Kamis, 13 November 2008

Makam Shuhada Amrozi cs Semakin Monumental

Dengan dieksekusinya Amrozi cs, semakin nyata sudah campur tangan asing di negeri ini. Selain itu, tentu saja juga membuktikan lemahnya pemerintah. Namun demikian, dengan tereksekusinya Amrozi cs, akan lebih mudah membuktikan kebenaran apa yang diperjuangkan oleh kelompok ini. Dan sebaliknya juga akan membuktikan kesalahan langkah kelompok yang menyebut dirinya sebagai kelompok Mujahidin tersebut.

Pembuktian ini amat mudah. Tentu saja bila diizinkan untuk dibuktikan oleh pihak-pihak terkait. Pihak terkait tersebut, tentu saja adalah keluarga tereksekusi disatu sisi dan pemerintah disisi lainnya. Bila pembuktian ini jadi dilakukan, tentu harus ada konsekwensi yang dijadikan sebagai taruhannya.

Pertama, bila jasad tereksekusi terbukti layaknya jasad manusia pendosa, maka keluarga, kerabat maupun anggota kelompoknya, harus rela dikucilkan dan mendapat stikma seperti yang selama ini diberikan kepada pelaku dan kelompok tersebut oleh media, pejabat dan masyarakat. Sebaliknya, bila jasad tereksekusi layaknya seperti jasad para pahlawan, syuhada, mujahidin yang gugur dimedan pertempuran, maka pemerintah dan seluruh jajarannya yang menyebabkan kematian Amrozi cs, harus menerima saksi yang telah disepakati bersama.

Kedua, bila kebenaran ada di pihak tereksekusi, maka system pemerintahan harus mendukung keyakinan yang sedang diperjuangkan oleh kelompok almarhum Amrozi cs. Hal ini harus dijamin oleh undang-undang dan didukung oleh segenap komponen bangsa di negeri ini.

Ini bukan ajakan makar, tetapi sebuah pembuktian dengan konsekwensi tinggi. Sebab selama ini, kelompok seperti Amrozi tidak akan pernah menang bila bertarung. Walaupun ada kemungkinan besar mereka bisa menang secara konstitusi- demokrasi. Namun sejarah membuktikan, kelompok Hamas di Palestina harus menerima kenyataan pahit walau ia memenangi pemilu secara demokratis.

Apalagi di negeri ini? Sebagai contoh, pemilihan Gubernur Jatim putaran II yang semula dimenangi oleh pasangan Kaji. Beberapa hari kemudian telah disulap oleh para maling menjadi sebaliknya. Padahal beberapa lembaga survey sebelumnya telah menyatakan kemenangan pasangan yang hendak membongkat kebobrokan pemimpin diwilayah ini yang korup dan manipulatif.

Jika pasangan Kaji menang dan memegang kekuasasan pemerintah daerah Jatim, tentu kepemimpinan nasional akan menjadi sesuatu yang rumit untuk diraih oleh penguasa sekarang ini. Indikasi kecurangan pada pilkada Jatim, bisa dijadikan sebagai acuhan bagi siapa saja, termasuk kelompok seperti Amrozi. Hal seperti itu bisa dipastikan akan terjadi pada kelompok yang berfaham seperti Amrozi cs. Karenanya, kematian orang seperti Amrozi layak untuk dijadikan taruhan tentang kejelasan nasib bangsa dan negeri ini.

Kelompok penjahat akan selalu berhadapan dengan kelompok penegak keadilan yang jujur dan adil. Dalam masalah Amrozi cs siapa yang disebut penjajah?. Amrozi Cs diadili dan dituntut oleh seorang jaksa yang belakangan diketahui menerima suap yang dalam kasus yang merugikan negara ratusan triliun rupiah. Ya, jaksa Urip Tri Gunawan akhirnya dihukum 20 tahun sebagai ganjaran menerima suap. Aparat seperti ini tidak layak memutuskan hukuman mati pada seseorang. Sebab dirinya terindikasi tidak jujur. Bila tidak jujur, dipastikan tidak adil, apalagi amanah.

Sistem peradilam negeri ini, hampir semua pejabatnya seperti Urip Tri Gunawan. Bahkan diinstansi lain, kondisinya tidak jauh berbeda dengan institusi hukum tersebut. Karenanya, secara keseluruhan pemerintahan negeri ini tidak layak mendapatkan mandat dari rakyat. Sayangnya, tidak banyak warga masyarakat seperti kelompok masyarakat yang mampu membawa amanah, bersikap jujur dan bangga dengan bangsa dan hasil karyanya.

Maka untuk mendidik dan mengingatkan akan perjuangan untuk bertindak jujur, adil dan berani berkorban apa saja demi tegaknya aturan ilahi, perlu kiranya kematian Amrozi cs dijadikan sebagai monumen kebangkitan menegakkan keadilan dan kejujuran. Atau apabila mungkin hari kematian terpidana mati dijadikan sebagai Houl setiap tahunnya. Jangan hanya mereka saja yang bisa mendramatisir sebuah kejadian, tetapi kita hrsu banyak belajar dan memberikan perlawanan yang seimbang.

Sekali lagi sayangnya, tidak banyak masyarakat yang serius berjuang untuk menegakkan keadilan yang hakiki. Padahal bila kita mau, kita juga bisa membuat sarana media baik cetak maupun elektronik yang orang kafir gunakan sebagai sarana paling ampuh mencuci otak generasi robbani. Bahkan kelompok Mujahidin juga bisa membuat monumen yang sangat bersejarah dari berpulangnya para Mujahidin seperti Amrozi cs.***

1 komentar:

widodo mengatakan...

Kebenarannya Absurb...salam pren iki blogku yang baru. Pheg. Jangan lupa mampir ya.