Jumat, 01 Agustus 2008

Gubernur Wanita Pertama Indonesia



Gubernur Wanita Pertama

Khofifah Indar Parawansah
Pilkada Jatim telah usai setengah putaran. Setengah putaran sisanya, masih belum ditentukan, kapan akan dilaksanakan oleh KPU Jatim.
Pilkada Jatim 2008, diikuti oleh lima pasangan cagub dan cawagub. Diantara lima pasangan itu, satu-satunya peserta wanita adalah Khofifah Indar Parawansah. Wanita yang pernah menjadi menteri pada kabinet pemerintahan Gus Dur.
Nama Khofifah menjadi menarik untuk dibicarakan, sebab pemilik cagub no I ini, terlihat tidak lazim. Pasangan Khofifah-Mudjiono (KAJI) hanya didukung oleh partai gurem. Partai-partai yang mendukungnya antara lain, Patriot, PKNU, PPP,
Pada kenyataannya, dalam pilkada yang diselenggarakan (23/7), KAJI mengungguli pasangan SR, SALAM, maupun ACHSAN. Setelah dilakukan penghitungan, terutama oleh LSI, perolehan suara KAJI berkisar pada angka 25%.
Angka ini sungguh mengagetkan masyarakat. Terutama bagi masyarakat pendukung SR. diatas kertas, pasangan SR terlihat lebih mapan dari pada KAJI. Namun kenyataan, membuat banyak mata terbelalak.


Sudah Diramalkan
Pilkada putaran kedua, harus dilakukan. Karena pada putaran sebelumnya, kelima pasangan tidak memenuhi syarat untuk keluar dan disebut sebagai pemenang. Alasannya, tak ada kontestan yang mendapatkan suara lebih dari 30 %. Oleh karena itu, putaran kedua harus segera dilaksanakan oleh KPU Jatim, walau konsekwensinya pihak penyenggara harus menyediakan dana yang tidak sedikit.
Walau putaran kedua pilkada Jatim belum dipersiapkan, tetapi aroma kemengan pasangan Khofifah-Mudjiono telah tercium dengan sangat kuatnya. Kemenangan pasangan ini, seolah membenarkan adanya sinyalemen yang pernah dikatakan seorang tidak terkenal asal Jember. Orang tersebut bernama Mbah Jenggot.
Menurut Mbah Jenggot, negeri ini, tidak akan berubah menjadi lebih baik, bila tidak didahului dengan munculnya seorang pemimpin wanita di Jatim. Masih menurut lelaki uzur yang pernah ditemui di halaman Universitas Merdeka Surabaya ini bahwa wanita tersebut merupakan kader muslimat dan seorang tokoh yang cerdas.
Bila ditilik dari sisi kepercayaan "islam ortodok", pemimpin wanita masih dianggap tabu untuk memimpin sebuah wilayah administrasi. Namun hal itu bukan menjadi pokok bahasan kali ini. Tetapi pokok bahasan kali ini adalah munculnya seorang tokoh wanita yang menjadi tonggak sejarah bangkitnya negeri Nusantara menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih mapan dari pada sebelumnya.
Diharapkan, kenyataan ini bukan sekedar harapan kosong seperti selama ini. Sebab, bila menilik pendukung KAJI yang heterogen, jangan-jangan justru akan menjadikan khususnya wilayah Jatim menjadi ajang mafia yang akan melegalkan segala bentuk usaha.
Bukan tidak mungkin, para pendukung Khofifah akan meminta balas jasa untuk menduduki jabatan strategis dalam pemirintahan, khususnya bidang usaha tertentu yang justru mengakibatkan kesengsaraan masyarakat semakin bertambah parah.
Walau kita ketahui, selain Hasyim Musadi, ada tokoh-tokoh dengan track record hitam yang mendukung Khofifah Indar Parawansah. Tokoh-tokoh tersebut, sepertinya memiliki agenda tertentu. Agenda itu adalah untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan yang sangat kental.
Terlepas dari itu semua, kenyataannya pasangan Khofifah-Mudjiono terlihat mantab melaju menuju Jatim I dan Jatim II, mengubur harapan pasangan lainnya termasuk pasangan KARSA yang memiliki orientasi sosial dan kesejahteraan masyarakat Jatim sangat jelas.
Melajunya KAJI menuju Grahadi, ternyata tak terbendung oleh siapapun. Hal ini bisa terjadi karena, Khofifah memiliki aura pemimpin yang sangat jelas dan terang benderang. Sebab itu, sudah bisa dipastikan bahwa periode mendatang (2008-2013), gubernur Jawa Timur adalah seorang wanita. Dan wanita itu bernama Khofifah Indar Parawansah.***

Tidak ada komentar: