Jumat, 01 Agustus 2008

Amerika Datang Negara Perang

Amerika Datang Perang Melanda
Itulah ungkapan yang menjadi kenyataan dewasa ini. Ungkapan tersebut, bukan hanya merupakan isapan jempol belaka. Bila kita perhatikan, setiap Amerika Serikat (AS) hadir dalam suatu wilayah atau Negara lain di dunia ini, perang selalu mengiringinya.
Negara yang memiliki peralatan perang tercanggih di dunia ini bak Barbar Mongolia. Masyarakat dan pemerintahannya memiliki hobi membunuh dan berperang. Sepanjang sejarah peradaban manusia modern, AS paling banyak terlibat peperangan dengan Negara-negara di dunia.
Liciknya, AS selalu berperang dengan Negara yang tidak memiliki peralatan perang lebih baik dari yang dimilikinya.
Tetapi AS selalu menghindar bila harus berhadapan dengan Negara yang memiliki peralatan perang sebanding dengannya.
Hal ini terbukti dengan menghindarnya AS dari berperang melawan Uni Sovyet (US, sekarang Rusia). AS pun menghindari dan tidak berlaku garang terhadap Negara Komunis RRC ( Republik Rakyat Cina).
Tetapi sebaliknya bila berhadapan dengan Negara seperti Vietnam, Korea, Palestina, Iran, Irak, Afganistan, Sudan, Afrika, Pakistan dan Negara lainya. Serbuan semacam, juga tidak luput menimpa negara seperti Indonesia. Negara-negara tersebut harus tunduk kepada AS dengan berbagai dalih dan cara.
AS melakukan hal itu hanya dengan satu tujuan. Yaitu menjadi kampium dunia yang harus dituruti semua kemauannya. Bila keinginannya tidak dipenuhi, tak segan-segan negeri Rambo itu menggerakkan gengnya untuk menyerbu Negara kurcaci itu.
Negera boneka Israel ini, selalu berbuat arogan dan membuat keonaran diberbagai penjuru dunia. Keonaran itu bukan hanya dalam bidang politik saja. Namun juga termasuk berbagai bidang seperti, budaya, ekonomi, pendidikan maupun informasi.
AS pun tak segan-segan menggunakan mafia pengedar obat terlarang untuk merusak mental dan moral suatu negara. Bila mafia tersebut tertangkap, pemerintah AS dan begundalnya, tak segan menggunakan kekuatannya untuk membebaskan si pelaku dengan berbagai dalih termasuk HAM.
Munculnya siaran berita diberbagai Negara dalam bahasa setempat oleh Amerika merupakan bukti nyata adanya usaha penguasaan dalam bidang informasi. Siaran berita tersebut merupakan bentuk agitasi yang dilakukan oleh pemerintah AS. Tujuannya jelas, yaitu hanya untuk memberikan pandangan yang keliru kepada masyarakat terhadap Negara dan para pemimpinnya.
Agitasi tersebut lebih berhasil manakala moral pemimpin Negara tersebut jatuh dalam kubangan Lumpur. Biasanya, Lumpur tersebut berupa korupsi, kolosi dan nepotisme (KKN). Pada awalnya, penyakit kronis tersebut merupakan bibit yang ditanam oleh AS dan sekutunya.
Agitasi lewat informasi tidak hanya dilakukan oleh AS saja, tetapi Inggris dan Australia belakangan juga aktif melakukannya. Kalau AS beragitasi melalui siaran VOA (Voice Of Amerika), BBC dan ABC merupakan agitator dari Imperialis-Kapitalis Inggris dan Australia.
Di Indonesia sendiri hal tersebut nampak telanjang di mata kita. Anehnya, agitasi ini diamini oleh banyak media di tanah air. Dan biasanya, pemilik media tersebut, merupakan individu maupun terdiri dari kumpulan komprador yang ber AQ jongkok. Sayangnya, di negeri ini tak banyak pejabat yang berpikiran cerdas. Pejabat negeri ini, hanya mau duduk dan mengumbar janji tanpa memiliki rasa cinta pada negara, bangsa dan tanah air.
Bukti ketidakbecusan pemerintah adalah, hingga hari ini negeri ini tak pernah mandiri dalam hal apapun. Masalah pangan pun, negeri ini kini bergantung dan menurut pada negara lain.
Bila sebuah Negara, pemimpin dan masyarakatnya takut berperang demi kebebasan dan kesejahteraan negerinya, maka jangan harap kemakmuran akan didapat hanya mengandalkan bantuan dan uluran tangan Negara atau pemerintah lain. Sebab negeri ini merdeka bukan atas dasar uluran tangan dari bangsa lain seperti Amerika, Inggris, Jepang maupun Australia. Negeri ini merdeka atas pengorbanan darah, air mata dan melayangnya nyawa para Syuhada yang menjadi Pahlawan bangsanya.
Amerika datang dengan membawa perang dan perbudakan. Padahal kita adalah bangsa yang merdeka. Mengapa kita harus tunduk kepada bangsa yang tidak pernah memiliki tujuan mensejahterakan Negara, rakyat dan bangsa kita? Mereka (AS dan sekutunya) bertindak hanya dengan satu tujuan. Mereka bertindak hanya untuk kesejahteraan rakyat dan bangsanya (AS), bukan untuk bangsa dan rakyat Indonesia!
Dan mereka pun bertindak atas suruhan dari tuannya yang bernama Israel Raya (Israel Raja). Tahukah pejabat negeri ini? Apa yang engkau ketahui wahai pejabat? Mengapa engkau diam saja? Apakah engkau manusia? Apakah engkau orang Indonesia? Apakah engkau punya agama? Mengapa diam saja? Berbuatlah sebagai ksatria!
Ksatria itu berbuat sesuai dengan undang-undang. Undang-Undang Dasar kita adalah UUD 1945, bukan mulutnya Presiden manca Negara.apakah UUD 1945 sekarang ini masih dipakai?Tetapi mengapa pemimpin negeri ini lebih tunduk kepada monyong Bush, Clinton, Obama, Theacher, ataupun monyong-monyong lain? Kalau pengecut, jangan jadi pemimpin bung!***

Tidak ada komentar: