman ..." kata Nyi Indangwati. "Ini adalah sebuah alam yang
terletak di antara alam manusia dan alam arwah. Bagi manusia awam, kami tak berujud tapi
kami bukan bangsa jin. Begitu pun tempat kehidupan kami, tak bisa dilihat manusia biasa.
Keraton Pulo Majeti menurut mereka hilang lenyap dan berubah menjadi belantara dan rawa, "
sambung lagi Nyi Indangwati. "Tak perlu takut. Kami tetap makhluk biasa yang memiliki rasa dan perasaan dan yang bisa membedakan mana baik mana buruk. Kami juga butuh perkawinan, keluarga dan keturunan. Kami juga suka makanan enak yang disenangi manusia biasa dan yang tumbuh di alam nyata. Hanya tentu saja karena tak punya tubuh kasar, maka untuk memakan makanan yang tumbuh di dunia nyata, kami pinjam tubuh nyata . Bila ingin sayur, kami masuk ke binatang yang suka sayur, demikian pun kalau ingin daging, masuk ke tubuh binatang pemakan daging. "
@bersambung

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau