Kamis, 12 Januari 2012

Takut Dibilang "Ndeso"Barang Import Jejali Ruangan Banggar


Jurnalis Independen: Tidak percaya diri, takut dikatakan "Ndeso", atau di negeri ini tidak ada kayu berkualitas dan tukang furniture top, bisa jadi mungkin takut nggak dapat fee, sehingga memesan perabot dan furniture dari luar negeri guna melengkapi merenovasi ruangan Banggar, sungguh pemikiran manusia kerdil yang tidak memiliki kebijaksanaan, permusyawaratan.
Walau begitu, ketika mendapatkan kritikan sengit, Banggar (Badan Anggaran) yang melakukan renovasi ruangan rapat, yang menghabiskan dana Rp 20 miliar, dan sebagian barang-barang yang digunakan barang import, maka Wakil Ketua DPR Anis Matta, yang juga Sekjen PKS, menilai barang-barang impor yang ada di ruangan baru Badan Anggaran (Banggar) DPR sebagai hal yang wajar dan biasa.

"Kalau fasilitas impor itu ada dimana-mana. Semua gedung negara juga banyak yang diimport"," kata Wakil Ketua DPR Anis Matta, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/1/2012).

Fasilitas luar negeri dianggap sebagai hal biasa. Tidak hanya di DPR, bahkan di Istana Negara sekalipun barang-barang mewah buatan luar negeri juga banyak ditemukan. "Anda pergi ke Istana juga banyak barang yang impor di sana," katanya.

Bagaimana teknis mengimportnya itu, Anis Matta mengaku tidak tahu-menahu. Sebab, sepenuhnya berada di Sekjen DPR, apalagi secara organisasi sudah berbeda.

"Itu teknis, kita tidak ikut-ikut dalam proses seperti itu karena standar harga itu ada," katanya.

Seperti diberitakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Nining Indra Saleh menjelaskan ruangan Banggar baru terletak di Gedung Nusantara II direnovasi agar bisa digunakan 85 anggota. Di mata Nining, kerja Banggar sangat berat, bekerja siang dan malam. Oleh karena itu membutuhkan kamar istirahat tersendiri di dalam ruangan.

Perabotan dan furniture ruang baru Banggar tersebut merupakan produk-produk impor, dan menelan biaya miliaran rupiah. "Kerja sangat banyak sehingga butuh fasilitas," kata Nining. (emi/mnt)

Tidak ada komentar: