Jurnalis Independen: Jodoh, rejeki dan maut tidak bisa diprediksi. Pepatah ini terjadi juga pada wanita paruh baya biasa dipanggil Puji. Ia harus rela meninggal dunia lantaran tersedak "pentol bakso" yang sedang dinikmati bersama rekan sekerjanya di Keluruhan Dupak, Kecamatan Krembangan Surabaya.
Puji, wanita 55 tahun, tinggal di rumah kost di Babadan Rukun 6/17 Surabaya bersama suaminya Slamet. Rumah kost yang ditempati pasangan ini milik Ny Suwardi, nenek 80an tahun memang tak jauh dari kantor Kelurahan Dupak, Krembangan, Surabaya dimana Puji telah puluhan tahun mengabdikan diri.
Pagi itu, Selasa (27/10/2015), Puji, masih segar bugar berangkat menuju tempat kerjanya di Kelurahan Dupak, Krembangan Surabaya. Tegur sapapun selalu terjadi, saat Puji melintasi aktivitas warga yang tentu saja banyak mengenalnya sebagai abdi masyarakat di kelurahan Dupak.
Siang itu, bersama beberapa rekan kerjanya saat istirahat, Puji menyantap makan siangnya. Saat itu, mereka sedang menyantap hidangan makan siang dengan menu Bakso Pedas.
Sayangnya, belum habis bakso di santapnya, Puji tersedak pentol bakso yang membuat susah bernafas dan berakhir dengan maut.
Seluruh rekan kerjanya histeris. Pujipun segera dilarikan ke RS terdekat. Sayangnya, Sang malaikat maut tak hendak mengembalikan hidup Istri Slamet itu.
"Kita merasa kehilangan. Rekan kerja kita, Senior saya, telah dipanggil Allah dengan cara yang tidak kita sangka-sangka," Kata Sugito Lurah Dupak.
Dalam kesempatan sebelum mengantarkan jenazah menuju Desa kelahirannya, di Nganjuk, Lurah Dupak juga sempat meminta maaf atas nama keluarga kepada segenap warga yang tinggal berdekatan dengan almarhum, yaitu di Babadan Rukun 6/17 Surabaya.
Sambil berlinang air mata, Lurah Dupak Sugito mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya khususnya kepada Slamet Suami korban.
Tepat Pukul 14.00, ambulan berisi jenazah meninggalkan rumah kost menuju Nganjuk untuk melanjutkan prosesi pemakaman. Lurah Dupak beserta jajarannyapun turut serta menyertai keberangkatan jenazah Puji.
1 komentar:
Posting Komentar