Hizbut Tahrir Bubar!!!! Innalilahi atau Alhamdulillah....Membaca dengan Akal Budi

Jurnalis Independen: Huru hara pemikiran (perang pemikiran) selama beberapa tahun belakang, pada 9 Mei 2017 mendapatkan kejelasan dan ketegasan dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yaitu dengan di turunkannya larangan dan pembubaran Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Ormas HTI, dianggap sebagai ormas islam yang menentang dan tidak searah dengan Dasar Negara Pancasila dan UUD 1945. Karenanya, ormas ini terancam dibubarkan walau hingga tulisan ini diturunkan, legal formal nya belum dilakukan oleh pemerintah melalui pengadilan.

Menteri Politik Hukum dan HAM, Jenderal Purnawirawan TNI Wiranto, telah melakukan press realise dan menyatakan pembubaran HTI setelah melalui berbagai pertimbangan, begitu aku menpolhukam.

Tidak salah, jika HTI mengumandangkan Khilafah di Nusantara. Sebab, HTI juga mengetahui jika Nusantara ke depan menjadi pelopor dunia, menjadi kiblat dunia, menjadi penyelamat perbudakan dunia dan kehancurannya....

Potensi itu amat nyata. Negeri ini memiliki semua potensi sebagai pemimpin dunia, Terutama AKHLAQ. Tentu saja potensi yang lain telah DIKETAHUI, DIKERUK dan DIKANGKANGI oleh ASING. Contoh Freeport. (SDA).

Sementara SDM negeri ini yang memiliki AKHLAQ mulia demikian berjibun dan sedang berusaha di rusak dengan segala cara. Dan Para perusak ini telah berhasil walau belum 100 persen.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan salah satunya oleh Cak Nun (Emha Ainun Najib) dalam setiap pertemuan baik di Bang Bang Wetan, Maiyah, dan setiap kesempatan diskusinya.

Orang lain juga banyak yang mengatakan hal senada. Sayangnya, tidak banyak warga negeri ini yang memperhatikan hal itu. Sementara di sisi lain, perusakan moral yang masif semakin gencar dilakukan oleh mereka yang tidak menghendaki negeri ini menjadi pemimpin dunia.

Apalagi secara sengaja ataupun tidak, lantaran kebodohannya, banyak diantara warga negeri dengan posisi di pemerintahan, akademisi, politisi maupun kalangan profesi menjadi antek dari perusak yang tidak menginginkan negeri menjadi pemimpin dunia.

Perilaku korup para pejabat adalah hal yang layak dituding sebagai pencegahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menuju pioner dunia. Maraknya narkoba di hampir semua strata masyarakat, menunjukan salah satu sarana penghancur moral masyarakat, Dus, dengan demikian menjadi salah satu pengganjal kemajuan rakyat dan pemerintah negeri ini menjadi kampium dunia.
Penjarahan secara masif, legal maupun pembodohon dan kongkalikong antara, pengusaha, pemerintah yang sedang berkuasa dengan pihak asing mengangkangi SDA rakyat di negeri ini, merupakan cara ampuh mencegah NKRI menjadi penguasa dunia.

Ketidakadilamn sosial yang dipraktekkan di negeri ini, semakin melebarkan jurang pemisah anatara si kaya dan si miskin juga layak dituding sebagai penyebab negeri ini menjadi pengatur dunia.
Sementara, serbuan demokrasi liberal, materialis, faham komunis yang tidak bertuhan turut meramaikan dan menjadi salah satu sumber pertikaian politik dan penghambat negeri ini melaju sebagai negara super power dengan moralitas sempurna dan berkeadilan bagi semua lapisan ummat manusia.

Bermunculannya media yang hanya dimiliki oleh segelintir pemilik modal, menyesatkan pemikiran utama bangsa. Berbagai jenis media yang dimiliki pemodal lokal maupun asing tersebut hanya ramai memberitakan tentang perlombaan penguasaan jabatan semata. Sedangkan faktok tujuan utama media untuk turut mencerdaskan bangsa justru terkubur bersama idiom palsu dan terbeli.

Masih banyak informasi yang tertutup menutupi potensi keadidayaan NKRI dalam peluangnya menjadi negara yang mampu memberikan ketentraman, keadilan dalam semua lini kehidupan internasional, tergerus oleh hal-hal yang tidak penting. Anehnya, penghalang-penghalang tersebut lebih banyak diciptakan oleh mereka-mereka yang mengetahui potensi kepemimpinan Bangsa Indonesia dalam menjadi Pengayom Warga dunia yang kini banyak menjadi bulan-bulanan/perbudakan bangsa dan pemilik modal Internasional.

Akhirnya, penulis berharap, ini menjadi cakrawala baru agar bangsa dan rakyat negeri ini segera sadar dan meninggalkan hal-hal sepele untuk mengurus hal yang dominan dalam menata keadilan, baik untuk NKRI maupun untuk warga dunia. Salam