Jurnalis Independen: Ketua Bidang Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Muhsin Ahmad Alattas
mengatakan, aliran musik yang dibawakan musisi Amerika Serikat Lady Gaga
merupakan musik yang menyembah setan. Penolakan FPI soal rencana konser
Lady Gaga di Indonesia, kata Muhsin, karena aliran musik itu merupakan
aliran sesat.
“Kami jelas menolak karena aliran musiknya menyembah setan,” kata Muhsin saat dihubungi Tempo, Selasa, 15 Mei 2012.
Penilaian FPI itu, disebut Muhsin, juga berdasarkan simbol-simbol tertentu yang selama ini dipakai Lady Gaga saat bernyanyi. Simbol tersebut merupakan simbol-simbol yang dikenal sebagai sebagai simbol pemujaan terhadap setan. Apalagi, kata Muhsin, mereka pernah membuat pernyataan sebagai penyembah setan.
Menurut Muhsin, Lady Gaga dikenal dengan penyanyi yang aksi panggungnya tidak sesuai dengan adat dan budaya masyarakat Indonesia. Penampilan Lady Gaga yang kerap tampil dengan busana minim dinilai Muhsin tidak sesuai dengan norma dan kepatutan masayarakat Indonesia. “Kalau mau seperti itu, ya, silakan saja di Amerika sana, jangan di Indonesia,” ujar Muhsin.
Muhsin pun mengaku prihatin dengan antusiasme masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan konser Lady Gaga. Muhsin juga menyayangkan para penggemar Lady Gaga itu justru berasal dari kalangan anak muda. “Kalau tidak ditolak berbahaya bagi penerus bangsa nantinya,” ucap Muhsin.
Muhsin mengklaim penolakan FPI merupakan cara menyelamatkan generasi muda. Jika konser tetap berjalan, Muhsin khawatir masyarakat Indonesia terpengaruh aliran pemujaan setan. “Bisa saja nanti mereka (para penonton) mulai ikut-ikutan melakukan ritual kecil dan akhirnya justru ikut tersesat. Jadi ini demi generasi bangsa juga,” kata Muhsin.
Muhsin menolak jika disebutkan FPI memberikan tekanan kepada pihak tertentu agar konser Lady Gaga batal digelar.
Penolakan itu juga muncul dari Polda Metro Jaya selaku penjaga ketertiban masyarakat. "Saya kira demikian (tidak memberikan tekanan) karena Kapolda (Metro Jaya) dan Menteri Pariwisata (dan Ekonomi Kreatif) juga sudah menolak,” ujar Muhsin.
Konser Lady Gaga rencananya digelar di Indonesia pada 3 Juni 2012. Konser yang sedianya digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu kemungkinan batal setelah polisi tidak memberikan izin menyelenggarakan konser. Kerasnya penolakan terhadap konser Lady Gaga, termasuk oleh FPI, disebut-sebut sebagai alasan polisi tidak memberikan izin tersebut.
PKS Juga Konser Lady Gaga
“Kami jelas menolak karena aliran musiknya menyembah setan,” kata Muhsin saat dihubungi Tempo, Selasa, 15 Mei 2012.
Penilaian FPI itu, disebut Muhsin, juga berdasarkan simbol-simbol tertentu yang selama ini dipakai Lady Gaga saat bernyanyi. Simbol tersebut merupakan simbol-simbol yang dikenal sebagai sebagai simbol pemujaan terhadap setan. Apalagi, kata Muhsin, mereka pernah membuat pernyataan sebagai penyembah setan.
Menurut Muhsin, Lady Gaga dikenal dengan penyanyi yang aksi panggungnya tidak sesuai dengan adat dan budaya masyarakat Indonesia. Penampilan Lady Gaga yang kerap tampil dengan busana minim dinilai Muhsin tidak sesuai dengan norma dan kepatutan masayarakat Indonesia. “Kalau mau seperti itu, ya, silakan saja di Amerika sana, jangan di Indonesia,” ujar Muhsin.
Muhsin pun mengaku prihatin dengan antusiasme masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan konser Lady Gaga. Muhsin juga menyayangkan para penggemar Lady Gaga itu justru berasal dari kalangan anak muda. “Kalau tidak ditolak berbahaya bagi penerus bangsa nantinya,” ucap Muhsin.
Muhsin mengklaim penolakan FPI merupakan cara menyelamatkan generasi muda. Jika konser tetap berjalan, Muhsin khawatir masyarakat Indonesia terpengaruh aliran pemujaan setan. “Bisa saja nanti mereka (para penonton) mulai ikut-ikutan melakukan ritual kecil dan akhirnya justru ikut tersesat. Jadi ini demi generasi bangsa juga,” kata Muhsin.
Muhsin menolak jika disebutkan FPI memberikan tekanan kepada pihak tertentu agar konser Lady Gaga batal digelar.
Penolakan itu juga muncul dari Polda Metro Jaya selaku penjaga ketertiban masyarakat. "Saya kira demikian (tidak memberikan tekanan) karena Kapolda (Metro Jaya) dan Menteri Pariwisata (dan Ekonomi Kreatif) juga sudah menolak,” ujar Muhsin.
Konser Lady Gaga rencananya digelar di Indonesia pada 3 Juni 2012. Konser yang sedianya digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu kemungkinan batal setelah polisi tidak memberikan izin menyelenggarakan konser. Kerasnya penolakan terhadap konser Lady Gaga, termasuk oleh FPI, disebut-sebut sebagai alasan polisi tidak memberikan izin tersebut.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengapresiasi sikap Polda Metro Jaya
yang tidak memberikan izin penyelenggaraan konser Lady Gaga di Jakarta.
Politisi PKS, Indra mengatakan, sikap Polda untuk menolak konser itu diselenggarakan sudah sangat tepat. Menurutnya, tindakan Polda sudah dipikirkan dengan baik dan matang.
"Tentunya sikap Polda Metro Jaya yang menolak konser Lady Gaga atau rekomendasi tersebut sudah didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan yang matang," ujar Indra kepada INILAH.COM, Selasa (15/5).
Anggota Komisi III (membidangi masalah hukum) DPR ini mengatakan konser Lady Gaga tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Jika dibiarkan berlanjut, bahaya gesekan horizontal, antar sesama warga negara, bisa terjadi.
Untuk itu, sikap Polda Metro Jaya yang melarang keramaian untuk konser Lady Gaga di Jakarta, harus ditindak lanjuti juga oleh Mabes Polri. Menurut Indra, Mabes Polri bisa memberikan ultimatum kepada jajaran di bawahnya untuk tidak memberikan izin penyelenggaraan konser Lady Gaga dimanapun di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut sudah seharusnya Mabes Polri tidak mengizinkan atau mencabut izin konser Lady Gaga di Indonesia," katanya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya sudah menetapkan tidak memberikan izin keramaian untuk konser Lady Gaga di Jakarta. Sementara itu, pihak pelaksana konser sudah mengagendakan konser akan digelar pada Minggu, 3 Juni 2012, di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Politisi PKS, Indra mengatakan, sikap Polda untuk menolak konser itu diselenggarakan sudah sangat tepat. Menurutnya, tindakan Polda sudah dipikirkan dengan baik dan matang.
"Tentunya sikap Polda Metro Jaya yang menolak konser Lady Gaga atau rekomendasi tersebut sudah didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan yang matang," ujar Indra kepada INILAH.COM, Selasa (15/5).
Anggota Komisi III (membidangi masalah hukum) DPR ini mengatakan konser Lady Gaga tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Jika dibiarkan berlanjut, bahaya gesekan horizontal, antar sesama warga negara, bisa terjadi.
Untuk itu, sikap Polda Metro Jaya yang melarang keramaian untuk konser Lady Gaga di Jakarta, harus ditindak lanjuti juga oleh Mabes Polri. Menurut Indra, Mabes Polri bisa memberikan ultimatum kepada jajaran di bawahnya untuk tidak memberikan izin penyelenggaraan konser Lady Gaga dimanapun di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut sudah seharusnya Mabes Polri tidak mengizinkan atau mencabut izin konser Lady Gaga di Indonesia," katanya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya sudah menetapkan tidak memberikan izin keramaian untuk konser Lady Gaga di Jakarta. Sementara itu, pihak pelaksana konser sudah mengagendakan konser akan digelar pada Minggu, 3 Juni 2012, di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Wakil gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menyatakan tak setuju Lady Gaga konser di Jakarta. Apa alasannya?
"Lady Gaga cukup klip video saja. Karena masih banyak artis lain, masih ada penyanyi lain yang masih lebih bagus dilihat ketimbang Lady Gaga," kata Dede Yusuf di Jakarta, Senin kemarin (14/5)
Baginya Indonesia yang memiliki adat ketimuran tidak sesuai dengan penampilan wanita yang disebut Mother Monster itu. Menurutnya, penyanyi asal Amerika Serikat itu terlalu vulgar.
"Kulturnya berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit mengontrol dan menjaga budaya Indonesia," kata politikus dari Partai Amanat Nasional itu.
Gaga dijadwalkan menggelar konsernya pada 1 Juni 2012 mendatang di stadion utama Gelora Bung Karno. Dede berharap promotornya mengganti Gaga dengan penyanyi lain, yang penampilannya tidak bertentangan dengan budaya Indonesia.
"Lady Gaga sendiri kontroversial di Amerika. Kenapa enggak artis-artis lain yang lebih santun," kata Dede Yusuf.(fq/tmp)
"Lady Gaga cukup klip video saja. Karena masih banyak artis lain, masih ada penyanyi lain yang masih lebih bagus dilihat ketimbang Lady Gaga," kata Dede Yusuf di Jakarta, Senin kemarin (14/5)
Baginya Indonesia yang memiliki adat ketimuran tidak sesuai dengan penampilan wanita yang disebut Mother Monster itu. Menurutnya, penyanyi asal Amerika Serikat itu terlalu vulgar.
"Kulturnya berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit mengontrol dan menjaga budaya Indonesia," kata politikus dari Partai Amanat Nasional itu.
Gaga dijadwalkan menggelar konsernya pada 1 Juni 2012 mendatang di stadion utama Gelora Bung Karno. Dede berharap promotornya mengganti Gaga dengan penyanyi lain, yang penampilannya tidak bertentangan dengan budaya Indonesia.
"Lady Gaga sendiri kontroversial di Amerika. Kenapa enggak artis-artis lain yang lebih santun," kata Dede Yusuf.(fq/tmp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar