Rabu, 04 Juni 2014

Mantan Kepala BIN: Prabowo Itu Gila!

Jurnalis Independen: Prabowo itu gila! Demikian dikatakan oleh Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendropriyono. Kejiwaan Calon Presiden yang berpasangan dengan Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN), Prabowo Subianto Presiden Pantai Gerindra dikenalnya sebagai orang "gendeng".

“Saya tidak negatif campaign atau black campaign, tetapi sedikit membuka track record dari pasangan Prahara (Prabowo- Hatta Rajasa). Dulu di tentara kalau mau naik pangkat, harus mengikuti pra kesehatan jiwa (Prakeswa). Maaf saja Prabowo ini, saya hanya menceritakan bahwa dia mendapatkan nilai G4 (grade 4) paling bawah, kalau ada stres sedikit gila dia,” kata Hendro dalam acara diskusi bertajuk ‘Siapa Capres/Cawapres yang paling Potensial Melakukan Kampanye Hitam?’, di Posko Kawan Jokowi, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut mantan Panglima Kodam (Pangdam) Jaya ini, dirinya paham betul psikologis mantan komandan jenderal Kopassus itu saat masih menjadi TNI aktif.

G4, lanjutnya, sudah dekat dengan penderita schizophrenia. Namun demikian kata Hendro, iklan dan kemasan media sudah begitu hebat sehingga bisa menghilangkan kesan tersebut. Masyarkat kini termakan dengan kemasan yang dibuat. Mantan menantu Almarhum Soeharto itu menjadi banyak dikagumi, khususnya para pemuda.

“Saya ngerti betul yang tidak ngerti dia yang bilang hebat. Kekuatan media dalam mengemas iklan Prabowo hebat sehingga termakan dengan mudah,” tandasnya.

Hendro menjelaskan, seorang anggota TNI aktif dengan kondisi kejiwaan seperti itu sangat temperamental dan mudah terpancing amarahnya. “Ini bukan hanya emosional, tetapi sudah psikopat dekat-dekat gila,” tuturnya.

Keras dan beringas

Sementara Sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola menilai, karakter dan sifat emosional Prabowo sangat berbahaya apalagi jika dia sampai memimpin masyarakat Indonesia.

Diakui Thamrin, Prabowo memang memiliki sikap tegas tapi sayangnya tidak beradab dan cenderung beringas.

Berdasarkan rekam jejak, lanjut Thamrin, sejak muda Prabowo telah menunjukkan tanda-tanda memiliki ketidakstabilan emosi, ketidakmatangan berpikir dan ketenangan dalam bertindak.

“Ini sangat berbahaya kalau memegang kekuasaan. Karakter Prabowo itu sangat berbahaya kalau memegang kekuasaan,” kata Thamrin kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Padahal, lanjutnya, seorang presiden harus memiliki kestabilan emosi, kematangan berpikir dan ketenangan sebelum bertindak.

Thamrin menyebut, Prabowo pernah meninggalkan tugas saat mengikuti pendidikan militer di Magelang, Jawa Tengah. “Prabowo kemudian pulang ke Jakarta. Tidak lama kemudian, ia diantar kembali ke sekolah militer oleh bapaknya. Di militer ini dikenal istilah desersi (lari dari dinas ketentaraan-red),” ujar Thamrin.

Dari kejadian itu, kata Thamrin, menunjukkan bahwa Prabowo tidak memiliki kematangan berpikir dan kestabilan emosi. “Terlalu kekanak-kanakkan,” ujar Thamrin. Tidak hanya itu, tambah Thamrin, Prabowo juga memiliki catatan buruk saat berdinas di ketentaraan.

Thamrin mengaku mendapat cerita dari Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan yang pernah menjadi komandan Prabowo di TNI Angkatan Darat. “Seperti yang diceritakan Pak Luhut, Prabowo beberapa kali berupaya melakukan perebutan kekuasaan bersenjata,” ujar Thamrin mengutip cerita Luhut.

Selain itu, Thamrin menilai, sikap tegas yang kerap dicitrakan oleh Prabowo selama ini juga mengarah pada kekerasan. Menurutnya, ketegasan Prabowo yang disampaikan Luhut selalu dilakukan dengan cara beringas.

“Ketegasan Prabowo berdasarkan ledakan emosi. Marah-marah, suka melempar sesuatu,” ujar Thamrin.

Oleh karena itu, menurut Thamrin, rakyat harus menilai pemimpin berdasarkan kriteria-kriteria yang terukur sebelum memilih pada 9 Juli mendatang. Selain kriteria memiliki pengalaman di pemerintahan, imbuhnya, kriteria lainnya seperti karakter dan sifat harus juga menjadi pertimbangan.

Dilaporkan polisi
Sementara itu tak lama setelah keluar pernyataan tersebut, AM Hendropriyono yang kini terlibat dalam Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Rabu (3/6).

Pelapornya adalah Forum Flobamora Institute yang menuding Hendro telah mencemarkan nama baik terhadap Prabowo Subianto yang kini menjadi calon presiden usungan Partai Gerindra, PPP, PKS, PAN, Golkar dan PBB.

“Hari ini Flobamora Institute akan melaporkan salah seorang sebagai pelaku tindak pidana di Mabes Polri dengan pasal 310 dan 311 KUHP. Yang dilaporkan saudara AM Hendropriyono karena pemberitaan di sejumlah media,” kata penasehat forum Flobamora Institute, Alfons Loemau yang didampingi Ketua Flobamora Institute, Alex Edu kepada wartawan di Bareskrim Polri, Rabu (4/6).

Mantan polisi yang pernah dituduh makar itu mengatakan, ucapan Hendropriyono yang menyebut Prabowo mendapat nilai terendah (grad 4) dalam tes psikologi saat masih aktif di ketentaraan jelas sangat menyesatkan dan membahayakan. “Karena beberapa hari yang lalu tim dokter dari KPU menyatakan pasangan Prabowo-Hatta sebagai capres. Artinya Prabowo sehat dan lulus dari verifikasi,” ujar Alfons yang kini menjadi pendukung Prabowo.

Dia menambahkan, jika ada seseorang yang bergelar profesor mengatakan seseorang psikopat dan nyaris gila, maka itu sangat berbahaya bagi bangsa ini.

“Dan ini sekaligus melecehkan lembaga TNI dan Polri yang menyeleksi perwiranya. Setiap naik pangkat mereka kan dites psikotest. Pernyataan yang menyesatkan ini membahayakan bagi keutuhan bangsa ini,” katanya.

Selain itu Flobamora juga mempersoalkan pernyataan yang menyebut Prabowo dipecat dari TNI. Sebab, sebelumnya Hendro memang mengaku tak ingin Indonesia dipimpin pecatan TNI.

“Seorang Hendropriyono tidak memiliki kapasitas untuk memecat Prabowo. Kalau dia menyatakan memecat, memangnya dia siapa?” katanya.

Tidak ada komentar: