Jumat, 17 Januari 2014

Siasat Kancil para Caleg

Jurnalis Independen: Hadir dalam sebuah rapat yang diselenggarakan oleh sebuah sekolah dimana anak tertuaku menjalani pendidikan cukup menggelikan. Selain tidak tepat sasaran, rapat yang seyogyanya membicarakan masalah Bantuan Siswa Miskin (BSM), dimana anakku menjadi salah satu penerima dari 125 orang siswa Sekolah Menegah Pertama Swasta tersebut, sayangnya, kemudian acara itu menjadi ajang pendulangan suara.

Memang, masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh sementara para calon legeslatif, baik dari tingkat kota, kabupaten, propinsi maupun calon legeslatif dari senayan. Hari gini, merupakan hari-hari kreatif bagi para calon anggota legeslatif di semua tingkatan.

Kebodohan, kemiskinan serta rendahnya tingkat pengetahuan politik masyarakat, menjadi lahan subur bagi pengobral “cinta jabatan” yang hendak melenggang menuju parlemen di setiap tingkat pemerintahan.

Tepat pukul 09.21, acara itu dibuka dengan “mendatangkan” para Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN). Di ruang kelas VIII dan IX sebuah sekolah menengah pertama islam itu, masuk para caleg yang diproyeksikan untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Ada 3 caleg yang dating saat sosialisasi BSM, yang dihadiri puluhan wali murid yang putra putrinya, rencananya  mendapatkan bantuan senilai Rp 575.000 di tahun 2014.

Menurut calon anggota legeslatif yang kini masih aktif di parlemen DPR RI sebagai anggota Komisi X yang membidangi Pendidikan dan Kesehatan, Ir Sunartoyo, mengatakan, “ Program BSM adalah program bantuan pada siswa yang tergolong keluarga miskin. Program kali ini, merupakan program yang ke empat kalinya. Tahun 2013 lalu, pemerintah telah menerima ajuan pengucuran BSM sebanyak 12 juta anak didik setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menegah Atas (SMA) di seluruh Indonesia”.

“Pada tahun 2013 lalu, pemerintah telah mengucurkan dana BSM pada 42.000 siswa dari 12 juta anak yang diajukan, dengan nilai Rp 550.000. Sementara untuk tahun anggaran 2014, pemerintah memberikan bantuan BSM pada 45 ribu siswa, jelas Sunartoyo yang kini hendak maju kedua kalinya di parlemen lewat Daerah Pemilihan (Dapil) I, Sidoarjo – Surabaya.

Lebih lanjut Sunartoyo mengatakan, bahwa dirinya getol terlibat dalam penggodokan hingga disetujuinya program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yang menganggarkan dana senilai Rp 28 triliyun. Karenanya, jia masyarakat, khususnya yang berada di dapilnya menghendaki program tersebut langgeng dan terus berjalan serta bisa dinikmati, sudah seyogyanya, warga memberikan hak pilihnya kepada dirinya.

Sementara bagi caleg seperti Nyubroto Agus Santoso yang juga berharap mendulang suara di dapil I(Surabaya –Sidoarjo) untuk bisa mewakili dan menjadi anggota dewan di tingkat Propinsi Jawa Timur mengharapkan para wali murid SMP Tanwir, memberikan hak suara pada dirinya. Tak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh calon anggota legeslatif kota Surabaya, Hamkah MS yang memiliki nomor urut 1, sama seperti Sunartoyo juga memiliki nomor urut satu untuk DPR RI, juga berharap bisa mendulang suara dari sosialisasi BSM yang berakhir pada pukul 11.00 Jum’at 17/01/2014.

Dari pemaparan yang dilakukan ketiga kandidat caleg dari PAN tersebut, tidak banyak mengalami kendala. Bahkan orang tua wali murid terlihat antusias dengan janji yang yang diberikan para kandidat. Bagi kelompok marjinal yang kebetulan menjadi wali murid di sekolah tersebut, yang lemah secara social, ekonomi maupun pendidikan, hal yang dilakukan para kandidat, bukan sesuatu yang aneh dan menyimpang, palagi melanggar aturan pemilu.


Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana bisa menyekolahkan anak-anaknya, tanpa terkendala biaya pendidikan, syukur-syukur juga mendapatkan kesehatan secara gratis dari pemerintah Negara ini yang memiliki harta karun melimpah namun belum bisa memerdekakan dan mensejaterahkan rakyat buni pertiwi ini. Bagi orang-orang seperti wali murid Sekolah Tanwir, tak “peduli” dengan pelanggaran pemilu atau sangsi yang akan diberikan oleh Bandan Pengawas Pemilu (Bawaslu), apalagi mencermati siasat para caleg kancil yang meninabobokan.@Soe               

Tidak ada komentar: