Jurnalis Independen: Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
hari ini berulang tahun. Serentetan prestasi dan catatan kelam menghiasi lembar
kehidupan korps elit TNI itu. Di balik kisah kehebatan Kopassus, ada satu nama
prajurit yang loyalitas dan semangat tempurnya banyak dikenang jenderal-jenderal
Kopassus.
Serpihan
Cerita Menarik di Setiap Palagan Operasi.
12 Maret 1958, satu kompi pasukan
Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ditugaskan merebut Pekanbaru, Riau.
Saat itu Sumatera telah bergolak. Sebagian daerah yang tak puas pada pemerintah
Jakarta mendirikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Maka Jakarta membalas aksi PRRI
dengan operasi militer. Mereka mengirimkan pasukan untuk menguasai Sumatera
dari para kolonel pembangkang.
Kompi A RPKAD dipimpin Lettu
Benny Moerdani. Mereka diberangkatkan dari Pangkal Pinang dengan pesawat Dakota
untuk terjun di daerah landasan udara Simpang Tiga. Tugas mereka merebut
landasan itu agar pesawat Angkatan Udara bisa segera mendarat membawa
perbekalan dan pasukan tambahan.
Walau memimpin pasukan terjun,
Benny Moerdani belum pernah terjun payung sebelumnya. Ketika RPKAD mengadakan
latihan terjun, Benny sedang sakit.
Tapi Benny tak takut, dia hanya
berpesan kalau ragu-ragu agar didorong saja keluar dari pesawat. Soal
penerjunan pertama ini ditulis Julius Pour dalam buku Benny Tragedi Seorang
Loyalis yang diterbitkan KAta.
Informasi intelijen menyebutkan
Simpang Tiga dan Pekanbaru dijaga 800 tentara PRRI. Tentunya risiko penerjunan
besar sekali, mendarat tepat di jantung musuh.
Benny dan pasukan terjun serta
mendarat mulus. Walau tak pernah terjun, Benny bisa mendarat dengan baik.
Para pemberontak tak mengira
pasukan dari Jakarta telah mendarat. Begitu melihat RPKAD yang datang, mereka
ambil langkah seribu. Sama sekali tak berani melakukan perlawanan. Pasukan PRRI
begitu saja meninggalkan peralatan perang dan bantuan dari Amerika Serikat yang
baru dikumpulkan di landasan.
Saat itulah Letnan II Dading
Kalbuadi, rekan Benny, menendang sebuah peti kayu. Perwira muda RPKAD itu
terkejut setengah mati melihat isinya.
"Wah duit, Ben! Uang, gimana
ini?" kata Dading.
"Sudahlah jangan kau
hiraukan. Tinggalkan saja, nanti kamu mati," kata Benny.
Selain uang, pasukan baret merah
itu dikejutkan dengan persenjataan para pemberontak yang ditinggalkan.
Jumlahnya melimpah. Semuanya senjata modern, bahkan ada bazooka. TNI sama
sekali belum memiliki senjata-senjata secanggih itu.
Walau menerima bantuan senjata
dari asing, rupanya PRRI tak punya semangat juang yang tinggi. Setelah
Pekanbaru, berikutnya TNI bisa merebut Padang, Jambi, Medan, Jambi dan
daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.
Seorang bintara pensiunan baret
merah, Peltu Nadi (86) berkisah soal perebutan Sumatera pada merdeka.com. Dia
membenarkan memang perlawanan PRRI tak begitu berat.
"Mereka punya senjata lebih
canggih, tapi semangat bertempur lemah. Apalagi kalau sudah mendengar harus
berhadapan dengan RPKAD. Sengaja juga dibuat kabar RPKAD yang diterjunkan satu
batalyon. Padahal satu kompi pun tak ada. darimana jumlah satu batalyon? Jika
dikumpulkan juga paling-paling cuma dua kompi," kenang Nadi sambil
tertawa.
Benny Moerdani kelak menjadi
Panglima ABRI dengan pangkat jenderal bintang empat. Dia menjadi salah satu
tokoh legendaris ABRI di masa orde baru.
Pertempuran
seru Kopassus dan pasukan elit Inggris di Kalimantan
Hari ini Komando Pasukan Khusus
TNI AD berulang tahun. Banyak cerita menarik seputar operasi militer dan
sejarah pasukan elit ini.
Tahun 1963 Indonesia terlibat
konfrontasi dengan Malaysia. Presiden Soekarno memerintahkan Panglima TNI
menggelar Operasi Dwikora untuk menggagalkan pembentukan negara Malaysia.
Tidak ada pernyataan perang resmi
seperti saat operasi militer Trikora merebut Irian Barat. Karena itu TNI tidak
mengirim pasukan secara terbuka. Mereka mengirim gerilyawan-gerilyawan untuk
membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang berperang melawan
pemerintah Malaysia.
Walau disebut gerilyawan,
sebagian besar anggotanya justru pasukan elit TNI. Seperti Resimen Para Komando
Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang disebut Kopassus. Selain itu ada juga
Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dari TNI AU. Seragam TNI diganti dengan seragam
hijau TNKU. Identitas mereka pun dipalsukan untuk menghapus jejak keterlibatan
Indonesia.
"Semua identitas TNI
dicabut. Jangan sampai ketahuan kami pasukan TNI. Kami dibuatkan identitas
baru, pokoknya kelahiran Kalimantan. Pakaian TNKU hijau-hijau dengan topi
rimba," kata Nadi, seorang bintara mantan anggota RPKAD saat berbincang
dengan merdeka.com.
Tugas gerilyawan ini mengganggu
perbatasan di sepanjang Sabah dan Serawak. Mereka juga bertugas melatih warga
Kalimantan Utara tata cara bertempur.
Pasukan Malaysia yang terdesak
kemudian meminta bantuan Inggris. Tidak tanggung-tanggung Inggris langsung
mengirim sekitar satu batalyon pasukan komando Special Air Services (SAS).
Inilah pasukan elite terbaik Inggris yang reputasinya melegenda ke seluruh
dunia. Inggris juga mengirim pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia baru
dan Malaysia.
Komandan Pasukan Inggris di
Malaya, Mayor Jenderal Walter Walker merasa perlu mendatangkan SAS karena
merasa hanya pasukan elite ini yang bisa membendung pasukan gerilya asal
Indonesia. Walker tak mau jatuh korban lebih banyak di kalangan Inggris.
Pertempuran antara SAS dan Gurkha
melawan gerilyawan TNKU berlangsung seru. Lebatnya rimba Kalimantan menjadi
saksi pertempuran yang tak pernah diberitakan media tersebut. Kadang pasukan
Inggris mengalahkan gerilyawan TNKU dalam pertempuran. Kadang gerilyawan TNKU
yang memukul pasukan SAS dan Gurkha. Sulit untuk mencatat secara pasti
data-data pertempuran.
Dalam sebuah pertempuran di
Kampung Sakilkilo tanggal 10 Juli 1964, tercatat TNKU meraih kemenangan. Saat
itu dua peleton Gurkha melawan satu peleton TNKU. Dalam serangan tersebut, TNKU
berhasil menewaskan 20 orang Gurkha tanpa satu pun korban jatuh di pasukan
gerilyawan.
Dalam sebuah misi yang lain,
kepala Komandan Pasukan Gerilya Mayor Benny Moerdani sempat dibidik penembak
jitu SAS. Untungnya SAS tak jadi melakukan tembakan. Kalau gugur di Serawak,
tentu Benny kemudian tak akan jadi Panglima ABRI di kemudian hari.
Pasukan Indonesia pun sempat
menangkap prajurit SAS dalam sebuah pertempuran. Rencananya tawanan ini akan dibawa
ke Jakarta sebagai bukti ada keterlibatan Inggris. Namun karena sulitnya medan,
tawanan ini keburu tewas di jalan.
Dari pertempuran di Kalimantan
ini pula kemudian SAS belajar mengembangkan taktik gerilya bertempur di hutan.
Kalau tak pernah berhadapan dengan pasukan elit Indonesia, mereka tak akan
punya taktik ini.
Dia adalah Agus Hernoto, prajurit
yang harus kehilangan kakinya dalam medan tempur. Buku-buku biografi
jenderal-jenderal lulusan Kopassus sering menyebut kehebatan Agus Hernoto. Dua
di antaranya yang mengakui Agus Hernoto adalah Brigjen (purn) Sintong Panjaitan
dan Letjen (purn) Kiki Syahnakri.
"Timbul kekaguman pada jiwa
heroik dan karakter keprajuritannya yang patut diteladani para prajurit muda
TNI," demikian ungkap Letjen Kiki Syahnakri yang kenal baik dengan Agus
saat operasi di Timor Timur.
Asal
Usul Pasukan Elit dan Lima Kehebatan Kopassus
Agus Hernoto adalah seorang
veteran Operasi Trikora yang sarat pengalaman tempur. Dia mengalami cacat
seumur hidup setelah kakinya diamputasi karena tertembak dalam kontak senjata
dengan Belanda di Merauke, Irian Barat. Kariernya dimulai sebagai prajurit
Kopassus (saat itu RPKAD) berpangkat bintara. Dia mengajukan diri ketika Benny
Moerdani bertanya siapa yang siap ikut dalam pembebasan Irian Barat.
Pada Operasi Benteng Ketaton di
Irian, dropping pasukan terjun payung dilaksanakan dengan sasaran sebelah utara
kota Fak-Fak. Para penerjun mendarat tersebar. Beberapa tersangkut di
pepohonan, beberapa mendarat di tanah.
Mereka yang berhasil mendarat
terlibat kontak senjata dengan pasukan Belanda. Karena kekuatan tidak seimbang
maka pasukan menyusup ke hutan. Pergerakan pasukan dilakukan dengan kondisi
yang semakin lemah karena kehabisan bahan makanan. Terjadi kontak dengan
pasukan Belanda yang menyebabkan 3 orang gugur yaitu Atjim Sunahyu, Suwito,
Lestari dari dan 2 orang dari RPKAD. Agus Hernoto dan beberapa anggota
tertembak.
Agus Hernoto ditinggalkan
teman-temannya dengan harapan dirawat tentara Belanda yang memiliki satuan
medis lebih lengkap. Selang beberapa hari setelah tertembak, Agus Hernoto
ditemukan oleh pasukan Marinir Belanda yang melakukan pembersihan daerah
pertempuran.
Diketahui bahwa luka-luka Agus
sudah membusuk, bahkan sudah muncul belatung. Oleh pasukan Belanda, Agus
dirawat hingga kedua kakinya diamputasi.
Agus dikenal sangat dekat dengan
Benny Moerdani. Dia orang kepercayaan Benny Moerdani. Meski dua kakinya
menggunakan kaki palsu, dia tetap dipercaya Benny Moerdani dalam Operasi
Seroja, operasi masuknya TNI ke Timor-Timur. Agus Hernoto menjabat sebagai ketua
tim intelstrat.
Pada perjuangan integrasi
Timor-Timur 1975, Agus Hernoto sering mengemudikan Jeep Willis terbuka seorang
diri di Atambua.
Dia sempat menjenguk korban
pertempuran di rumah sakit di pinggir kota Atambua. Salah satunya adalah
prajurit yang diamputasi kakinya. Prajurit itu tampak sedih.
Agus Hernoto membesarkan hati
prajurit itu dengan mengatakan bahwa dia bukan satu-satunya prajurit yang
diamputasi kakinya. Agus Hernoto menggulung celana panjang, melepas kedua kaki
palsunya yang tertutup celana panjang kemudian menunjukkan kedua kakinya yang
sudah diamputasi. Kaki kiri diamputasi di bawah lutut, kaki kanan di atas
lutut.
"Demikian besar pengorbanan
Agus Hernoto, seorang prajurit para komando Korps Baret Merah dalam perjuangan
bagi bangsa dan negara," tulis Sintong Panjaitan dalam buku Perjalanan
seorang prajurit Para Komando.
Hubungan Benny Moerdani dengan
Agus Hernoto juga memunculkan kisah kesetiaan sejati antar prajurit. Pada 1964,
muncul perselisihan antara Komandan RPKAD Mung Parahadimulyo dengan Benny
Moerdani, saat itu memimpin Batalion I.
Mung protes saat Jenderal Ahmad
Yani menyediakan Benny Moerdani sejumlah mata uang Belanda untuk operasi di
Irian. Begitu juga penyediaan USD untuk misi ke Kalimantan. Saat Mung meminta
kontrol uang, Benny menolak memberikan. Jengkel dengan Benny, Mung lantas
memberlakukan aturan, semua prajurit yang invalid dilarang bergabung dengan
RPKAD. Target Mung jelas, yaitu Agus Hernoto yang orang dekat Benny dan
kehilangan dua kakinya.
Benny marah dan perselisihan
keduanya dibawa hingga ke Jenderal Ahmad Yani. Benny akhirnya dipindah ke
Kostrad, sementara Mung dikirim menjadi Pangdam ke Kalimantan. Selanjutnya,
Agus selalu setia dengan Benny Moerdani.
Atas sumbangsihnya bagi negara,
Agus mendapat anugerah kehormatan Bintang Sakti pada 1987, saat itu berpangkat
Kolonel dengan jabatan Pamen BAIS ABRI.
7 Pasukan elite dan mematikan di
dunia
Pasukan militer atau pasukan
pertahanan adalah pasukan elit yang paling diandalkan untuk menjaga kedaulatan
suatu negara. Maka tak heran, banyak negara yang berusaha untuk mengoptimalkan
SDA dan peralatan militernya agar negara tersebut disegani musuh.
Para pasukan diharuskan menguasai
banyak hal, mulai dari lihai medan berat dan pemakaian senjata, ahli bela diri
hingga jago dalam memakai teknologi. Keunggulan sebuah tim elite menjadi
kebanggaan tersendiri bagi suatu negara. Tak heran banyak negara yang berusaha
menciptakan pasukan elite.
Ada 7 pasukan elite yang paling
dianggap mematikan jika mereka berhadapan dengan lawan. Diantara ketujuh
pasukan elit itu, nama Kopassus ternyata bertengger pada urutan ke lima dari
daftar yang dilansir oleh thewondrous.com.
1.
US Navy SEALs
US Navy SEALs adalah satuan
militer yang dikenal punya kemampuan sempurna dalam operasi di dalam air dan
dalam mengatasi tindak terorisme, pengintaian, menyelamatkan sandera hingga
lihai dalam perang terbuka. Biasanya ada seragam khusus untuk membedakan satuan
ini dengan prajurit atau kelompok yang lain, bahkan satu pin yang disebut
dengan The SEAl Trident. Untuk mendapat pin ini sejumlah prajurit harus
mengikuti banyak tiga lapis pendidikan dari yang umum hingga yang khusus selama
kurang dari satu tahun.
Salah satu operasi militer yang
dilakukannya adalah menembak mati Osama bin Laden di tempat persembunyiannya,
Pakistan. Namun dalam operasi ini tiga anggota Navy SEALs tewas saat
menyelamatkan kapten mereka yang disandera oleh orang-orang Somalia.
2.
Alpha Group
Adalah pasukan elit militer Rusia
yang telah dibentuk sejak tahun 1974. Kendati Uni Soviet runtuh namun pasukan
ini tetap menjadi andalan untuk menumpas teroris.
Pada tahun 2004, pasukan militer
ini berhasil menyelamatkan 350 sipil saat terjadi penyanderaan di sebuah
sekolah. Saat itu mereka menembak mati 31 teroris yang berasal dari kaum
separatis.
Kini negara-negara pecahan Uni
Soviet turut juga membangun satuan elit mereka yang bernama Alfa. Sebagai
contoh Georgia juga menamai satu dari tiga satuan elit mereka dengan Alfa
sedangkan dua lagi Delta dan Omega. Rentang 10 tahun dari Georgia, Kyrgystan
dengan nama Alfa. Mereka sebagian besar adalah para penembak jitu.
3.
Pasukan Kaibiles
Pasukan ini adalah pasukan tak kenal
takut yang dibuat saat revolusi Kongo. Mereka telah terbukti mampu mengatasi
beratnya hutan dan para pemberontak.
Motto mereka adalah "Jika
aku maju maka ikuti aku, Jika aku berhenti desak aku untuk maju, jika aku
mundur maka bunuhlah aku!".
Semua orang bisa mengikuti
rekrutmen satuan elit ini, meskipun ada beberapa ketentuan dan tes fisik dan
mental yang harus ditemui. Pelatihan satuan ini mencapai 2 tahun atau paling
cepat 60 hari. Hanya 64 orang yang lolos satu angkatan dengan umur tidak boleh lebih
dari 28 tahun.
Keberhasilan terbesar yang mereka
capai adalah menangkap Jenderal pertahanan militer Uganda saat kekerasan di
Kongo terjadi. Namun akibat peristiwa itu 8 anggota Kaibiles terbunuh dan 5
lainnya luka.
4.
Sayeret Matkal
Adalah pasukan pertahanan elit
Israel yang meski jumlahnya sedikit namun berkualitas. Mereka beroperasi dengan
mengandalkan bela diri dan intelegensi mereka untuk berperang. Sampai saat ini
mereka terus disibukkan dengan misi untuk memberantas terorisme dan menyelamatkan
sandera-sandera.
Sebelum tahun 1970, perekrutan
satuan ini berlangsung rahasia dan hanya direkrut oleh para pimpinan Sayaret
Makal. Namun beberapa tahun kemudian perekrutan dibuka dengan lebih transparan.
Setahun dua kali pembukaan untuk menjadi pasukan elit ini dibuka, semua
pelatihan dimonitor oleh dokter dan psikolog karena pelatihannya yang amat
berat.
Kehebatan mereka terlihat saat
terjadi pembajakan di pesawat Air France di Uganda beberapa pada 1976. Saat itu
6 pembajak dan 3 sandera tewas dalam operasi tersebut. Namun tetap berhasil
membebaskan 100 sandera.
5.
Kopassus
Dibentuk tahun 1952, Kopassus
menjadi pasukan andalan milik Indonesia. Meski pada awalnya militerisme mereka
dianggap negatif karena berkaitan dengan pemerintahan Soeharto saat itu.
Terlepas dari itu, baret merah
ini punya segudang prestasi. Pertama, menembak tepat sasaran menjadi salah satu
keahlian yang dimiliki Kopassus. Kedua Kopassus meraih peringkat dua dalam
melakukan operasi militer strategis, seperti; intelijen, pergerakan,
penyusupan, penindakan. Bahkan kopassus pernah melatih pasukan militer Kamboja
dan Afrika Utara.
Operasi militer yang paling
terkenal yang dilakukan Kopassus adalah pembebasan 50 orang sandera di pesawat
Garuda pada tahun 1981.
Saat itu pesawat Garuda dibajak
oleh kaum ekstremis. Tiga ekstremis pembajak Garuda berhasil dibunuh dan
sandera pun dibebaskan.
6.
Special Service Group (SSG)
Pasukan elit Pakistan ini dilatih
untuk bisa menghadapi sabotase, penyanderaan dan pertarungan satu lawan satu
dengan berbekal senjata dan intelegensi mereka.
Pasukan elit ini sering berlatih
bersama dengan pasukan khusus Amerika dan China serta pelatihan udara dengan
Inggris. Sebelumnya hanya ada 3 batalyon dalam pasukan elit ini. Kini jumlahnya
terus bertambah hingga mencapai 10 batalyon.
Hal yang paling mencolok adalah
ketika mereka menyelamatkan anak-anak dan guru di dalam bus yang dibajak. Saat
masih berlangsung negosiasi, pasukan ini datang menyergap dengan gas air mata
kemudian langsung membunuh tiga pembajak.
7.
Delta Force
Pasukan elite ini digunakan
Amerika sebagai pasukan perang. Selain itu pasukan ini dikenal sebagai pasukan
perang pertama di dunia yang terlebih dulu dikenal sebagai Detachment-Delta.
Anggota Delta Force mencapai 800 hingga 1.000 orang. Sebelumnya, pasukan elite
ini selalu gagal dalam pertempuran udara. Oleh karena itu, pecahan dari satuan
ini, Airborne dibentuk untuk menanggulangi kesalahan dan kegagalan satuan ini.
Dalam perang Irak tahun 2003,
pasukan inilah yang paling berperan menginvasi Irak. Mereka memasuki Baghdad
dengan kapal tempur mereka dan menyabotase jaringan komunikasi di Irak.@
1 komentar:
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
Posting Komentar