Jurnalis Independen: Kristen mulai berani bertingkah di negara Malaysia dengan menentang ummat islam bangsa dan negara. Rupanya hal itu sudah menjadi kebiasaan ummat kristen dimanapun juga berada, sebab mendapat perintah dari para pendeta maupun pastornya yang kebanyakan berasal dari negara barat.
Kisruh sebutan Tuhan kaum Kristen
dengan menyebut Allah seperti penyebutan Tuhan ummat Islam semakin memanas dan
memancing amarah, bukan saja rakyat tapi juga pemerintah Malaysia.
Di Malaysia sebelumnya, telah ada
kesepakatan antar warga muslim dan non muslim dengan putusan pengadilan soal
penyebutan nama Tuhan. Namun pihak gereja yang memang dikenal senang menciderai
perjanjian yang telah disepakati dengan pihak manapun termasuk pemerintah.
Kekisruhan perihal penyebutan
nama Tuhan dengan kata “Allah” di Selangor, Malaysia terus memanas. Setidaknya,
300 Alkitab disita karena di dalamnya tetap menggunakan kata “Allah” untuk
menyebut Tuhan.
Di Selangor, sebelumnya sultan
setempat yang sekaligus menjadi pemimpin agama telah mengeluarkan dekrit.
Isinya, warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah” untuk menyebut
Tuhan. Dekrit itu juga diperkuat dengan putusan pengadilan yang isinya tidak
jauh beda.
Tidak hanya penyitaan ratusan
Alkitab. Kelompok Melayu juga mengancam menggelar demonstrasi di tempat-tempat
ibadah umat Kristen yang melanggar dekrit Sultan dan putusan pengadilan itu.
Demonstrasi rencananya dilakukan Minggu nanti.
Koalisi Kelompok Melayu yang
menamakan diri Sekretariat Solidaritas Muslim Klang menentang pihak-pihak yang
melanggar dekrit Sultan Selangor dan putusan pengadilan.
”Kami tidak akan berkonspirasi
dan memberikan izin kepada gereja-gereja apapun untuk menggunakan kata 'Allah’,
dan ini termasuk warga non - Muslim juga,” kata presiden sekretariat itu, Mohd
Khairi Hussin, kepada wartawan, sebagaimana dilansir media Malaysia,
Themalaymailonline.
Memanasnya kekisruhan penyebutan
nama Tuhan itu, bermula dari komentar Pendeta Lawrence Andrew di media Herald,
bahwa gereja-gereja di Selangor akan terus menggunakan kata “Allah” untuk
menyebut Tuhan. Komentar itu memicu reaksi keras dari para politisi pro- United
Malay National Organization (UMNO). Mereka minta Andrew ditindak atas
pelanggaran putusan pengadilan dan dekrit Sultan.
Kendati demikian, sejumlah pihak
berupaya meredam kekisruhan itu. Kelompok Partai Pakatan Rakyat (PKR) siap
menjadi mediator damai kedua kubu yang berselisih.
”PKR yakin bahwa pendekatan
bijaksana untuk menangani isu-isu agama adalah cara terbaik untuk mencegah
ketegangan berkelanjutan antara Muslim dan Kristen di negeri ini,” kata kepala
informasi PKR Muhammad Nur Manuty, dalam sebuah pernyataan pada Jumat
(3/1/2014).
Sebelumnya, dengan sengaja pastor
Malaysia, Lawrence Andrew, yang menyebut, gereja-gereja Katolik di Selangor,
Malaysia, akan terus menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan mereka yang
sebelumnya telah dibuat kesepakatan dan melalui dekrit Sultan Selangor dan
putusan pengadilan, bahwa warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah”.
Namun nyatanya, gereja di bawah
pastor Lawrence Andrew mengingkari dan menolak kesepakatan itu.
Pihak United Malay National
Organization (UMNO), mengatakan, jika Andrew bersikeras menggunakan kata
“Allah” dia harus pindah keyakinan. Komentar itu, disampaikan sekretaris UMNO,
Datuk Mustapha Yaakub.
”Kami siap untuk mengadakan
upacara untuk masuk Islam setiap saat,” ujar Yaakub. ”Kami akan menjamin, bahwa
dia akan menjadi seorang imam dan seorang penceramah yang sukses dan
dihormati,” lanjut dia, dilansir media yang dikelola UMNO.
Pastor itu dituntut meminta maaf
atas komentarnya. Dia juga diberitakan sudah dilaporkan ke polisi oleh 22
divisi UMNO.
Sementara itu, Abdul Shukor
Hussin, Ketua Dewan Fatwa Nasional, khawatir, kelambanan menindak Andrew pastor
Katolik itu, bisa menyulut hal-hal yang tidak diinginkan. Menurutnya, situasi
akan memburuk jika pihak gereja-gereja Katolik juga melawan hukum negara.
”Tindakan mereka jelas melanggar
fatwa dan dekrit Sultan Selangor sebagai penguasa negara dan pemimpin agama.
Sebagai orang beragama, (gereja) harus memahami realitas, bahwa tindakan mereka
pasti akan menyebabkan umat Islam tidak senang,” ucapnya seperti dikutip Berita
Harian.
Pastor Katolik Lawrence Andrew,
juga dituduh sebagai pengkhianat karena melawan dekrit Sultan Selangor. Rupanya
sudah menjadi kebiasaan pihak gereja dan pastor selalu melawan pemerintah dan
meremehkan golongan agama lainnya terutama islam, termasuk di Negara seperti
Malaysia. Tapi di Indonesia aman-aman saja tu….
Mengutip laporan
Themalaymailonline, Kamis (2/1/2014), Kepala UMNO, Datuk Subang Zein Isma Ismail
mengatakan, pernyataan terbaru Lawrence, tak ubahnya sebagai bentuk perlawanan
terhadap dekrit Sultan Selangor yang melarang warga non-Muslim menggunakan kata
“Allah” untuk menyebut Tuhan.
”Ini adalah penderhakaan
(pengkhianatan ) terhadap keputusan Sultan dan Negara, dan kami menuntut dia
untuk meminta maaf,” kata Zein, yang dilansir media lokal, Sinar Harian.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar