Jurnalis Independen: Hampir bersamaan
waktunya dengan pembantaian 6 orang terduga teroris di Ciputat, seorang ibu
bernama Hasnah Umareng yang hanya seorang pedagang kedapatan membawa 50 kotak
berisi detonator dan sabu tertangkap di Pelabuhan Parepare. Ada apa ini?
Hasnah Umareng, mengakui tak
mengetahui barang yang dititipkan kepadanya tersebut ternyata adalah lima ribu
detonator bom aktif.
Hasnah yang mengaku sebagai
pedagang tersebut, tertangkap polisi tengah membawa ribuan detonator bom, bahan
peledak, dan sabu di Pelabuhan Parepare, Jumat (3/1/2014) siang.
Kepada petugas, Hasnah mengaku
mendapatkan detonator tersebut dari rekannya bernama Ali.
Selanjutnya, ia dipesankan untuk
menyerahkan barang tersebut kepada pria yang disebut-sebut bernama La Gondrong,
warga Benteng, Patiro Bajo, Bone.
"Saya tidak tahu barang apa
itu. Saya hanya menerima titipan dari Ali untuk diserahkan pada La
Gondrong," katanya.
Hasnah mengakui, dengan membawa
titipan tersebut dia mendapatkan imbalan uang sebesar 200 ringgit Malaysia.
Detonator tersebut, kata Hasnah
lagi, menurut rekannya yang memberi titipan, akan dibawa ke Kabupaten Enrekang.
"Teman saya itu cuma bilang
mau dibawa ke Enrekang. Saya juga tidak tahu untuk apa," katanya.
Sebelumnya, pihak berwajib
menahan seorang ibu bernama Hasnah Umareng kedapatan membawa 5 ribu detonator
bom yang disita di Pelabuhan Nusantara Parepare, ternyata rencananya dibawa ke
Enrekang.
Enrekang, merupakan satu
kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang disebut-sebut terdapat
"perkampungan teroris" atau tempat persembunyian para teroris.
Hal tersebut, diungkapkan Kepala
Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Parepare Ajun Komisaris
Wahyudi Rahman.
"Pengakuan tersangka seperti
itu, yakni ribuan detonator dan bahan peledak itu akan dibawa ke Kabupaten
Enrekang," kata Wahyudi, Jumat (3/1/2014) siang.
Namun, Wahyudi enggan
menceritakan secara detail identitas pemesan ribuan bahan peledak tersebut.
"Soal siapa yang memesan
detonator dan peruntukannya untuk apa, itu yang masih kami kembangkan,"
tegasnya.
Untuk diketahui, puluhan anggota
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pernah menelisik adanya "perkampungan
teroris" di Kabuapaten Enrekang.
Menurut informasi, beberapa bulan
lalu, pasukan khusus pemburu teroris tersebut menduga Desa Batu Api, Kecamatan
Anggeraja, Kabupaten Enrekang, menjadi tempat persembunyian sejumlah teroris.
Hanya, saja Kasat Reskrim Polres
Parepare Wahyudi Rahman, enggan berkomentar terkait hal tersebut.
"Wah, kalau soal itu saya
tidak bisa memberi komentar. Namun, yang jelas saat ini kami masih melakukan
penyelidikan," ujar Wahyudi.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar