Jumat, 25 April 2014

Illuminati Dibalik Setiap Terselenggaranya KTT Dunia

Jurnalis Independen: Mumpung masih di bulan April, sekedar mengingatkan kepada khalayak bahkan pemerintahan baru mendatang untuk belajar lebih selektif tentang berbagai Konsperensi Tingkat Tinggi (KTT) yang biasanya diadakan oleh negara-negara maju di belahan barat.
Pada kenyataannya ternyata pihak Illuminati menjadi perencana menaklukkan dunia dengan kedok kerjasama dan pemaksaan-pemaksaan pada skala internasional.

Konsperensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir 2014 (Nuclear Security Summit 2014) atau NSS 2014 telah diselenggarakan dan dihadiri oleh para pemimpin-pemimpin dunia yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda, pada tanggal 24 Maret dan 25 , 2014.
The Nuclear Security Summit (NSS) adalah pertemuan pejabat tinggi dunia yang bertujuan untuk mencegah terorisme nuklir dari seluruh dunia. KTT pertama diadakan di Washington, DC pada 12-13 April 2010, KTT kedua di Seoul, Korea pada tahun 2012 dan inilah sebagai KTT ketiga yang diselenggarakan.

KTT ini adalah konferensi ketiga dan perpanjangan akibat kesuksesan KTT Keamanan Nuklir sebelumnya di tahun 2012. KTT 2014 kali ini dihadiri oleh 58 pemimpin dunia dan 5 utusan di antaranya dari organisasi pengamat internasional dan dihadiri oleh sekitar 5.000 delegasi serta sekitar 3.000 jurnalis .

Para wakil negara peserta yang menghadiri KTT termasuk Presiden AS Barack Obama, Presiden China Xi Jinping dan lainnya, sedangkan utusan dari Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Budiono.

Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk membahas bagaimana tujuan-tujuan dari pertemuan yang ditetapkan pada KTT sebelumnya di Washington DC dan Seoul, yang belum dapat dicapai kesepakatan mengenai beebrapa hal dalam empat tahun sebelumnya, dan mengusulkan bagaimana cara-cara untuk mencapai kesepakatan yang belum dapat dicapai tersebut.

Pertemuan NSS 2014 ini bertujuan untuk mencegah “terorisme nuklir” dengan cara:
antara lain, Mengurangi jumlah bahan nuklir berbahaya di dunia. Meningkatkan keamanan semua bahan nuklir dan sumber radioaktif. Meningkatkan kerjasama internasional .

Beberapa negara peserta yang tertarik dalam memimpin tema keamanan tertentu ke tingkat yang lebih tinggi bisa melakukannya dengan menawarkan ‘keranjang hadiah’ (gift basket), yang merupakan inisiatif tambahan yang dapat berfungsi sebagai model peran untuk aspek keamanan tertentu.

Belanda misalnya , telah mengembangkan sebuah ‘keranjang hadiah’ yang meningkatkan keahlian melalui perusahaan ( internasional ) mengenai kerjasama forensik nuklir dengan bantuan dari Netherlands Forensic Institute.

Meskipun ingin mencagah terorisme nuklir dengan mengurangi dan mengamankan pasokan nuklir secara resmi sebagai topik utama , namun krisis Ukraina, Crimea dan Russia membayangi pembicaraan pada KTT ini.

Acara ini membentuk latar belakang untuk pertemuan darurat para pemimpin G7 pada aneksasi krisis Rusia dari Crimea pada bulan sebelumnya, diawal Maret 2014.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT ini, dan mengutus Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov , yang diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Gottemoeller sebagai Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengawasan Senjata dan Keamanan Internasional .

Sementara negara- negara yang tidak hadir pada KTT ini adalah Korea Utara dan Iran. Dua negara ini dikeluarkan karena tidak mau tunduk pada keinginan Ameriaka Serikat. Keluarnya dua negara ini yang dikeluarkan dengan persetujuan bersama.

Sebelum penutupan KTT, para kepala negara atau yang mewakili menyampaikan pandangannya dalam forum pertemuan informal.
Boediono menyampaikan kembali tentang upaya Indonesia dalam menyusun model legislasi nasional tentang keamanan nuklir yang disebut National Legislation Implementation Kit on Nuclear Security (NLIK).

Inisiatif NLIK ini telah diungkapkan ke publik sejak KTT kedua di Seoul 2012, dan difinalisasi pada KTT di Den Haag ini.
Indonesia ikut KTT ini karena memiliki nuklir juga yang dikelola oleh BATAN atau Badan Tenaga Atom Nasional. Namun nuklir di Indonesia hanya sebatas penelitian ilmiah sebagai pengganti energi alternatif saja.

Dalam kesempatan itu, Boediono menyatakan kegembiraannya mengetahui upaya bersama negara-negara anggota KTT untuk meningkatkan keamanan nuklir telah memberi hasil memuaskan sejak KTT di Washington 2010.

“Izinkan saya untuk mengekspresikan keyakinan Indonesia bahwa jaminan paling sempurna dari upaya untuk menghindari ancaman penggunaan material nuklir untuk tujuan yang bukan damai adalah dengan memusnahkan senjata nuklir,” kata Boediono di hadapan perwakilan dari 53 negara yang terlibat dalam KTT Keamanan Nuklir, sebagaimana dikutip laman setkab.go.id.

Boediono meminta para anggota KTT Keamanan Nuklir untuk terus meneguhkan komitmen bersama meningkatkan kerja sama regional dan multilateral di samping upaya nasional untuk memastikan keamanan nuklir.

Dia menegaskan, Indonesia terus berupaya menjaga komitmen tersebut dengan langkah-langkah berikut:
Pertama, Indonesia akan terus menggunakan bahan bakar uranium berkadar pengayaan rendah dalam produksi radio isotope dan dalam kerja reaktor nuklir riset milik Indonesia.

Kedua, Indonesia mulai memasang Radioactive Portal Monitors (RPM) di beberapa pelabuhan untuk mengontrol materi nuklir dan radioaktif; ketiga, Indonesia telah menerima Konvensi Internasional untuk Pengendalian Tindak-Tindak Terorisme Nuklir pada Maret 2014; dan keempat, sejak 2013, Pemerintah Indonesia telah mulai menyiapkan Rancangan Undang-Undang untuk keamanan nuklir yang akan diajukan ke parlemen pada 2015.

Keganjilan Yang Tersemat Ditiap Dada Para Pemimpin Dunia Pada KTT Kali Ini
Namun ada keanehan dari KTT yang tertutup ini yang hampir tak terlihat. Bagusnya video pada saat pertemuan akhirnya dikeluarkan oleh hanya beberapa mainstream media, salah satunya Reuters.

Setelah video yang dirilis dicermati, keganjilan itu akhirnya tersebar di dunia internet terutama dari website organisasi anti illuminati dan New World Order (NWO) dan juga para blogger sejagat dunia maya.
Pada pertemuan ini hampir semua utusan negara menyematkan sebuah pin yang disematkan pada pakaian masing-masing. Anehnya pin itu berbentuk segitiga illuminati yang pada konferensi-konferensi sebelumnya tak ada.

Keanehan lain, logo KTT ini juga menggunakan simbol segitiga yang pada konferensi sebelumnya juga tak pernah ada. Jelas ini sebuah “kode” simbol kepada elit sedunia, bahwa program mereka adalah “sama” untuk mengatur dunia dalam satu komando dibawah Tatanan Dunia Baru (New World Order), yang menjadi program bersama antara Zionis Yahudi dengan AS.

Tampak PM Jepang, Perancis, Menlu Russia, Presiden China dan juga Sekjen PBB menyematkan “tanda” simbol yang sama. Mungkin ini sudah merupakan agenda dan protokol “wajib” yang harus dikenakan dan sudah ditetapkan pada konfeensi itu.

Namun bedanya, menlu Russia justru menyematkannya miring kadang terbalik, atau mungkin berarti “menentangnya”, mengingat konflik Ukraina yang sedang dihadapinya terhadap Uni Eropa dan AS. Itu sebabnya mengapa Presiden Vladimir Putin tak menghadiri konferensi ini.
Sedangkan PM German, Angela Merkel, menyematkannya simbol piramid itu di kantung blazer yang ada dibagian bawah bajunya, mungin ia tak suka akibat penyadapan yang telah dilakukan AS terhadapnya.

Menariknya, Presiden AS Barack Obama dan John Kerry justru tak mengenakannya, mungkin karena sebagai leader, yang tak perlu lagi menyematkan pin yang kontroversial itu, maka mereka berdua cukup menyematkan pin bendera Amerika Serikat.

Selain mereka, beberapa utusan dan pemimpin negara lainnya tak menyematkannya, seperti Presiden Kanada Stephen Harper, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Norwegia Erna Solberg dan beberapa lainnya.
Berikut beberapa foto utusan dan pemimpin negara yang beredar, tampak pin piramid simbol illuminati terselip didada mereka sebagai “tanda antek” atau “kaki tangan” Zionis Internasional yang sedang 

"Mengubah Dunia" menuju Tatanan Dunia Baru atau New World Order karena berhasil disatukannya para “pemilik” nuklir tersebut:
yaitu:
- Sekjen PBB, Ban Ki Moon
- Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev
- Presiden Chile, Heraldo Munoz
- Presiden China, Xi Jinping
- Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbeyev
- Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye
- Prediden Lituania, Dalia Grybauskaite
- Presiden Nigeria, Goodluck Ebele Jonathan
- Presiden Perancis, Francois Hollande
- Presiden Turki, Abdullah Gul
- Perdana Menteri Denmark, Helle Thorning-Schmidt
- Perdana Menteri Georgia, Irakli Garibashvili
- Perdana Menteri Inggris, David Cameron
- Perdana Menteri Jerman, Anglea Merkel
- Wakil Perdana Menteri Malaysia, Muhyddin Yassin
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov
- Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmermans
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov
- Perwakilan Jordania utusan, Pangeran Zeid Raad al-Hussein,
– Sekjen Interpol, Ronald K. Noble

Beberapa pemimpin lainnya tak tertangkap kamera dengan sematan pin pada saat hadir di dalam ruangan pertemuan. Dan beberapa lainnya tak tertangkap kamera karena hanya ada pada saat turun dari pesawat saat baru berada di bandara. Dan beberapa lainnya memang tak menggunakannya.@JI

Tidak ada komentar: