Jumat, 03 Januari 2014

Tahun 2014 Isu Teroris Menggeliat Kembali

Jurnalis Independen: Hampir bersamaan waktunya dengan pembantaian 6 orang terduga teroris di Ciputat, seorang ibu bernama Hasnah Umareng yang hanya seorang pedagang kedapatan membawa 50 kotak berisi detonator dan sabu tertangkap di Pelabuhan Parepare. Ada apa ini?

Hasnah Umareng, mengakui tak mengetahui barang yang dititipkan kepadanya tersebut ternyata adalah lima ribu detonator bom aktif.

Hasnah yang mengaku sebagai pedagang tersebut, tertangkap polisi tengah membawa ribuan detonator bom, bahan peledak, dan sabu di Pelabuhan Parepare, Jumat (3/1/2014) siang.

Kepada petugas, Hasnah mengaku mendapatkan detonator tersebut dari rekannya bernama Ali.
Selanjutnya, ia dipesankan untuk menyerahkan barang tersebut kepada pria yang disebut-sebut bernama La Gondrong, warga Benteng, Patiro Bajo, Bone.

"Saya tidak tahu barang apa itu. Saya hanya menerima titipan dari Ali untuk diserahkan pada La Gondrong," katanya.

Hasnah mengakui, dengan membawa titipan tersebut dia mendapatkan imbalan uang sebesar 200 ringgit Malaysia.

Detonator tersebut, kata Hasnah lagi, menurut rekannya yang memberi titipan, akan dibawa ke Kabupaten Enrekang.

"Teman saya itu cuma bilang mau dibawa ke Enrekang. Saya juga tidak tahu untuk apa," katanya.

Sebelumnya, pihak berwajib menahan seorang ibu bernama Hasnah Umareng kedapatan membawa 5 ribu detonator bom yang disita di Pelabuhan Nusantara Parepare, ternyata rencananya dibawa ke Enrekang.

Enrekang, merupakan satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang disebut-sebut terdapat "perkampungan teroris" atau tempat persembunyian para teroris.

Hal tersebut, diungkapkan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Parepare Ajun Komisaris Wahyudi Rahman.

"Pengakuan tersangka seperti itu, yakni ribuan detonator dan bahan peledak itu akan dibawa ke Kabupaten Enrekang," kata Wahyudi, Jumat (3/1/2014) siang.

Namun, Wahyudi enggan menceritakan secara detail identitas pemesan ribuan bahan peledak tersebut.
"Soal siapa yang memesan detonator dan peruntukannya untuk apa, itu yang masih kami kembangkan," tegasnya.

Untuk diketahui, puluhan anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pernah menelisik adanya "perkampungan teroris" di Kabuapaten Enrekang.
Menurut informasi, beberapa bulan lalu, pasukan khusus pemburu teroris tersebut menduga Desa Batu Api, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, menjadi tempat persembunyian sejumlah teroris.

Hanya, saja Kasat Reskrim Polres Parepare Wahyudi Rahman, enggan berkomentar terkait hal tersebut.
"Wah, kalau soal itu saya tidak bisa memberi komentar. Namun, yang jelas saat ini kami masih melakukan penyelidikan," ujar Wahyudi.(*)


Tidak ada komentar: