Jurnalis Independen: Terpidana mati Sumiarsih dan Sugeng, membuat kalangan media gerah. Pasalnya, kemarin jelang eksekusi hukuman matinya, para wartawan tidak diperkenankan mengambil gambarnya. ceritanya, ketika terpidana mati dibawa menuju lapas Medaeng, pengamanan dan pengawalan pihak terkait sangat ketat. pengamanan yang diberikan oleh pihak lapas dan kepolisian sangat ketat. Sampai-sampai, sebuah yang biasanya dijadikan tempat pengambilan gambar awak media, dipagar kawat berduri.
kejadian ini (16/7), membuat kalangan media baik cetak maupun elektronik menjadi gundah. kegundahan ini membuat sekretaris AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Iman D. Nugroho, menyampaikan rasa sumelangnya. " seharusnya, pihak keamanan lapas tidak usah terlalu ketat dalam pengamanan itu. apalagi terhadap media. sehingga media sulit mengambil gambar dan mendekati terpidana mati. bukankah pekerjaan wartawan selama ini membantu instansi termasuk pihak lapas". harapan Iman, selaku sekretaris AJI, kedepan, kejadian semacam ini diharapkan tidak akan terulang lagi.
Sumiarsih dan Sugeng, rencananya hendak dieksekusi. terpidana kasus pembunuhan Letkol Marinir Purwanto ini, dijatuhi hukuman mati pada 13 Agustus 1988. ia membunuh Purwanto beserta 4 orang anggota keluarganya.
Sumiarsih dan Sugeng, menjelang eksekusi banyak dikunjungi oleh rekan jemaatnya. Pemeluk Kristen Katholik ini, bahkan berkeinginan untuk bertemu dengan Gus Dur ( Abdurrahman Wahid) sebelum menjalani eksekusi. Melalui pengacaranya, M Sholeh keduanya mengaku pengagum berat Gus Dur. karenanya mereka berkeinginan untuk bertemu dan membicarakan tentang berbagai hal menyangkut kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar