Jumat, 03 Januari 2014

Kristen Mulai Berani Bertingkah di Malaysia

Jurnalis Independen: Kristen mulai berani bertingkah di negara Malaysia dengan menentang ummat islam bangsa dan negara. Rupanya hal itu sudah menjadi kebiasaan ummat kristen dimanapun juga berada, sebab mendapat perintah dari para pendeta maupun pastornya yang kebanyakan berasal dari negara barat.
Kisruh sebutan Tuhan kaum Kristen dengan menyebut Allah seperti penyebutan Tuhan ummat Islam semakin memanas dan memancing amarah, bukan saja rakyat tapi juga pemerintah Malaysia.
 
Di Malaysia sebelumnya, telah ada kesepakatan antar warga muslim dan non muslim dengan putusan pengadilan soal penyebutan nama Tuhan. Namun pihak gereja yang memang dikenal senang menciderai perjanjian yang telah disepakati dengan pihak manapun termasuk pemerintah.

Kekisruhan perihal penyebutan nama Tuhan dengan kata “Allah” di Selangor, Malaysia terus memanas. Setidaknya, 300 Alkitab disita karena di dalamnya tetap menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.

Di Selangor, sebelumnya sultan setempat yang sekaligus menjadi pemimpin agama telah mengeluarkan dekrit. Isinya, warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan. Dekrit itu juga diperkuat dengan putusan pengadilan yang isinya tidak jauh beda.

Tidak hanya penyitaan ratusan Alkitab. Kelompok Melayu juga mengancam menggelar demonstrasi di tempat-tempat ibadah umat Kristen yang melanggar dekrit Sultan dan putusan pengadilan itu. Demonstrasi rencananya dilakukan Minggu nanti.

Koalisi Kelompok Melayu yang menamakan diri Sekretariat Solidaritas Muslim Klang menentang pihak-pihak yang melanggar dekrit Sultan Selangor dan putusan pengadilan.

”Kami tidak akan berkonspirasi dan memberikan izin kepada gereja-gereja apapun untuk menggunakan kata 'Allah’, dan ini termasuk warga non - Muslim juga,” kata presiden sekretariat itu, Mohd Khairi Hussin, kepada wartawan, sebagaimana dilansir media Malaysia, Themalaymailonline.

Memanasnya kekisruhan penyebutan nama Tuhan itu, bermula dari komentar Pendeta Lawrence Andrew di media Herald, bahwa gereja-gereja di Selangor akan terus menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan. Komentar itu memicu reaksi keras dari para politisi pro- United Malay National Organization (UMNO). Mereka minta Andrew ditindak atas pelanggaran putusan pengadilan dan dekrit Sultan.

Kendati demikian, sejumlah pihak berupaya meredam kekisruhan itu. Kelompok Partai Pakatan Rakyat (PKR) siap menjadi mediator damai kedua kubu yang berselisih.

”PKR yakin bahwa pendekatan bijaksana untuk menangani isu-isu agama adalah cara terbaik untuk mencegah ketegangan berkelanjutan antara Muslim dan Kristen di negeri ini,” kata kepala informasi PKR Muhammad Nur Manuty, dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/1/2014).

Sebelumnya, dengan sengaja pastor Malaysia, Lawrence Andrew, yang menyebut, gereja-gereja Katolik di Selangor, Malaysia, akan terus menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan mereka yang sebelumnya telah dibuat kesepakatan dan melalui dekrit Sultan Selangor dan putusan pengadilan, bahwa warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah”.

Namun nyatanya, gereja di bawah pastor Lawrence Andrew mengingkari dan menolak kesepakatan itu.

Pihak United Malay National Organization (UMNO), mengatakan, jika Andrew bersikeras menggunakan kata “Allah” dia harus pindah keyakinan. Komentar itu, disampaikan sekretaris UMNO, Datuk Mustapha Yaakub.

”Kami siap untuk mengadakan upacara untuk masuk Islam setiap saat,” ujar Yaakub. ”Kami akan menjamin, bahwa dia akan menjadi seorang imam dan seorang penceramah yang sukses dan dihormati,” lanjut dia, dilansir media yang dikelola UMNO.

Pastor itu dituntut meminta maaf atas komentarnya. Dia juga diberitakan sudah dilaporkan ke polisi oleh 22 divisi UMNO.

Sementara itu, Abdul Shukor Hussin, Ketua Dewan Fatwa Nasional, khawatir, kelambanan menindak Andrew pastor Katolik itu, bisa menyulut hal-hal yang tidak diinginkan. Menurutnya, situasi akan memburuk jika pihak gereja-gereja Katolik juga melawan hukum negara.

”Tindakan mereka jelas melanggar fatwa dan dekrit Sultan Selangor sebagai penguasa negara dan pemimpin agama. Sebagai orang beragama, (gereja) harus memahami realitas, bahwa tindakan mereka pasti akan menyebabkan umat Islam tidak senang,” ucapnya seperti dikutip Berita Harian.

Pastor Katolik Lawrence Andrew, juga dituduh sebagai pengkhianat karena melawan dekrit Sultan Selangor. Rupanya sudah menjadi kebiasaan pihak gereja dan pastor selalu melawan pemerintah dan meremehkan golongan agama lainnya terutama islam, termasuk di Negara seperti Malaysia. Tapi di Indonesia aman-aman saja tu….

Mengutip laporan Themalaymailonline, Kamis (2/1/2014), Kepala UMNO, Datuk Subang Zein Isma Ismail mengatakan, pernyataan terbaru Lawrence, tak ubahnya sebagai bentuk perlawanan terhadap dekrit Sultan Selangor yang melarang warga non-Muslim menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.

”Ini adalah penderhakaan (pengkhianatan ) terhadap keputusan Sultan dan Negara, dan kami menuntut dia untuk meminta maaf,” kata Zein, yang dilansir media lokal, Sinar Harian.(*)


Tidak ada komentar: