Senin, 14 Juli 2014

Hasil Quick Count Bikin Kecut Mafia yang Dilindungi Prabowo

Jurnalis Independen: Kekalahan pasangan capres - cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa (Prahara) dalam pilpres tahun 2014 melawan pasangan Joko Widodo- Jusuf Kalla dalam penghitungan cepat amat sangat menyakitkan para pendukungnya yang merasa memiliki koalisi yang sangat besar dan dana yang tidak sedikit.


Diantara para pendukung pasangan Prahara yang paling getol ingin memanipulasi hasil kemenangan Jokowi - JK adalah Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Beban itu tersa amat berat dipundaknya.  

Tokoh ini sangat berkepentingan dengan kemenangan pasangan nomor urut 1. Sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD telah bekerja keras mencari dukungan, tentu saja dengan menghamburkan tidak sedikit dana dan dana itu harus dipertanggungjawabkan kepada tuannya yaitu Prabowo Subianto cs.

Sementara merujuk hasil salah satu lembaga survey Indikator Politik Indonesia (IPI) milik Burhanuddin Muhtadi pasangan Jokowi-JK unggul dengan raihan 52,95 persen, sedangkan Prabowo-Hatta hanya mengumpulkan 47,05 persen. 

Hasil itu jelas tidak mengenakkan bagi pendukung, relawan apalagi bagi Ketua Pemenangan Nasional Prahara Mahfud MD. Lelaki kelahiran Madura itu tidak mempercayai hasil quick count yang dilakukan lembaga lain selain lembaga survey nya sendiri.

Menurut Mahfud, setiap lembaga survei boleh membuat statemen bebas. Karena itu, ia tidak ambil pusing bahwa Burhanuddin berusaha memenangkan Jokowi. Yang pasti, kata dia, hasil real count KPU lah yang nanti dijadikan patokan siapa yang memenangkan Pilpres 9 Juli lalu.

Hanya saja, ia mengimbau, KPU untuk tidak terpengaruh pernyataan itu dan lebih baik bekerja secara independen dan profesional. "KPU bekerja lurus saja, tak usah peduli. Toh, yang berlaku nanti keputusan KPU, baik sama atau beda dengan hasil quick count," ujar Mahfud. namun pada kenyataannya, ditengarai ada usaha untuk membeli KPU agar dalam pengumumannya tanggal 22 Juli nanti, KPU memenangkan pasangan Prahara dengan imbalan tertentu.

Hal itu dilakukan agar borok para pendukung yang tergabung dalam koalisi pasangan Prahara tidak bocor dan disikat habis oleh presiden terpilih yang memiliki rencana membongkar semua mafia yang kini bersembunyi dibalik ketiak Prahara. Terutama "Mafia Migas, Mafia Lapindo dan Mafia Century.JI    

Tidak ada komentar: