IndoWatch-Afrika: Tidak peduli di wilayah negara manapun bila terdapat melimpah tambang minyak, maka Amerika Kapitalis yang Imperialis selalu berusaha untuk menguasainya dengan berbagai cara. Tidak terkecuali di Sudan Selatan.
Rakyat Sudan Selatan memang merayakan kelahiran negara baru, yakni Republik Sudan Selatan, Sabtu (9/7/2011). Mereka memilih untuk merdeka dalam referendum yang diadakan oleh Pemerintah Sudan berdasarkan ketentuan perjanjian perdamaian 2005.
Kemerdekaan ini mengakhiri beberapa dekade perang saudara antara utara-selatan, sekaligus sebagai kemenangan mutlak bagi Kapitalis-Imperialis AS yang telah merencanakan memisahkan negara kaya minyak itu dari Kesatuan Negara Sudan untuk dibajak sumber alamnya.
Bukti keterlibatan AS dinyatakan dengan janji kedatangan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Colin Powell bersama gerombolannya. Colin Powell melakukan lawatan ke Sudan Selatan sebagai bagian dari delegasi AS yang akan menghadiri perayaan kemerdekaan negara terbaru dunia tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice akan memimpin delegasi tersebut mengunjungi Juba, Ibu Kota Sudan Selatan.
Warga di wilayah selatan Sudan melalui referendum yang digelar Januari lalu memutuskan untuk memisahkan diri dari Sudan Utara dan akan menyatakan kemerdekaan mereka pada Sabtu (9/7).
Powell yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS di masa pemerintahan Presiden George W Bush merupakan tokoh utama dalam perundingan damai antara Sudan utara dan selatan pada 2005 yang mengakhiri perang dunia selama dua dekade yang terjadi di wilayah tersebut.
AS sejak awal mendukung upaya Sudan Selatan meraih kemerdekaan dan pemerintahan Presiden Barack Obama sejak awal berjanji akan mengakui kedaulatan Sudan Selatan jika mereka mendeklarasikan kemerdekaan.
Ibukota negara baru itu di Juba dan telah diakui secara resmi oleh pemerintah Sudan (utara), yang bermarkas di Khartoum, beberapa jam sebelum perpisahan resmi terjadi.
Beberapa pejabat mengatakan kelahiran negara baru itu terjadi pada tengah malam antara 8 dan 9 Juli, dan upacara kemerdakaan resmi akan diadakan pada Sabtu malam.
"Pada tengah malam itu, bel-bel akan meraung di seluruh negara baru itu, dan genderang akan disuarakan, untuk menandai transisi bersejarah dari Sudan Selatan menjadi Republik Sudan Selatan," kata sumber dari pemerintah Sudan Selatan tanpa sadar bahwa rakyat Sudan Selatan telah masuk dalam mulut Kapitalis-Imperialis AS.
Di Juba, masyarakat di sudut-sudut jalan yang buruk melambai-lambaikan bendera dan menari dalam sorotan lampu besar mobil, sebelum tengah malam.
Menurut program resmi, proklamasi kemerdekaan Republik Sudan Selatan akan dibacakan oleh ketua parlemen, James Wani Igga pada pukul 11.45 waktu setempat (pukul 15.45 WIB).
Pemerintah Khartoum adalah yang pertama kali mengakui Republik Sudan Selatan. Tapi pengakuan itu tidak menghalau kekhawatiran ketegangan pada masa mendatang.
Para pemimpin utara dan selatan masih belum menyepakati mengenai masalah sensitif. Diawali dengan garis perbatasan dan pembagian cadangan minyak yang melimpah.(mnt/mi/ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar