Jurnalis Independen: Penyembunyian kekayaan Warga Bangsa Indonesia, bukanlah rahasia. Terkait pengungkapan Dokumen Paradise Papers, bagi yang melek sedikit informasi, berita itu tidaklah mengejutkan.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat korupsi menggila sejak bercokolnya rezim Ordebaru. Sejak kejatuhan Presiden Pertama Republik Indonesia, kekayaan alam negri ini telah berpindah tangan kepada asing. Lantaran penjualan Sumber Daya Alam tanpa perhitungan matang dan sebagai imbal balik atas tergulingnya dan di dapuknya Soeharto sebagai Mandataris MPR, kekayaan alam negeri ini berpindah kepada Amerika dan sekutunya. Disaat itulah, tumbuh subur industrialisasi, yang diiringi dengan tragedi suap, korupsi, KKN dan sejenisnya.
Memang, tidak dipungkiri. Sejak jaman itu, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan mengalami peningkatan. Namun, demikian pula sikap rakus para penguasa dan kroni-kroninya, membuat negeri ini menggali kubangan hutang yang hingga hari ini belum juga terlunasi.
Kali ini, sebuah dokumen telah dirilis oleh pihak media luar negeri dan membuka tokoh-tokoh negeri ini yang memiliki simpanan dan bisnis bebas pajak dengan nilai yang fantastis. Padahal modal usaha mereka disinyalir hasil dari korupsi berjamaah puluhan tahun dari Bangsa Indonesia. Berikut adalah kutipan berita yang telah banyak mengiasi media media di tanah air.
Sebuah penyelidikan
investigatif terbaru diungkap ke publik minggu ini. Diberi nama Paradise
Papers, penyelidikan tersebut menelisik keterlibatan pebisnis papan atas,
pimpinan pemerintahan, tokoh dalam bidang politik, global dan hiburan dalam hal
menyembunyikan kekayaan mereka demi menghindari pajak.
Sama halnya dengan
Skandal Panama Papers yang diungkap tahun lalu, dokumen itu diperoleh oleh
surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, yang kemudian meminta International
Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) atau Konsorsium Jurnalis
Investigatif untuk melakukan penyelidikan.
Pengungkapan ini juga
menyeret beberapa nama orang Indonesia. Dilansir dari laporan bocoran ICIJ,
Senin (6/11/2017) setidaknya ada tiga nama yang turut masuk yakni politikus
Prabowo Subianto, dan anak mantan Presiden Soeharto, Tommy dan Mamiek Soeharto.
Dalam laporan Paradise
Papers tersebut disebutkan Tommy dan Mimiek Soeharto sudah membentuk perusahaan
cangkang di zona bebas pajak lewat bendera Humpuss Group. Tommy, yang kini
menahkodai Humpuss Group, pernah menjabat sebagai direktur dan bos dari Asia
Market Investments.
Perusahaan tersebut ternyata
memiliki alamat yang sama dengan perusahaan lain yakni V Power Corp. Menurut
catatan Securities and Exchange Commision, Tommy memiliki saham di perusahaan
mobil mewah Italia Lamborghini di bawah V Power Corp.
Lebih lanjut data dari
Appleyby, firma hukum di Bermuda, mengungkap adanya kerja sama dari anak
perusahaan Humpuss dengan NLD, sebuah perusahaan periklanan billboard
Australia.
Menurut laporan
setempat pada 1997, perusahaan patungan itu membuat Tommy Suharto dan mitranya
dari Australia mendirikan bisnis papan reklame pinggir jalan di Negara Bagian
Victoria, Australia, Filipina, Malaysia, Myanmar dan Cina. Perusahaan itu
ditutup di Bermuda pada 2003 dan dicatat di Appleby sebagai "pengemplang
pajak."
Sementara Mamiek
disebutkan adalah wakil presiden Golden Spike Pasiriaman Ltd dan pemilik dan
pimpinan Golden Spike South Sumatra Ltd. Ia menjalankan perusahaan bersama
Maher Algadri, eksekutif Kodel Group, salah satu konglomerat terbesar Indonesia
zaman Soeharto.
Nusantara Energy dan
Prabowo Subianto
Dalam laporan
ICIJ, Prabowo disebutkan sebagai direktur dan wakil ketua Nusantara Energy
Resources, perusahaan yang didaftarkan di Bermuda. Perusahaan yang terdaftar
pada tahun 2001 terdaftar sebagai "debitur yang buruk," menurut
catatan Appleby dan ditutup pada tahun 2004.
Perusahaan Singapura
yang juga bernama Nusantara Energy Resources sekarang menjadi bagian dari Grup
Nusantara.
Meski demikian, saat
dikonfirmasi Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membantah bila Prabowo hendak
mengemplang pajak. Nusantara Energy Resources didirikan pada 2001 sekadar untuk
adminstrasi bisnis serta tidak aktif sejak didaftarkan ke otoritas Bermuda.
"(Nusantara
Energy) adalah perusahaan satu dollar," kata Fadli. Wakil Ketua DPR RI ini
mengakui ada politikus Indonesia terlibat dalam Nusantara Energy Resources,
yang awalnya didirikan untuk eksplorasi minyak dan gas. Fadli tidak mengetahui
detail peran beberapa politikus Indonesia itu dalam bisnis offshore milik
patron politiknya.
Hal yang sama juga
didapat saat mencoba mengkonfirmasi ke pihak Tommy Soeharto. BBC melaporkan,
pengacara Tommy menolak untuk berkomentar. Tindakan serupa juga dilakukan
sumber BBC di Humpuss Group.
Dilansir dari The
Guardian, detail mengenai informasi tersebut ada dalam 13,4 juta dokumen.
Sebagian besar arsip itu memberi informasi mengenai cara-cara picik perusahaan
papan atas dunia menyembunyikan kekayaan mereka sebenarnya.
Nama Sandiaga Uno
Masuk?
Nama Wakil Gubernur
DKI Jakarta Sandiaga Uno juga masuk dalam laporan Paradise Papers. Dikutip dari
TEMPO, Sandiaga Uno mengakui pernah memiliki saham di perusahaan offshore lain
yang tercatat dalam Paradise Papers: N.T.I. Resources. Meski demikian ia
meyakinkan sudah tidak terkait dengan perusahaan di bidang eksplorasi migas
tersebut.
"Itu bukan
perusahaan cangkang, melainkan sudah go public di bursa saham Kanada,"
kata Sandiaga.
Wagub DKI
Jakarta terpilih Sandiaga Uno berada usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK,
Jakarta, Jumat (14/7). Sandiaga Uno diperiksa sebagai saksi kasus korupsi
pembangunan rumah sakit pendidikan khusus penyakit infeksi. (Liputan6.com/Helmi
Afandi)
Publikasi Paradise
Papers dilakukan oleh lebih dari 380 wartawan dan menghabiskan waktu selama 1
tahun lamanya. Mereka menyisir berbagai data yang didapat dari 70 tahun silam.
Penemuan Paradise Papers ini sangat mengejutkan, apalagi ditengah ketimpangan
pendapatan global yang makin meningkat.
Fakta mencengangkan
lain Paradise Papers
Berikut beberapa fakta
mengejutkan yang diungkap dalam Paradise Papers:
1. Dana jutaan pound
dari kekayaan real estate Ratu Inggris telah diinvestasikan dalam dana Cayman
Islands. Sebagian dari uang ini disalurkan ke pebisnis ritel yang diduga banyak
mengeksploitasi keluarga miskin dan tidak berada.
2. Berbagai
persetujuan tersembunyi dari anggota kabinet, penasehat dan donatur Donald
Trump. Termasuk diantaranya pembayaran substansial dari perusahaan yang
dimiliki bersama oleh menantu Vladimir Putin kepada perusahaan logistik milik
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.
3. Facebook dan
Twitter mendapat investasi ratusan juta dollar yang bersumber dari institusi
finansial milik pemerintah Rusia.
4. Menteri Keuangan
dibawah pimpinan Justin Trudeau mengelola lembaga Cayman Islands yang digunakan
untuk menghindari pajak.
5. Berbagai skema
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan multinasional seperti Nike
dan Apple.
6. Cara-cara picik
yang dilakukan oleh nama-nama besar di industri film dan TV untuk melindungi
kekayaannya dengan menempatkan uangnya secara off-shore.
Catatan Penulis: Dan yang memberikan kebebasan pajak adalah yahudi. Sekarang di bongkar hanya
untuk menimbulkan kekacauan.
Percayalah.... tapi tetap waspada. Itu memang ada. Namun tujuan
mereka agar kita lengah sementara meteka meraik kuasa dan mencipta konflik
antar anak bangsa.(JI)
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar