Minggu, 13 Maret 2011

Rahasia di Balik Bedah Buku "Siapa Bilang Merokok Haram?"


Acara bedah buku berjudul "Siapa Bilang Merokok Haram?" digelar hari ini di Shangrila Hotel. Dalam bedah buku itu hadir Wagub Saifullah Yusuf dan Dr. H.M. Nasin Fauzi selaku penulis dan nara sumber di acara itu.

Pada halaman xvi buku itu penulis berusaha memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai ketidakwajaran larangan merokok. Dikatakan, perang anti rokok yang dikobar-kobarkan oleh segelintir orang dengan dana berasal dari beberapa perusahaan farmasi asing, tampak terkesan terstruktur dan sistematis cara kerjanya. Sehingga mengesankan hal itu tidak dilakukan secara spontan tetapi by design dan target tertentu.

Mereka --para pakar bayaran perusahaan farmasi asing-- berjuang sangat gigih. Untuk mendukung fatwanya, mencarikan dalil-dalil pembenaran seolah-olah hasil riset ilmiah atau berdasarkan kajian-kajian agama.

Pendeknya, semua lini yang bisa mereka masuki akan mereka masuki. Tak heran mulai dari sisi budaya, ekonomi maupun agama mereka rambah semua untuk propaganda anti rokoknya. Dari sisi antropologi budaya, pakar bayaran ini begitu mudah menghakimi perokok kebanyakan para pemalas. Sisi ekonomi, kebiasaan merokok bila ditinggalkan akan menghemat pengeluaran dan bisa ditabungkan untuk hari tua. Sedangkan dari sisi agama, mereka mengatakan bahwa merokok memiliki dasar hukum Harom.

Padahal, baik penulis maupun beberapa nara sumber mengatakan dalil yang benar tentang rokok adalah mubah. Artinya, tidak apa-apa melakukan, akan baik jika meninggalkannya. Dalil itu di kutip dari H. Sulaiman Rasyid dalam buku Fiqih Islam dan buku Halal dan Haram dalam Islam oleh Yusuf Qardhawi. Dalam beda buku itu hadir sebagai pembicara antara lain, Dr Jack Roejoso. MScom, Prof. Dr. H. Kabul Santoso, Prof. Dr. Ayu Sutarto.

KH. Said Agil Siradj, ketua umum PBNU, "keputusan yang diambil oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat yaitu, merokok hukumnya tidak wajib, tidak sunnah, tidak harom dan juga tidak mubah." "Tetapi adalah di tengah-tengah antara makruh dan harom." Masih menurut Said, Imam Syafi'i menghukumi rokok adalah makruh."

Persoalan halal haram rokok mencuat ketika Majelis Tarjih dan Tajdid Pusat Muhammadiyah mengeluarkan fatwa pada tahun 2010 bahwa merokok adalah haram. Ternyata beberapa saat kemudian diketahui dasar pengeluaran fatwa itu bahwa Muhammadiyah menerima dana dari Bloomberg initiative. (mnt)

Minggu, 03 Januari 2010

Presidenku


Bagaimanapun aku bangga dengan keberadaan Mu.

Engkau memberikan kebebasan, walau engkau hanya duduk di singgasana hanya beberapa waktu saja. Namun, angin kebebasan memberiku nafas kelegaan yang tak terhingga. Kini kepergianmu membuat banyak orang merasa kehilangan. Dan kebebasanmu hentak diberangus kembali. Apapun yang bakal terjadi, doaku selalu dan harapanku mengiringimu selalu.....


Diriku merasa bahwa di negeri ini baru ada 2 orang presiden.

yaitu Soekarno dan Gus Dur......

Senin, 30 November 2009

Renungan Religi


Beberapa hari lagi, khususnya umat islam dunia akan segera menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1431. Jelang berakhirnya tahun baru itu, ternyata di negeri ini dinodai adanya skandal Century Gate. Sebuah skandal Bank Century yang melibatkan jajaran menteri dan gubernur Bank Indonesia (BI). Walau masih isu, skandal tersebut juga menyeret nama orang nomor satu negeri ini, yaitu Presiden SBY.


Terlepas dari semua itu, umat islam sudah selayaknya belejar dari berbagai pengalaman. Lebih lagi untuk memilih dan mendudukan seseorang pada jabatan yang strategis. Umat yang dibekali Tuhan Allah, untuk selalu memilih pemimpin atas dasar 4 hal itu, layak untuk diterapkan. Bila umat memilih pemimpin hanya berdasarkan casing (yang tampak dari luar) saja, maka akan banyak menimbulkan bencana.

Empat hal yang layak dijadikan sebagai acuan tersebut dalam memilih pemimpin yaitu:
Pertama: Fatonah/cerdas
Kedua: Tabliq /menyampaikan
Ketiga: Siddiq/jujur
Keempat: Amanah/jujur

Keempat sifat ini harus menjadi prioritas utama yang harus, mau tidak mau menjadi acuan masyarakat. Hal ini untuk menghindari munculnya seorang pemimpin yang hanya memikirkan diri, golongan dan mengabaikan kepentingan bangsa dan Negara secara utuh. Carut marutnya tatanan kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, budaya maupun hukum dan banyak bidang lainnya adalah disebabkan oleh kebodohan masyarakat dalam memilih pemimpinnya sendiri. Karenanya, sangat mustahil kalau masyarakat menginginkan keadilan hukum, keadilan ekonomi, keluasan pendidikan dan lain-lainnya bila pemimpin yang dipilihnya tidak memiliki empat kreteria yang ditetapkan Allah swt diatas.

Adalah mustahil kita berharap memiliki kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang baik, bila tidak memiliki pemimpin yang baik, jujur dan amanah. Di sisi lain, negeri ini tidak akan pernah bisa memunculkan sosok pemimpin ideal tersebut bila kehidupan pribadi dalam keluarga tidak mencetak kader pemimpin dengan Hight Morality dan disiplin yang tinggi. Pemimpin ideal itu harus tumbuh dari keluarga yang tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai harkat kehidupannya.
Akhirnya, dalam momen Tahun Baru Hijriyah ini, kita hanya bisa berharap kepada setiap keluarga khususnya keluarga muslim untuk berjibaku dengan sangat keras dan disiplin tinggi untuk menempa anak didiknya. Tentu saja dengan harapan mencetak kader pemimpin baik lokal maupun nasional yang memegang teguh moralitas, rasa malu dan kebersamaan hidup semua lapisan masyarakat. Bila setiap individu, keluarga mengabaikannya dan lebih mementingkan nafsu diri pribadi, kelompok dan golongannya, maka jangan harap merah putih akan tetap berkibar di negeri nusantara 20 tahun lagi, a’udzubilahi mindaliq.

Kamis, 12 Februari 2009

200 Tahun Teori Darwin Layak Dibuang?

"DARWIN melengkapi Revolusi Copernicus dengan memperkenalkan pemahaman alam sebagai sistem materi yang bergerak mengikuti kaidah hukum yang bisa dijelaskan oleh nalar manusia tanpa berpaling ke lembaga supernatural." (Francisco J Ayala, pakar biologi evolusioner University of California, Irvine, 2007)

Esok, Kamis, 12 Februari 2009, dunia memperingati 200 tahun Charles Robert Darwin. Sejak akhir tahun lalu, pelbagai penerbitan ilmiah menurunkan laporan mengenai ilmuwan Inggris yang telah mengubah cara pandang manusia tentang jagat natural ini. Berbagai universitas dan badan penelitian juga menyelenggarakan seminar dan pameran untuk menghormati tokoh besar ini.

Peletak dasar teori evolusi ini lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, dari satu keluarga kaya tahun 1809. Kakek dari ayahnya, Erasmus Darwin, adalah salah seorang intelektual terkemuka Inggris pada abad ke-18. Semula Darwin ingin belajar kedokteran dan masuk ke Universitas Edinburgh, tapi kemudian minatnya beralih ke teologi dan belajar di Cambridge.

Sosok dan pandangannya pun berubah setelah ia mengikuti ekspedisi ilmiah selama 5 tahun dengan kapal HMS Beagle yang meninggalkan Inggris tahun 1831. Saat itu, sebagian besar orang Eropa masih berpikiran bahwa dunia diciptakan Tuhan dalam tujuh hari.

Sebagaimana dikutip dalam Historic Figures BBC, dalam perjalanan Darwin membaca buku Prinsip-prinsip Geologi karya Charles Lyell yang menyarankan bahwa fosil yang ditemukan di bebatuan sebenarnya adalah binatang yang hidup ribuan, bahkan jutaan, tahun silam. Argumen Lyell ini tertanam, bahkan diperkuat, dalam pikiran Darwin melalui berbagai kehidupan satwa dan fitur geologi yang ia lihat sepanjang perjalanan.

Darwin mendapatkan pencerahan besar setelah mengunjungi Kepulauan Galapagos, sekitar 800 kilometer sebelah barat Amerika Selatan. Di sana, antara lain, ia mengamati bahwa setiap pulau mendukung berkembangnya burung finch (sejenis kutilang) yang khas untuk pulau itu. Burung-burung dari berbagai pulau di sana tampak mirip, tapi juga berbeda dalam banyak hal.

Teori evolusi

Sekembali ke Inggris tahun 1836, Darwin berusaha memecahkan teka-teki atas apa yang ia amati, juga yang menyangkut pertanyaan bagaimana spesies berevolusi. Dengan berbekal pemikiran Malthus, Darwin mengusulkan teori evolusi yang terjadi dengan proses seleksi alam. Hewan–atau tumbuhan–yang paling bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya paling besar peluangnya untuk bertahan hidup dan bereproduksi, sambil meneruskan karakteristik yang membantunya bertahan ke keturunannya.

Darwin mengerjakan teorinya itu selama 20 tahun. Di tengah jalan ia mendapat informasi bahwa naturalis Inggris lainnya, Alfred Russel Wallace, juga sampai pada ide yang sama. Kedua ilmuwan Inggris itu pun lalu menggelar pengumuman bersama mengenai penemuan mereka pada tahun 1858. Darwin sendiri, pada tahun 1859, menerbitkan mahakaryanya yang sangat masyhur, On the Origin of Species by Means of Natural Selection (Tentang Asal-usul Spesies Melalui Seleksi Alam).

Dari studinya, Darwin menyimpulkan bahwa 1) evolusi terjadi di alam; 2) perubahan evolusioner terjadi secara perlahan-lahan (gradual) dalam tempo ribuan sampai jutaan tahun; 3) mekanisme utama dalam terjadinya evolusi adalah satu proses yang disebut seleksi alam; dan 4) jutaan spesies yang hidup dewasa ini berasal dari satu bentuk kehidupan asli tunggal melalui proses pencabangan yang dikenal dengan nama spesiasi (speciation) (Lucidcafe Library).

Buku itu di satu sisi demikian masyhur, tapi pada sisi lain juga menjadi sangat kontroversial. Ini karena kelanjutan logis Teori Darwin adalah bahwa manusia (Homo sapiens) hanyalah wujud lain hewan. Melalui teori itu lalu jadi tidak mustahil bahwa manusia telah mengalami evolusi–mungkin dari kera–dan dengan itu menghancurkan keyakinan yang diajarkan agama tentang asal-usul penciptaan. Darwin diserang dengan dahsyat.

Namun, apa yang dicetuskan Darwin tak lama kemudian juga mendapat banyak dukungan dan malah kemudian menjadi ortodoksi baru.

Darwin wafat tanggal 19 April 1882 dan dimakamkan di Westminster Abbey, London, bersama dengan ilmuwan Inggris terkemuka lain, seperti Sir Isaac Newton.

Perkembangan mutakhir

Seiring dengan peringatan dua abad Darwin, diakui bahwa teori evolusi sendiri sudah bertahan selama 150 tahun di tengah berbagai kritik dan kecaman. Pada sisi lain, wacana tentang evolusi sendiri kini telah jauh melebar dan berubah seiring dengan makin luasnya campur tangan ilmu genetika. Adapun ilmu biologi evolusi sendiri hingga kini masih harus bergulat menjawab pertanyaan yang dulu juga sudah menyibukkan Darwin: Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan spesies?

Kini, para ahli biologi juga sedang mencari hasil eksperimen yang bisa menjelaskan bagaimana seleksi alam berlangsung pada level molekuler–dan bagaimana hal itu memengaruhi perkembangan spesies-spesies baru (Scientific American, 12/2008).

Pada sisi lain, biolog evolusioner seperti Peter Grant dan Rosemary Grant dari Universitas Princeton yang mempelajari 20.000 burung kutilang di Galapagos menemukan bahwa sekali waktu, evolusi juga bisa berlangsung bak letupan, dengan jangka waktu beberapa tahun saja, tidak ribuan atau jutaan tahun. Ini bertentangan dengan pemahaman Darwin mengenai evolusi yang berlangsung secara lambat. Pasangan Grant yang beruntung bisa menyaksikan evolusi ”in action” juga berhasil menuturkan secara runut waktu (chronicle) apa yang diduga merupakan spesies baru yang sedang dalam proses muncul, seperti yang tampak dari pengamatan katak Eleutherodactylus dari Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia.

Diakui bahwa pemikiran awal mengenai evolusi–bahkan ide bahwa hanya yang paling tangguh yang akan bertahan–sudah ada sejak zaman kuno, lebih awal dari Socrates. Spekulasi mengenai bagaimana kehidupan berevolusi juga bermunculan pada abad ke-18. Namun, apa yang dicetuskan Darwin-lah yang bisa bertahan dari ujian ilmiah pada abad ke-19 dan sesudahnya.

Kini, penyelidik modern yang dilengkapi dengan kamera canggih, komputer, dan alat pemeriksa DNA menghasilkan temuan yang tetap mendukung karya Darwin. Karya Darwin dipandang tetap memiliki relevansi dengan sains dasar dan tujuan praktis–mulai dari bioteknologi hingga ilmu forensik–dan karena itu pula hari lahir Sang Naturalis besar ini, yang bertepatan dengan 150 tahun kelahiran karya agungnya, lalu dirayakan di seluruh dunia.

Teori Darwin dewasa ini menjadi satu pilar dasar sains modern, berjajar di samping relativitas dan mekanika kuantum. Seperti halnya Copernicus yang menggeser Bumi dari pusat semesta, semesta Darwin menggeser manusia sebagai episenter jagat alam. Seleksi alam bertanggung jawab atas lahirnya apa yang disebut Ayala ”desain tanpa desainer”, istilah yang mematahkan upaya keras yang kini masih dilakukan oleh sejumlah teolog untuk menjatuhkan teori evolusi.

Senin, 19 Januari 2009

Facebook Punya Yahudi!


[ dari milis tetangga ... ]


Fenomena facebook begitu gempar di Indonesia ,sampai-sampai ada facebook dalam bahasa indonesia . Saya heran bukan main, satu per satu teman saya mendaftar di facebook. Tidak heran kalau di tahun 2008 facebook meraup keuntungan 300 juta dollar amerika karena lebih dari 140 juta user aktif di seluruh dunia dan 8,5 juta foto dimuat tiap harinya. Bagi yang belum tahu apa itu facebook bisa baca artikel ini.

Facebook memberikan banyak kemudahan bagi kita, dari mulai menjalin relasi sampai cari uang dari facebook, baca juga artikel ini dan
artikel ini. Tapi keuntungan yang sebanyak itu digunakan untuk membiayai perang di Gaza . Benarkah?

Awalnya saya juga tidak sengaja reseach tentang facebook. Dari awal saya sangat tidak setuju dengan adanya agresi Israel di Gaza. Untuk membantu warga Gaza , saya hanya bisa berdoa dan berniat untuk memboikot produk-produk Israel . Dari artikel yang saya publish beberapa waktu lalu tentang pemboikotan produk-produk Amerika, ada
komentar yang mengatakan bahwa facebook dan wordpress adalah milik amerika dan menyarankan untuk tidak memakainya lagi. Dari sini awal mulanya saya melakukan research tentang facebook dan wordpress.

Fakta - fakta :
Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.
Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.
Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa yahudi diamerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut, Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, hi community, and his people. Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempatmencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.
Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.

Jumat, 16 Januari 2009

Dialog Islam & Yahudi


Buku ini mengisahkan dialog Ahmad Deedat dengan Dr. E. Lottem, seorang negarawan Israel. Isi dari dialog ini termuat pada bab III, dengan judul bab “ Beberapa Orang Yahudi Yang Baik “..
Sedangkan sub judulnya antara lain : Bagaimana dengan orang-orang Arab, terindoktrinasi, hubungan saya dengan Yahudi, orang-orang Yahudi di Masjid, memperkenalkan Al Qur’an, lelucon terbesar di Israel, menguji tuntutan yang aneh (fantastis), menguji (test) kebenaran, masih dengan Yahudi yang baik, anak cucu Ibrahim, apakah mungkin benar, menangis bersama Mr. Rodinson, Deedat dipromosikan, Ismail anak haram. Itulah sub judul yang ada dalam bab III buku ini.

Dalam buku ini, Deedat menulis, ketika perdebatan akan dimulai, Ahmad Deedat disuruhnya memilih tema perdebatan. Pihak penyelenggara yaitu Universitas Natal, Durban yang diwakili Professor Mason. Professor itu bertanya kepada saya, bagaimana cara terbaik untuk mengemukakan topic. Saya mengusulkan “ Baik dan Buruk Israel”. Mason, tidak memberikan jawaban langsung kepada Deedat, tetapi akan mendiskusikan terlebih dahulu kepada Dr. E Lottem. Setelah dua hari menunggu, Mason memberikan jawaban kepada Deedat bahwa topik perdebatan diganti menjadi “ Konflik atau Damai”.

Dari judul itu saja, menurut penulis sudah mengandung unsur menjebak kepada lawan bicara, jelasnya. “ Konflik atau Damai?”, mana yang anda pilih? Bagaimanapun akan lebih baik apabila tidak memilih keduanya. Bila kita memilih Konflik, dalam perdebatan tersebut, kita akan menyulut api permusuhan dengan hampir setiap audien. Sedangkan bila memilih “Damai”, orang-orang Yahudi itu akan berkata : “mengapa anda melempari kami dengan batu”?

Itulah Yahudi, mau menang sendiri. Sebenarnya dalam perdebatan dengan mengambil slogan “Perang atau Damai” merupakan tipuan 2000 tahun lalu. Tipuan semacam itu pernah dilakukan Ummat Yahudi kepada Nabi Isa as.

Dikisahkan : Suatu saat datang kepada Isa as beberapa tokoh Yahudi. Mereka menanyakan tentang boleh tidaknya mereka membayar pajak kepada Pemerintah Romawi. “ Guru, kami tahu, engkau adalah seorang yang jujur dan dengan kejujuran mengajak ke jalan Allah. Dan engkau tidak takut kepada siappun juga, sebab engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami tentang pendapatmu; apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Nabi Isa as mengetahui kejahatan di hati mereka lalu berkata: “ Mengapa kamu mengerjai aku hai orang munafik? Tunjukkanlah kepadaku mata uang untuk pajak itu”. Mereka membawa satu Dinar kepadanya. Maka Isa bertanya kepada mereka: “ Gambar dan tulisan siapakah ini? Mereka menjawab: “ gambar dan tulisan Kaisar”. Lalu kata Yesus kepada mereka: berikanlah apa yang wajib kau berikan kepada Kaisar. Dan berikanlah kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius, 22: 16-21).

Dari kisah itu, menunjukkan bahwa kaum Yahudi hendak memperdayai Isa as dengan pertanyaan menjebak, seperti pertanyaan yang dilakukan kepada Ahmad Deedat dalam dialog antara dirinya dengan Dr. E Lottem. Yesus ternyata tidak kalah Yahudinya dari pada mereka yang menanyainya. Akal bulus Yahudi dibalas dengan akal yang tulus oleh Isa as.

Dalam pertanyaan itu, bila Isa as menjawab “ Bayarlah Pajak (upeti), maka pemimpin-pemimpin Yahudi itu akan mengatakan kepada khalayak bahwa Yesus bukan juru selamat yang membebaskan orang-orang Yahudi dari perbudakan Romawi. Sebaliknya, mereka akan menganggapnya dan menyebarluaskannya Yesus sebagai kaki tangan penindas Romawi. Tetapi bila mengatakan “ Jangan Membayar Upeti”, tentu mereka tidak akan membayar upeti, dengan alasan Yesus Sang Juru Selamat melarang mereka membayar upeti kepada Raja. Dengan demikian Yesus akan berurusan dengan para penguasa. Bila hal itu terjadi, artinya Yesus mesti kalah. Itulah watak bangsa Yahudi.

Dalam masa kenabian Isa as, perlakuan semacam itu sudah sering dilakukan oleh Yahudi. Diantaranya adalah: “Maka ahli Taurat dan orang Farisi membawa kepadanya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu ditengah-tengah dan berkata kepada Yesus. “Rabi, perempuan ini tertangkap basah sedang berbuat zina, Musa dalam hokum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal itu?
Mereka melakukan hal itu untuk mencobai, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk bisa menyalahkannya. Tetapi Yesus, membungkuk, lalu menulis dengan jarinya ditanah. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepadanya, iapun bangkit berdiri lalu berkatakepada mereka,”Barang siapa diantara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu.” (Johanes, 8 :3-7).

Bila saja ketika itu Yesus mengatakan kepada mereka “Biarkanlah wanita ini pergi”, tentu mereka akan mengumumkan kepada bangsanya bahwa orang ini bukan utusan Tuhan, “Dia bukan Juru Selamat yang kita tunggu-tunggu”. Sebab dalam Zabur (20:10) tertulis “Bahwa pezina pria maupun wanita harus dihukum mati”.

Sebaliknya bila Yesus mengatakan bahwa hukuman mati itu ditetapkan berdasarkan ajaran Taurat dari Musa as, maka sudah dapat dipastikan mereka akan merajam wanita itu sampai mati, walau itu bertentangan dengan hokum setempat, karena perzinahan tidaklah dipandang sebagai kejahatan pokok dalam Kerajaan Romawi. Utusan Tuhan itu, mengenal baik masyarakat Yahudi sebagai suatu bangsa yang jahat dan maksiat.

Kalau dulu, nenek moyang Yahudi melakukan kepada para utusan Allah, kini anak cucunya melakukan kepada saya, Kata Ahmad Dedat. Dialog yang temanya mereka pilih sendiri dengan judul “ Konflik atau Damai ”, merupakan sebuah pengulangan sejarah watak Yahudi sepanjang jaman. Karakter bangsa Yahudi, tidak mau diatur bahkan oleh Allah Sang Pencipta sekalipun. Mau menang sendiri, mau enak sendiri, menganggap bangsanya sebagai manusia pilihan, sedangkan bangsa lain dianggap sebagai hewan yang boleh diperlakukan semaunya.

Watak jahat, merampok, membunuh, memperkosa, menipu, tidak bisa dipercaya, pembohong, rentenir, mentuhankan diri sendiri, adu domba, memalsu kitab dan sejarah, senang melihat orang lain menderita, tidak memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan, bangsa terkutuk, senang menciptakan huru-hara baik lewat politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya dan lainnya.

Pendeknya, semua sifat kejelekan ada pada setiap individu maupun kelompok Yahudi. Dalam buku Ahmad Dedat yang berjudul “ Dialog Islam & Yahudi ” ini, banyak diungkapkan rahasia tentang keyahudian. Walau demikian, masih ada sebagian kecil orang Yahudi yang baik. Tetapi, mereka juga tak berdaya dihadapan para Hakom, pendeta Yahudi yang menguasai ummat. Mereka mengaku sebagai manusia suci, ahli Taurat. Namun sejatinya, mereka adalah para pengabdi Syetan yang terkutuk. Mereka mengaku dan lebih senang menerima Talmut sebagai kitab sucinya yang mereka terima dari Iblis Laknatullah, melalui hakom-hakom.

Banyak orang Yahudi menjadi pimpinan agama-agama yang ada di dunia. Tetapi keahliannya sebagai tokoh agama-agama, hanya dijadikan sebagai jalan untuk merusak ummatnya. Hal ini sebenarnya amat jelas terlihat, namun kita telah tertipu oleh penampilan mereka. Atau kita memang rela menjadi hewan, budak dan permainan bangsa terkutuk itu.***