Jurnalis Independen: Tidak seorangpun
mengetahui nama asli bangunan Sphinx, bangunan berkepala manusia singa yang
juga disebutkan dalam mitologi Yunani kuno. Istilah ini mungkin mulai digunakan
sekitar 2000 tahun setelah patung itu dibangun. Ada ratusan makam di Giza
disertai hieroglif berusia sekitar 4500 tahun.
Candi Sphinx tidak
dibangun sepotong demi sepotong, tetapi diukir dari kapur yang ditemukan
pekerja saat menggali tambang di dataran tinggi Giza. Lebarnya berkisar 66
meter dan panjang 240 meter yang merupakan salah satu patung monolitik terbesar
dan tertua di dunia.
Penelitian Mark
Lehner yang diulas dalam bukunya The Complete Pyramids: Solving the Ancient
Mysteries , menyatakan bahwa Spinx merupakan rencana Raja Firaun Khafre yang
mungkin tidak pernah terealisasi, para pekerja meninggalkan pembangunan Spinx
dengan alasan yang tidak diketahui.
Misteri Pembangunan
Sphinx
Tidak ada catatan
sejarah Mesir yang menyebutkan Spinx, sehingga peneliti tidak memiliki bukti
kuat dalam memecahkan misteri pembangunan Sphinx . Mungkin menggambarkan citra
seorang raja, simbolisme patung tidak jelas meskipun prasasti seperti
menggambarkan Dewa Ruti, Dewa Singa yang duduk di pintu masuk neraka dan
menjaga matahari terbit dan terbenam.
Sphinx Giza / Credit:
Wikipedia
Meskipun ukiran wajah
lebih jelas dari banyak patung bersejarah, tapi telah mengalami pelapukan dan
vandalisme. Pada 1402, seorang sejarawan Arab menyatakan bahwa seorang fanatik
Sufi merusak patung itu. Penggalian arkeologi di awal abad ke-19 telah
menemukan potongan-potongan batu jenggot berukir dan sebuah pemerintah
berlambang ular kobra dengan hiasan kepala. Residu dari pigmen merah masih
terlihat di wajah, peneliti menyimpulkan bahwa wajah Sphinx dicat merah dan
jejak cat biru dan kuning di bagian lain menjelaskan bahwa Sphinx menggunakan
warna mencolok.
Selama ribuan tahun,
pasir telah mengubur bangunan raksasa sampai sebahunya, kepala tanpa tubuh
tertimbun di tepi timur Sahara. Pada tahun 1817 seorang petualang Genoa, Kapten
Giovanni Battista Caviglia memimpin 160 orang dalam upaya menggali Sphinx.
Mereka kewalahan menahan pasir yang masuk kembali ke dalam lubang penggalian,
atau hampir secepat penggaliannya. Kemudian arkeolog Mesir (Selim Hassan) akhirnya
berhasil membersihkan patung dari pasir di akhir tahun 1930-an.
Lalu, siapa yang
membangun Sphinx? Lehner, Hawass dan arkeolog lainnya menyatakan bahwa Spinx
dibangun pada masa Firaun Khafre yang memerintah Mesir sekitar 2600 SM dan
berlangsung sekitar 500 tahun sebelum adanya perang saudara dan kelaparan. Hal
ini diketahui dari teks-teks hieroglif bahwa ayah Firaun Khafre (Firaun Khufu)
membangun Piramida Besar setinggi 481 kaki, berjarak seperempat mil dimana
Sphinx dibangun. Firaun Khafre membangun piramida sendiri sepuluh kaki lebih
pendek dari piramida Mesir yang dibangun ayahnya, bangunan yang juga berada
seperempat mil di belakang Sphinx.
Seorang arkeolog
Perancis bernama Auguste Mariette menggali patung seukuran Firaun Khafre, yang
diukir dengan dari batuan vulkanik hitam di tengah reruntuhan bangunan dan
ditemukan berdekatan dengan Sphinx yang kemudian disebut Kuil Valley. Mariette
menemukan sisa-sisa batu paving jalanan, sebuah prosesi yang menghubungkan Kuil
Valley ke kuil kamar mayat di samping piramida Khafre. Kemudian pada tahun
1925, arkeolog Prancis dan insinyur Emile Baraize menyelidiki pasir di depan
Sphinx dan menemukan bangunan Kerajaan Tua yang sekarang disebut Candi Sphinx .
Beberapa anggota
terus berspekulasi bahwa Firaun Khufu telah membangun patung Spinx. Kemudian
pada tahun 1980, Lehner merekrut seorang ahli geologi Jerman (Tom Aigner) yang
menyarankan cara baru untuk menunjukkan bahwa Sphinx merupakan bagian integral
kompleks bangunan besar Firaun Khafre. Kapur diproduksi dari lumpur, karang dan
cangkang plankton seperti dikompresi bersama-sama selama puluhan juta tahun.
Contoh yang diambil
Aigner dan Lehner dari Kuil dan patung Sphinx menginventarisasi fosil berbeda
yang membentuk batu kapur. Fosil menunjukkan bahwa bahan ini digunakan untuk
membangun dinding candi berasal dari parit yang mengelilingi Sphinx. Mungkin
karyawan menggunakan tali dan kereta luncur kemudian menyeret Sphinx yang
diukir dari batu.
Firaun Khafre mungkin
sudah mengatur pembangunan piramida, kuil-kuil dan Sphinx. Kebanyakan peneliti
meyakini bahwa Sphinx merupakan bagian dari bangunan Firaun Khafre dan bagian
integral kompleks piramida Mesir.
Lehner dan Hawass
telah menyadari sejak pertengahan 1980-an bahwa ada bangunan lain di situs
tersebut. Masing-masing struktur memiliki unsur dari sebuah rumah teras
berpilar biasa, ruang tidur dan dapur yang diperbesar untuk mengakomodasi
sekitar 50 orang tidur berdampingan. Barak bisa menampung antara 1600 sampai
2000 pekerja atau bahkan lebih jika tempat tidur dua tingkat. Pekerja pembangun
Spinx bukan budak, tim Lehner menemukan sisa-sisa ternak berusia 2 tahun atau
dengan kata lain hidangan mereka daging sapi.
Sisa-sisa dinding
candi terlihat di depan Sphinx mengelilingi halaman yang tertutup 24 pilar,
candi ditempatkan pada sumbu timur-barat yang ditandai dengan sepasang tempat
suci. Arkeolog Swiss (Herbert Ricke) mempelajari kuil di akhir 1960-an
menyimpulkan bahwa sumbu melambangkan pergerakan matahari, sebuah titik jalur
timur-barat dimana matahari terbit dan terbenam dua kali setahun saat Ekuinoks
(antara pertengahan musim panas dan pertengahan musim dingin), dan masing-
masing pilar mewakili satu jam peredaran matahari.
Pembangunan Sphinx
Ditinggalkan
Sphinx tampaknya
melambangkan persembahan Firaun yang menyajikannya pada Dewa Matahari di
pelataran candi. Sphinx mewakili Khafre sebagai Horus yang dihormati orang
Mesir sebagai raja para Dewa, memberikan persembahan dua kaki kepada ayahnya
(Khufu) dan menjelma sebagai Dewa Matahari (Ra) yang terbit dan terbenam di
kuil itu.
Para arsitek Firaun
Khafre mungkin mengatur penempatan lintasan matahari untuk menghubungkan
piramida, Sphinx dan kuil. Dalam siklus kematian dan kebangkitan, mungkin
Sphinx didirikan untuk menggambarkan Fir'aun Khafre sebagai dewa matahari yang
menjelma sebagai Penjaga Neraka dan Makam Giza.
Komplek ini sebagai
mesin kosmik yang dimaksudkan untuk memanfaatkan kekuatan matahari dan
dewa-dewa lain untuk membangkitkan jiwa firaun. Transformasi ini tidak hanya
menjamin hidup kekal bagi penguasa yang telah mati tetapi juga kelanjutan
tatanan alam universal termasuk pergantian musim, banjir tahunan sungai Nil dan
kehidupan sehari-hari masyarakat.
Rencana Firaun Khafre
diatas mungkin tidak pernah terealisasi. Pada tahun 1978 di sudut penambangan
patung ditemukan tiga blok batu yang ditinggalkan buruh penyeret bangunan Kuil
Sphinx. Parit tepi utara yang mengelilingi Sphinx mengandung segmen batuan
dasar yang hanya sebagian digali. Arkeolog juga menemukan sisa-sisa makan siang
karyawan dan fragmen guci bir / air dan palu batu. Ternyata sisa-sisa ini
menjelaskan bahwa para pekerja meninggalkan pembangunan Spinx.
Rudolph Kuper dan
Stefan Kropelin menyimpulkan bahwa pola iklim di Gurun Sahara berubah sekitar
8500 SM, musim hujan yang menutupi daerah tropis bergerak ke utara. Gurun pasir
ini dulunya ditumbuhi padang rumput diselingi lembah hijau yang mendorong
manusia untuk mulai menetap sekitar 7000 SM. Sahara hijau berakhir antara 3500
SM dan 1500 SM ketika sabuk monsun kembali ke daerah tropis dan gurun pasir
muncul kembali sekitar 500 tahun kemudian.
Iklim gurun merupakan
proses bertahap selama berabad-abad, masa transisi ini ditandai dengan siklus
hujan yang terus menurun dan kekeringan. Perubahan iklim wilayah Giza dimulai
pada awal Kerajaan Lama dan gurun pasir muncul di akhir era.
Legenda Firaun
Thutmose IV
Menurut legenda yang
terukir pada lempengan granit merah muda antara kaki Sphinx, ketika Pangeran
Thutmose pergi berburu di padang gurun dan berbaring di bawah naungan Sphinx.
Dalam mimpi patung
tersebut menyebut dirinya Horemakhet atau Horus yang mengeluhkan tubuhnya
hancur akibat pasir. Kemudian Horemakhet menawarkan Thutmose tahta dalam
pertukaran mereka.
Ketika
dia menjadi Firaun Thutmose IV , dia membantu memperkenalkan kultus menyembah
Sphinx pada Pemerintah Baru (1550-1070 SM). Patung Sphinx muncul di mana-mana,
relief dan lukisan sering digambarkan sebagai simbol kuat royalti dan kekuatan
suci matahari. Sesuai dengan legenda Horemakhet , Thutmose mungkin orang yang
pertama kali mengupayakan pemulihan Sphinx.
1 komentar:
tobat pak. jangan buat hal yang salah
Posting Komentar