Berkedok Demokrasi, HAM & Anti Teror
Jurnalis Independen: Tidak dijalankannya dasar Negara, dengan atau tanpa kesadaran, dalah berarti juga menafikkan adanya UUD 1945. dan hal ini sudah terbukti dengan adanya amandemen-amandemen yang marak dilakukan oleh anggota parlemen negeri ini.
Sebenarnya implikasi dirubahnya UUD, adalah untuk mengalihkan, penguasaan, distribusi dan penggunaan potensi ekonomi suatu Negara.
Bila kita perhatikan, yang namanya demokrasi dan hak azasi adalah untuk menjungkirbalikan pemahaman potensi ekonomi. Di negara manapun, yang namanya demokrasi, selalu menguras energi keuangan. Bagi Negara yang masyarakatnya memiliki tradisi korup, demokrasi semakin memperlihatkan boroknya.
Sedangkan korupsi sendiri yang terjadi di negeri ini, sebenarnya sengaja ditebar. Tanpa terasa, penebaran bibit penyakit korup yang melewati rentang waktu 32 tahun. Rentang waktu dimana rezim ordebaru yang nota bene merupakan boneka imperialis kapitalis Amerika. Sehingga, penyakit korupsi menjadi problem akut dinegeri ini.
Ada dua cara yang harus dilakukan secara bersama-sama. Hal itu harus dilakukan, apabila kita ingin keluar dari belenggu keterpurukan seluruh bidang kehidupan.
Yang pertama harus dilakukan adalah ketegasan hukum. Ketegasan dalam bidang hukum harus secepatnya dilakukan oleh penegak hukum Indonesia. Adalah mustahil berlaku tegas memberantas korupsi, bila pejabat terkait merupakan beking dan makelar korupsi.
Kedua, mengelola dalam arti luas potensi, distrubusi dan penggunaan sumber daya ekonomi sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 yang original. Membangun ketahanan pangan yang sesuai dengan potensi geografis, serta memutuskan ketergantungan dariu kapitalis masuk dalam katagori kedua ini.
Selain itu, jangan mudah terpancing adanya issue terorisme yang dihembuskan oleh kampium demokrasi dan hak azasi AS dan konco-konconya. Sebab terorisme hanyalah pengalihan permasalahan yang seharusnya diselesaikan oleh pemerintah, seperti Pemerintahan Indonesia. Karena, sebenarnya di negeri ini tidak ada yang namanya terorisme.
Apa yang nampak dan tersebar luas lewat media dan kerja keamanan negeri ini tentang keberadaan terorisme, hanyalah sebuah rekayasa. Rekayasa itu dibuat oleh pemain dibalik layar. Pemain dibalik layar itu adalah dari satu bangsa terkutuk. Tetapi mereka berkumpul dalam satu ide dan tersebar hampir keseluruh penjuru dunia. Serikat itu bernama Free Mansory.
Anggota perkumpulan ini memiliki posisi-posisi penting menentukan dibanyak negara. Karenanya, mereka tak segan-segan mengarahkan dan memaksakan kebijakan tertentu dari suatu Negara untuk keuntungan kelompoknya. Semua itu dilakukan untuk merealisasikan keinginannya menjadi pemimpin dunia. Sebab mereka beranggapan bahwa hanya kelompoknyalah yang bisa disebut sebagai manusia pilihan dan dikasihi Tuhan. Sedangkan manusia lainnya, hanyalah trah pelayan yang harus melayani kepentingan kelompoknya.
Mereka terdiri dari pejabat, pengusaha, ahli di banyak bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa. Sebab mereka ditempa oleh pengalaman sepanjang sejarah manusia itu sendiri.
Sayangnya, tidak banyak masyarakat, tokoh (termasuk agamawan), pengusaha dan pejabat di negeri ini, yang mengerti hal ini. Sebagai tokoh, pejabat, pengusaha, khususnya pemegang kekuasaan, tidak mengerti, tidak mau tahu dengan sejarah. Entah apa yang dibaca oleh mereka. Yang seharusnya, mereka tahu tentang konspirasi komplotan ini.
Sekali lagi sayangnya, mereka (pejabat dan lain-lainnya) moral dan hati nuraninya telah berhasil dirusak oleh kelompok terkutuk ini lewat berbagai program termasuk program demokrasi dan hak azasi. Di Indonesia sendiri keberhasilan perjuangan mereka didahului dengan hilangnya pelajaran budipekerti pada sistem pendidikannya.
Kesadaran Yang Terlambat
Gonjang-ganjing kelangkaan, harga BBM yang melambung tinggi adalah sebuah indikasi, dimulainya fase finishing dari rencana jangka panjang Free Masonry. Kelangkaan BBM dan harga yang tinggi, harusnya disikapi lebih bijaksana bagi setiap individu negeri ini.
Adalah lucu, apabila Indonesia, yang merupakan salah satu Negara produsen minyak, mengalami kelangkaan dan panik dengan harga BBM internasional yang di awang-awang. Padahal, kalau mereka penentu kebijakan (pejabat, pengusaha, politikus, para ahli dan seterusnya) mau sedikit berpikir dan berpihak pada rakyat, negara dan bangsa, kumpulan priyayi diatas, akan melepaskan diri dari persekongkolan idiot ini. Seharusnya para priyayi itu, sadar sejak terjadi runtuhnya menara kembar (WTC) di AS.
Sejak kejadian itu, yang sebelumnya didahului dengan adanya resesi ekonomi yang kemudian dilanjutkan issu terorisme internasional dan penyerangan ke Irak oleh oleh AS dan sekutunya, merupakan sebuah sinyal nyata dari The Great of ….
Entah berapa lama lagi sejak carut marutnya sektor migas, dunia akan memasuki pintu gerbang perang dunia III. Sebab melambungnya harga minyak dunia adalah rancangan mafia kelompok Free Masonry. Skenario itu dibuat untuk melululantakan kekuatan ekonomi dunia, termasuk negara Amerika Serikat.
Sebenarnya, kelompok ini sangat takut terhadap individu yang menggenggam erat sistem hidup islami. Karena, hanya sistem islamlah yang mengurai secara utuh cara hidup. Mulai dari hidup sebagai pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan, hanya di dalam islamlah manusia mengetahui pribadi sekaligus sepak terjang kumpulan manusia berpartai Free Masonry ini.
Karenanya, tidaklah mengherankan bila ada pribadi muslim sejati, ukhuwah (kumpulan) apalagi Daulah (Negara), dihancurkan oleh kekuatan militer yang memang menjadi andalan PFM (Partai Free Masonry). Pada saat ini, yang menjadi DPP PFM adalah Amerika Serikat. Dan lihat buktinya! Negara islam mana yang tidak dibombardir oleh antek pecundang Tuhan itu.
Penyerbuan AS ke Irak, bahkan pembunuhan terhadap pemimpin Negara itu adalah layak menggugah otak manusia kita (kalau priyayi itu bukan manusia kali). Tidak lain kecuali merebut dan menguasai sumber minyaknya. Sedangkan Indonesia sendiri, disibukkan oleh permasalahan yang sebenarnya tidak menjadikan persoalan langsung Negara, bangsa dan rakyatnya.
Sekali lagi, untuk mengingatkan kita semua. Bahwa semua persoalan yang terjadi di negeri ini, hanyalah disebabkan kita tidak mau mandiri dalam hal ekonomi. Dimana ekonomi telah digadaikan oleh segelintir pemimpin yang sebenarnya tidak layak untuk menjadi pemimpin negeri yang kaya raya. Kaya akan sumber daya alam dan SDM yang tahu akan sejarah awal mula Partai Dunia PFM. Oleh sebab itu, kita kini hendak disibukkan dengan adanya sel-sel terorisme yang dituduhkan kepada kelompok muslim.
Sadar Tapi Terlambat Lebih Baik
Dari Pada Pingsan Sampai Mati
Melambungnya harga minyak dunia serta meningkatnya suhu politik dunia sehubungan dengan ancaman AS terhadap Iran, sudah selayaknya menyadarkan “Anak-anak Soekarno”. Ancaman AS terhadap Pemerintahan Iran yang dituduh mengembangkan senjata nuklir, hanyalah sebuah pintu untuk menguasai ladang minyak Iran.
Andaikata PFM tidak jadi berperang melawan Iran, tetapi mereka akan tetap berusaha menundukkannya. Berbagai cara akan dilakukan PFM, hingga Iran menjadi jinak seperti Indonesia. PFM, akan menghalalkan segala cara, demi mencapai tujuannya. Sedangkan tujuannya, sudah sangat jelas. Yaitu, agar supaya bisa mengendalikan penguasaan, distribusi dan harga minyak dunia.
Setelah FPM menguasai dan mengendalikan sumber energi BBM tersebut, langkah terakhir adalah mengobarkan perang dunia ke III. Perang dunia ini menjadi pembuka identitas asli dalang seluruh persoalan ekonomi, budaya maupun politik dunia. Selama perang, sebisa mungkin PFM tidak terlibat.
Setelah semua bangsa dalam keterpurukan akibat perang. PFM, menampakkan jati dirinya. Mereka berjalan dengan atribut yang pernah diperjuangkan oleh priyayi-priyayi dari segala bangsa. Dalam kesempatan itu, mereka berjalan dengan mengangkat tinggi-tinggi Bintang Segi Enam. Tentu saja, mereka sambil menenteng kemewahan, kecantikan, ketampanan, kelicikan, kesombongan dan tipu daya yang selama ini dijadikan sebagai senjata untuk menguasai priyayi dunia.
Kecuali Rasnya, semua bangsa di dunia dijadikan taklukannya. Karena tidak mempergunakan akalnya dan mengangkat priyayi menjadi pemimpin, masyarakat dunia menjadi budak dan diwajibkan melayani dan mengabdi pada Ras penganut Talmut (kitab setan yang diciptakan para rohaniwan PFM) tersebut.
Lambang Partai Free Masonry berupa Bendera Bintang Daud dikibarkan. Dengan iringan hymne tembok ratapan, para teroris yang sebenarnya mengiringi seorang lelaki yang dianggap sebagai keturunan Daud. Lelaki itu, harus dijadikan sesembahan bagi seluruh manusia. Sebab selain keturunan Daud, tidak layak menjadi pemimpin, apalagi memimpin Ras dari PFM.
Siapapun manusia di dunia ini, tidak akan menginginkan hal ini terjadi. Terkecuali anggota PFM sendiri yang menginginkan impian ini menjadi kenyataan. Sebab, pada dasarnya manusia terlahir dalam keadaan merdeka. Sedangkan perjuangan PFM hingga melewati fase pengontrolan harga BBM saat ini, hendaklah menjadikan para priyayi sadar walau terlambat.
Keterlambatan kesadaran akan tujuan PFM lebih baik dari pada menemui dan menjalani hidup dalam jaman perbudakan internasional. Bila ada priyayi dari pemerintahan manapun (termasuk Indonesia), tidak melakukan perlawanan bahkan justru sebaliknya membela mati-matian. Jelas priyayi tersebut adalah antek atau bahkan pengikut setia, anggota PFM.
Priyayi-priyayi tersebut, harus segera diselidiki, diperiksa dan kemudian dihukum mati. Sedangkan keluarganya, diusir dari Republik Peninggalan Sukarno ini. Sebab bila dibiarkan, negeri ini akan menjadi puing dan tinggal nama belaka. Priyayi-priyayi anggota PFM, saat ini sedang berpesta pora diatas penderitaan masyarakat. Bahkan mereka memfitnah, membunuh manusia yang tahu borok-borok mereka.
Menutup tulisan ini, penulis hanya berharap, sadarlah. Walau terlambat, kesadaran saat ini akan lebih bermanfaat untuk menyelamatkan, bukan hanya bangsa kita yang akan selamat tetapi kesadaran itu akan menyelamatkan dunia. Sadarlah, bahwa PFM bersembunyi dibalik media, pejabat, aktifis, LSM, pengusaha, rohaniwan palsu. Sadarlah! Mereka bersembunyi dibalik semua bidang kehidupan! Mereak mencengkeram kita seperti tangan setan! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar