Senin, 21 Desember 2020

PENYEBAR VARIAN BARU, RAMAI RAMAI NEGARA EROPA BLOKIR INGGRIS


JURNALIS INDEPENDEN-Jakarta:
Dilansir dari CNBC Indonesia, VUI-202012/01, yang menyebar di luar kendali di kerajaan Sabtu (19/12/2020).

Mulai Minggu (20/12/2020) Negeri Eropa mulai dari Swedia, Italia, Belgia hingga Turki melarang penerbangan internasional dari Inggris. Prancis dan Belanda melarang orang dan barang termasuk dari jalur laut.

Sumber pemerintah Jerman bahkan mengatakan pembatasan perjalanan udara dari Inggris, akan segera dapat diadopsi seluruh negara Uni Eropa (UE). Pemimpin EU, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Charles Michel mengadakan panggilan penting untuk membahas ini.

Hal sama juga dilakukan Arab Saudi. Kemarin negeri itu menghentikan penerbangan internasional dan menangguhkan masuk melalui pelabuhan darat dan lautnya setidaknya selama seminggu. Hanya penerbangan yang sudah berada di Saudi yang diizinkan masuk.

"Kerajaan sementara menangguhkan semua penerbangan internasional kecuali dalam kasus luar biasa, untuk jangka waktu satu minggu, yang dapat diperpanjang satu minggu lagi," kata pejabat resmi Saudi Press Agency.

"Masuk ke kerajaan melalui pelabuhan darat dan laut juga akan ditangguhkan selama seminggu, yang dapat diperpanjang seminggu lagi."

Kuwait juga melakukan hal serupa. Negara tetangga Saudi mengumumkan larangan kemarin untuk penerbangan penumpang dari Inggris, karena varian corona jenis baru ini.

Terbaru, Kanada juga melakukan hal yang sama. Sementara AS, masih memperhatikan pengembangan virus dan belum memberi keputusan.

Sebelumnya, varian baru virus corona ditemukan di Inggris. Varian itu menyebabkan virus menyebar lebih cepat dari sebelumnya hingga 70%.Ledakan kasus varian ini terjadi di selatan Inggris. Hal ini membuat kerajaan itu memberlakukan pembatasan baru di beberapa negara bagian guna mengendalikan penyebaran.

"Kami terus mempelajarinya ... Tapi kami cukup tahu, bahwa kami harus bertindak sekarang," kata Perdana Menteri Boris Johnson dalam konferensi pers akhir pekan ditulis CNBC Internasional.

"Ketika virus mengubah metode serangannya, kami harus mengubah metode pertahanan kami."

Berdasarkan rata-rata mingguan, Inggris melaporkan sekitar 24.061 kasus Covid-19 baru per hari. Ini merupakan peningkatan lebih dari 40% dibandingkan minggu sebelumnya, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Akibatnya Inggris menerapkan pembatasan sosial 'makin ketat' sejak akhir pekan. Menurut Worldometers, saat ini Inggris memiliki 2.040.147 kasus total dengan 67.401 kematian.

Penyakit Lebih Parah?

Ada banyak mutasi pada virus corona sejak muncul pada 2019. Saat ini terdapat sekitar 4.000 mutasi pada gen protein spike.

Salah satunya adalah D614G, yang sebelumnya terdeteksi di Eropa Barat dan Amerika Utara. Termsuk varian 20A.EU1, yang menyebar di pekerja pertanian Spanyol Juni hingga Juli 2020.

Varian unik juga sempat ditemukan di tubuh jutaan hewan cerpelai di Denmark, yang menyebabkan hewan mamalia ini dimusnahkan massa. Ada 12 kasus varian unik, sebagaimana dilaporkan 5 November.

"(Namun) Tidak ada bukti bahwa varian yang baru dilaporkan menghasilkan penyakit yang lebih parah," kata Kepala Departemen Penyakit Menular Imperial College London Profesor Wendy Barclay.

Efektivitas Vaksin?

Kemunculan varian baru ini mengkhawatirkan. Hal tersebut membuat perlindungan vaksin darurat yang ada sekarang, diragukan.

Lembaga kesehatan masyarakat Inggris mengatakan varian baru virus ini mencakup mutasi pada protein spike (proteins/ protein lonjakan). Disebut protein spike karena bentuknya meruncing pada permukaan virus sehingga seperti mahkota.

Perubahan bagian pada spike protein menyebabkan virus corona lebih mudah menular. Ini menyebar singkat di antara manusia.

Kepala Petugas Medis Inggris, Professor Chris Whitty mengatakan belum ada fakta bahwa vaksin tidak akan bekerja melawan strain baru. Namun tes tengah dilakukan.

Wakil Direktur Jenderal Laboratorium Biologi Molekuler Eropa dan Direktur Bersama Institut Bioinformatika Eropa di Cambridge, Ewan Birney mengatakan sebenarnya vaksin sudah diuji berdasarkan banyak varian virus yang beredar. Namun ia tidak memungkiri harus ada pengujian menyeluruh karena mutasi baru ini.

"Ada banyak alasan untuk berpikir bahwa vaksin akan tetap bekerja melawan strain baru ini, meskipun jelas itu perlu diuji secara menyeluruh," katanya dikutip dari The Guardian.

Tidak ada komentar: