APBN Terancam, Partai PKB dan APTI Galang Kekuatan Bendung Tembakau Import

Jurnalis Independen: Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), menyatakan masih mampu mendongkrak produksinya guna menutupi kekuarangan kebutuhan industri rokok Indonesia. Hal itu dikatakan ketuanya Agus Parmuji.

Isu kenaikan harga rokok beberapa hari sebelumnya, ternyata hanya wujud kerakusan Konspirasi Global (KG). Buktinya, hingga hari ini tidak ada kenaikan harga rokok, sebelumnya diisukan naik hingga 100 persen lebih.

Sementara, isu itu ditanggapi oleh petani tembakau, dengan menyatakan bahwa kenaikan harga rokok selama ini hanya menguntungkan produksen rokok yang dikangkangi asing. Sisi lain, petani tembakau hanya menjadi sapi perahan.

Menurut data APTI, kapasitas produksi tembakau petani Indonesia tahun 2015 mencapai 225.583 ton. Sedangkan industri rokok di negeri ini membutuhkan pasokan tembakau di kisaran 360 ribu ton.

Padahal, guna membuat selinting rokok dibutuhkan satu gram tembakau. Jika produksi rokok nasional pada 2015 tercatat sebanyak 360 miliar batang, maka ada kekurangan yang tidak bisa dipenuhi petani tembakau dalam negeri.

Dari data itu, ada kekurangan tembakau sekitar 175 ribu ton. Guna memenuhi kekurangan itu, pemerintah melakukan impor tembakau dari luar negeri. Diantaranya dari benua Amerika dan Negara China.

Melihat kekurangan pasokan tembakau itu, mantan Dirjen Perkebunan Gamal Nasir berkeinginan memberdayakan petani tembakau dalam negeri, agar bisa menutup kekurangan itu serta menaikkan produksinya.

"Petani tembakau perlu kita lindungi dengan cara menyetop impor tembakau. Jika ada impor, wajib mendapat rekomendasi dari asosiasi petani tembakau dan Kementerian Pertanian," kata Nasir.

Bagaikan gayung bersambut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari F-PKB, Daniel Johan di Jakarta, mengatakan, "Kami PKB pernah menolak semua jenis impor terkait rokok, termasuk investasi asing. Karena itu, kami meminta semua petani rokok dan cengkih untuk berada bersama PKB menggolkan hal ini dalam Rancangan Undang-Undang Pertembakauan."

Apa yang dikatakan Gamal Nasir, mantan Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian ternyata searah dan setujuan dengan Daniel Johan yang akan menghentikan impor tembakau dan berusaha mensejaterahkan petani.

PKB, dalam menyongsong Rancangan undang- Undang Pertembakauan berusaha menggalang dukungan semua pihak untuk menolak impor semua bahan baku rokok hingga zero impor. Selain itu, partai berbasis kaum muslimin ini juga berusaha membendung investasi asing di bidang rokok. Menurut Gamal Nasir dan Daniel Johan investasi asing hanya akan menimbulkan kesengsaraan petani tembakau dan cengkih di Indonesia.

Perlu diketahui, industri rokok menyerap 30,5 juta tenaga kerja. Sementara, cukai rokok yang didapat tahun 2015 sebesar Rp 139,5 triliun atau 15 persen dari total pajak. Artinya, jika rokok dilarang atau dikelola asing, sama artinya kita menyerahkan APBN kita sebesar 15 persen kepada asing.JI