Rabu, 07 Januari 2009

Chanxemmu Terorism



Aku tidak hanya mengira, bahkan yakin seyakin-yakinnya. Siapapun orangnya dan siapapun namanya pemimpon Amerika Serikat, tak akan pernah merubah pendiriannya tentang Israel, Timur Tengah dan Islam.

Bagi mereka, Eropa, bangsa-bangsa Yahudi, Nasrani, komunis maupun kapitalis, islam adalah Syetan dan teroris. Sebab masyarakat Muslim tidak mau tuntuk terhadap kemauan mereka. Yaitu hidup dengan mengesampingkan Sunnah Rasul dan Al Qur’an.

Pada pemilihan Presiden AS tahun kemarin, banyak orang mengeluh-eluhkan kandidat yang kini memenangkan Pilpres Negara Kapitalis Bernama Barak Obama. Walau ia punya nama tengah Husain dan pernah tinggal di Indonesia. Karenanya, di Indonesia sendiri bahkan Wakil Presiden negeri ini menyanjungnya demikian rupa. Tetapi bagiku, Amerika tetap Amerika ! mereka akan bertindak dan berbuat untuk kepentingan Amerika, bukan untuk kepentingan Negara lain, apalagi memikirkan kepentingan Negara bernama Indonesia, Palestina, ataupun Negara lainnya.

Tetapi pertanyaan yang sama akan terjawab lain bila hal itu menyangkut gerombolan bernama Yahudi dan Israel. Mereka (AS dan Negara Eropa lainnya) akan berbuat apa saja bila kelompok teroris itu membutuhkannya.

Ummat Islam di seluruh dunia, sedang “menyuci diri” untuk menyambut 1 Muharram 1430 H. sedangkan “ummat lainnya” mempersiapkan mengisi liburan tahun baru Masehi dengan berbagai cara. Ada yang berlibur ke luar negeri seperti para artis kita. Ada yang merombak motor maupun mobil terutama dengan mengubah bentuk knalpotnya. Walaupun jelek bentuknya, yang pasti bisa merobek telinga yang mendengar suara kendaraannya, mereka cukup puas. Tetapi disisi lain, kelompok gangster Stren yang kini memiliki pusat kegiatannya di Timur Tengah ini membunuh dengan amat sadis tanpa peri apapun. Jangankan peri kemanusiaan, perikehewanan pun tak diperhitungkan. Sebab mereka sebenarnya adalah kelompok teroris sejati. Karena mereka adalah Dajjal yang lahir dari Talmut.

Sayangnya di negeri ini, Amrozi sudah terkubur, Imam Samudra telah menjadi Syuhada, sedangkan Muklas tlah tiada untuk selamanya. Yang tertinggal hanyalah duka sepanjang sejarah, Palestina merana. Pemimpin dunia hanya terperangah, ulamanya mungkin hanya berdoa, sedangkan kita hanya puas menonton dari berita. Kita mengumpat pun tak berani, takut terdengar oleh dengus 88.

Tak ada yang berani mengirimkan senjata. Jangankan kirim senjata ke Palestina, kirim obat-obatan saja tak bisa. Kirim makanan pun tak diperbolehkan oleh kelompok teroris bernama Israel.

Siapa yang berani menuduh pemimpin Negara teroris itu sebagai penjahat perang, siapa yang berani membawa Bush ke Makamah Internasional? Siapa yang berani berteriak lantang kepada Blair sebagai jagal bangsa Irak? Yang berani melakukan perlawanan hanyalah seorang wartawan dengan melemparkan sepatunya. Sebab wartawan tak memiliki senjata selain yang ada dikakinya.

Maafkan aku saudaraku…….
Aku hanya bisa berteriak tanpa suara
Ditempat yang sepi
Dan dilayar kaca ini…….

Tidak ada komentar: