Kamis, 24 April 2014

Presiden dari Partai "Ojo Dhume"

Jurnalis Independen: Negara bernama Indonesia ini, memang selain kaya raya juga memiliki karakter baik iklim maupun kekayaannya yang melimpah dan sekaligus unik. Terlebih jika menyangkut masyarakatnya. Masyarakat negeri yang memiliki bendera Merah Putih ini juga memiliki warna merah dan putih pada karakter pemimpinnya.


Sejak Nusantara merdeka dan berganti nama menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dipimpin oleh salah satu Proklamator yaitu Ir. Soekarno yang kemudian berjuluk penyambung lidah rakyat. Walau terpilihnya Soekarno menduduki jabatan Presiden Pertama Indonesia buksn melaslui pemilu secara demokratis, namun beliau merupakan pemimpin yang dicintai rakyat. Memang tidak bisa dinafikan ada lawan-lawan politiknya yang selalu menebar kebencian dan kemarahan sebagian masyarakat.

Mengharap seorang pemimpin dicinta seluruh anak negeri adalah hal mustahil. Namun jika kalangan jelatah yang tidak menyukai pemimpinnya, layak dipertanyakan keadilan dan kejujuran sang pemimpin.

Hari ini, sebagai sebuah bangsa, kita memasuki kepemimpinan presiden yang ke 6, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kepemimpinan SBY terjadi lewat pemilu pada tahun 2004. Jabatan kepresidenan dijabatnya hingga dua periode, lantaran kepiawaian mesin politiknya yaitu Partai Demokrat (PD).

Dua kali kepemimpinan Presiden SBY akan segera berakhir tahun ini. Tepat pada 29 Agustus nanti, pemilihan presiden akan dilaksanakan. Beberapa nama kandidat calon presiden dan wakil presiden dari partai peserta pemilu telah diketahui warga masyarakat bahkan hasil pemilihan anggota legeslatif telah diketahui sejak terselenggara pada 9 April lalu, walau itu bersifat sementara sebab hasil tersebut baru dari penghitungan cepat. Sedangkan pemghitungan resmi masih dilakukan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dari hasil sementara itu, perolehan suara dari partai berlambang Banteng Moncong Putih alias PDIP memperoleh suara signifikan untuk menjadi calon presiden kedepan. Apalagi nama tokoh itu telah lekat di hati rakyat Indonesia. Tokoh yang digadang masyarakat yang selama ini terlindas oleh kekejaman ketidakpedulian pemimpin tentang, negara dan ideologinya. Tokoh ini juga "Dihadirkan Tuhan" untuk bangsa ini. Tokoh ini dianggap sebagai pengejawentaan dari "The Founding Father". Ia adalah Joko Widodo (Jokowi).

Duduknya Jokowi mantan Walokota Solo yang kharismatik sebagai Presiden ke 7 Republik Indonesia tidak dilalui dengan mulus. Sebab sejak kemunculannya oleh PDIP Jokowi menjadi sandungan terberat bagi beberapa sosok kandidat Presiden mendatang. Terlebih bagi sosok Dewan Pembina Partai Gerinda Prabowo Subianto. Mantan Jendral yang pernah melakukan "Kudeta" dan "terusir" dari militer itu demikian menggebu ingin meneruskan dinasty mantan mertuanya Soeharto yang pernah berjaya selama 32 tahun.

Jika Jokowi benar-benar jadi, pada masa pertengahan jabatannya sebagai Presiden RI ke 7 nanti bisa saja akan mendapatkan gangguan yang serius dari sosok ini. Sebab sejak perebutan pengaruh untuk bisa maju pada pilpres sekarang ini, sudah terlihat serangan gencar dengan berbagai cara dan sarana untuk menghentikan langkah Jokowi. Bahkan saat ini, goncangan, hambatan dan penghentian langkah Jokowi telah merasuk dalam tubuh kader-kader PDIP.

Sekarang tinggal bagaimana rakyat Indonesia menentukan pilihan. Bukankah masyarakat Indonesia telah mengetahui bagaimana sosok Jokowi jika dibandingkan dengan gaya kepemimpinan para politisi, negarawan, maupun pejabat pemerintahan yang ada saat ini. Sepak terjang kepemimpinan dan pribadi Jokowi juga bisa dibandingkan walau dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri sebagai Dewan Pembina Partai Demokrat. (soeminto)

Tidak ada komentar: