Minggu, 15 Januari 2012

Persahabatan AS-Israel Berhasil Porak Porandakan dan Kuasai Dunia dan

Jurnalis Independen: Kedekatan "Persahaban" antara AS dengan Israel pada semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara meraih sukses dari waktu ke waktu. Kesuksesan itu dibuktikan dengan memporakporandakan kemudian menguasai banyak negara dibelahan dunia baik secara politik, ekonomi dan geografis, termasuk di Indonesia.
Namun begitu, Israel sering kali memaksakan kehendaknya kepada patnernya, AS, Termasuk dalam hal perang intelejen musuh-musuhnya di kawasan Timur Tengah. Sebaliknya AS sering merasa kecolongan dalam hal operasi intelejen yang dilakukan oleh karibnya Israel. Walau begitu, AS tidak bisa berbuat apa-apa kepada Sohibnya itu, lantaran kuatnya lobi Yahudi yang terkumpul dalam AIPAC yang menentukan setiap pergantian Presiden di AS.

Dalam kasus semakin menguatnya Negara Iran dalam hal tehnologi nuklir, membuat miris negera Zionis Yahudi itu, karenanya bangsa penentang Tuhan itu, tak mau menunggu sohib karibnya dalam melumpuhkan kekuatan nuklir Iran, seperti yang pernah dilakukannya pada Negara Irak saat Saddam Husein berkuasa. 

Dengan menyamar sebagai agen CIA Amerika, intelejen Israel Mossad melakukan operasi untuk merekrut anggota kelompok militan Pakistan Jundullah. Sebuah laporan majalah Foreign Policy mengatakan bahwa mereka membawa dolar Amerika dan paspor AS serta menyamar sebagai anggota CIA dalam operasinya.

''Hal tersebut disampaikan dalam memo yang dikeluarkan dari tahun 2007 dan 2008,'' kata laporan majalah tersebut.

Kelompok Jundullah (Tentara Tuhan) adalah pejuang komunitas etnis Baluch yang berada di wilayah perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Hasil rekrutmen agen Mossad ini berhasil membuat beberapa kelompok Jundullah itu mengaku bertanggung jawab atas penyerangan terhadap anggota elit Garda Revolusi Iran Juli lalu yang menewaskan 28 orang.

"Sungguh beresiko apa yang dilakukan Israel," kata seorang perwira intelijen AS bidang Kebijakan Luar Negeri dalam middle-east-online, Sabtu (14/1). Menurut dia, kegiatan perekrutan mereka ini hampir di tempat terbuka. Memo-memo ini ternyata ditulis selama masa terakhir pemerintahan presiden George W. Bush.

"Laporan ini memicu kekhawatiran Gedung Putih bahwa program intelejen Israel menempatkan Amerika sebagai tameng," kata seorang jurnalis majalah tersebut.

Namun, seorang perwira AS menyangkal bahwa tidak ada pernyataan AS telah bekerja sama dengan Israel dalam operasi intelijen terhadap Iran. “Kita tidak ada urusan membunuh pejabat Iran atau membunuh warga sipil Iran," katanya.

Walau begitu, Juru Bicara Luar Negeri AS mengingatkan kegiatan Mossad ini bisa membahayakan hubungan yang sudah tegang antara Amerika Serikat dengan Pakistan. Pakistan merupakan sekutu resmi AS dalam perang melawan Al Qaeda.

Ketegangan hubungan AS-Iran juga terus memanas. Paling baru adalah pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran. Pemerintah AS membantah, dengan mengatakan tidak ada bukti hubungan antara membunuh ilmuwan dan Jundullah.(rep/mnt)

Tidak ada komentar: