Jurnalis Independen: Kementerian Pertanian
memberikan anugerah produk pertanian berdaya saing pada tahun 2013.
Penganugerahan yang diberikan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
tersebut untuk menginsipirasi para pelaku usaha lainnya dalam rangka menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
(baca: Ini Para Pemenang Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013).
Salah satu kategori yang
diperlombakan adalah inovasi pemasaran produk pertanian. Pada kategori ini bersaing produk-produk pertanian yang memiliki
inovasi pemasaran produk melalui metode maupun strategi pemasaran. Dengan inovasi pemasaran tersebut, pangsa
pasar produk mereka meningkat dan mempunyai daya saing yang tinggi di pasar
regional, nasional maupun internasional.
Keripik Singkong Kreasi Lutfi
Salah satu kunci utama untuk
sukses menembus pasaran internasional adalah melakukan inovasi dengan
memberikan nilai lebih kepada produk sekaligus melakukan strategi pemasaran
yang jitu.
Hal ini dikatakan oleh salah satu
penerima anugerah kategori inovasi pemasaran tanaman pangan, Muhammad Muhdi.
Pria asal Medan yang melakukan inovasi pemasaran keripik singkong tersebut
mengatakan seorang pengusaha harus bisa berinovasi untuk menghadapi tuntutan
zaman.
"Walaupun kita (mengolah)
produk tradisional, kita harus berinovasi agar banyak peminatnya dan juga
memperluas pasar," katanya saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Jumat
(29/11/2013).
KOMPAS.com/RAHMAT FIANSYAH
Muhammad Muhdi, pengusaha keripik singkong Kreasi Lutfi dari Medan menerima
Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 kategori inovasi pasar tanaman
pangan di kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta Selatan,
Kamis (28/11/2013).
Muhammad Muhdi, pengusaha keripik
singkong Kreasi Lutfi dari Medan menerima Anugerah Produk Pertanian Berdaya
Saing 2013 kategori inovasi pasar tanaman pangan di kantor Kementerian
Pertanian Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2013).
Keripik singkong dengan merek
"Kreasi Lutfi" tersebut, kata Muhdi, dibuat dengan berbagai macam
rasa, seperti rasa original, balado, keju, barbeque, hingga rumput laut. Produk
tersebut kemudian dipasarkan tidak hanya di pasar domestik, tapi juga mampu
menembus pasar internasional, seperti Korea Selatan dan Malaysia. "70
persen keripik original (yang dipasarkan)," ucapnya.
Muhdi menembus kedua pasar di
negara tersebut sejak tahun 2010. Hingga saat ini, Korea Selatan menjadi tujuan
utama Muhdi untuk memasarkan produk yang ia klaim mampu bertahan selama 6 bulan
itu secara kontinyu. Sementara itu, pemasaran di Negeri Jiran diperoleh melalui
pemesanan terlebih dahulu (by order). Untuk menembus pasar luar negeri, Muhdi
mengaku memberikan sampel produknya kepada buyer (para pembeli) di
pameran-pameran. "Jadi sampel dikirim, cocok langsung ambil,"
ujarnya.
Telur Asin "Surya
Abadi"
Sementara itu, penerima anugerah
untuk Inovasi Pemasaran Peternakan diberikan kepada Rully Lesmana dengan
produknya, telur asin "Surya Abadi". Salah satu keunikan telur asin
milik Rully adalah proses pembuatannya yang menggunakan abu sekam, bukan tanah
liat atau batu bata. Dengan begitu, meski masa proteksi alami telur sudah
habis, bakteri yang masuk ke dalam telur miliknya jauh lebih sedikit daripada
dengan menggunakan tanah liat atau batu bata.
Kini, Rully yang mengaku
menghasilkan 40.000 butir telur asin per hari itu mampu menembus pasar
Singapura dan Belanda.
Bahkan, produk telur asin
miliknya juga menjadi satu-satunya produk pertanian asal Indonesia yang mampu
menembus pasar Singapura yang memiliki kualitas produk yang ketat. Ia mengaku
menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk mendapat izin dari Kementan
Singapura pada tahun 2012.
"Kami bisa sampai 1
kontainer untuk ekspor ke Singapura. 1 kontainer itu isinya 113.000
butir," katanya.
Greentea Rice Cracker
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Iffah Syarifah Hendrayati, pengusaha Greentea Rice Cracker dari Bandung
menerima Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 kategori inovasi pasar
perkebunan di kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta Selatan,
Kamis (28/11/2013).
Adapun penerima anugerah untuk
Inovasi Pemasaran Perkebunan diberikan kepada Iffah Syarifah Hendrayati dengan
produknya "Greentea Rice Cracker". Pada awalnya, ide tentang
pembuatan produk ini muncul saat perempuan asal Bandung itu diminta oleh
anaknya membuat makanan untuk acara bakti sosial di kampus.
"Saya pun melakukan inovasi
dengan mencampurkan makanan tradisional opak dengan cokelat dan green tea (teh
hijau)," katanya.
Hasilnya, teh yang dibuat menjadi
kue tersebut bisa dimakan dan digemari oleh para mahasiswa. Mahasiswa memang
menjadi segmentasi pasar yang dipilih olehnya. Iffah mengatakan makanan yang
terbuat dari teh itu memiliki kadar anti oksidan yang tinggi sehingga
menimbulkan efek tenang, santai, dan fokus dalam bekerja sehingga cocok bagi
anak muda yang memiliki beragam aktivitas.
Dalam hal pemasaran, Iffah
menjual produknya dengan cara menempatkan kue buatannya di cafe-cafe miliknya.
Tidak hanya itu, ia juga memasarkannya lewat berbagai pameran, toko-toko
organik hingga menjadi para mahasiswa sebagai reseller. Para mahasiswa yang
menjadi agen pemasaran produknya itu, kata Iffah, juga kerap menjualnya melalui
media sosial, seperti facebook dan twitter.
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Junizal Elmi, pengusaha jahe merah instan Enam Putri dari Jakarta menerima
Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 kategori inovasi pasar
holtikultura di kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta
Selatan, Kamis (28/11/2013).
Jahe Merah Instan "Enam
Putri"
Lain lagi dengan Junizal Elmy
yang mendapat anugerah untuk Inovasi Pemasaran Hortikultura, dengan produk jahe
merah instan dengan merek "Enam Putri". Selain inovatif, penyuka
tanaman herbal itu mengaku menjaga kualitas produknya agar mendapat kepercayaan
dari pelanggan.
Pada awalnya, Elmy yang genap
berusia 72 tahun tersebut mengaku menggunakan strategi mulut ke mulut untuk
memasarkan produknya. Hampir setiap orang yang berkunjung ke rumahnya, katanya,
ia berikan tester atau brosur. Tapi kini, ia sudah mampu membangun jaringan
bisnisnya melalui sistem waralaba.
Selain sistem waralaba, ia
mengaku pernah memasarkan produknya ke supermarket Hero. Dengan alasan tempo
pembayaran yang lebih cocok, ia mengaku lebih memilih memasarkan produknya ke
supermarket milik pengusaha Chaerul Tanjung, Carrefour. Tak hanya itu, Elmy
juga mengaku kerap kebanjiran pesanan dari para pembeli yang menjual produknya
di luar negeri, seperti Arab Saudi.
"Jadi tiap hari kita bikin.
Enggak pernah enggak bikin. Kalau enggak bikin kita keteteran," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar