Minggu, 15 Januari 2012

Penyebab Bocornya Rahasia Ahli Nuklir Iran dan Keterlibatan AS-Israel

Jurnalis Independen-Teheran: Sebanyak lima ilmuwan nuklir Iran telah tewas dalam serangan bom magnet yang terjadi secara terpisah. Juru Bicara Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Massoud Jazayeri, menyatakan,  Amerika, Inggris dan rezim Zionis (Israel) harus bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan para ahli nuklirnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, mengungkapkan, serangan terhadap para ilmuwan nuklir Iran itu terjadi akibat bocornya rahasia tentang para ahli nuklir itu ke tangan teroris. Iran menuding data rahasia ilmuwan nuklir Iran itu dibocorkan oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Mereka yang datang ke Iran dengan alasan menginspeksi fasilitas nuklir telah mengidentifikasi para ilmuwan Iran dan menyerahkan nama-nama mereka kepada kelompok teroris," kata Ramin Mehmanparast dalam Press TV Sabtu (14/1). Ia menggarisbawahi Teheran akan menindaklanjuti kasus yang relevan di badan-badan internasional. Menurut dia, pembunuhan itu adalah upaya terakhir musuh untuk menghentikan kemajuan ilmiah Iran.
Sebelumnya Pemerintah Iran menuduh AS terlibat dalam pembunuhan para ahli nuklir Iran. Sebuah pernyataan menyatakan bahwa Pemerintah Iran tak asal tuding tentang pelaku pembunuhan ilmuwan nuklir mereka. Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan, pihaknya memiliki bukti keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat (AS) di balik tewasnya ilmuwan nuklir mereka.

Pernyataan yang dilaporkan di televisi nasional pada Sabtu (14/1) semakin meningkatkan ketegangan Iran dan Amerika Serikat. Serangan bom untuk yang kelima kalinya ini, menurut Iran, sama dengan serangan - serangan sebelumnya. Bom magnet ditempelkan pada pintu mobil kemudian dipantik.

"Kami memiliki dokumen yang dapat diandalkan dan menjdi bukti aksi teror ini sudah direncanakan, dipandu dan didukung oleh CIA," kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah surat yang diserahkan kepada Duta Besar Swiss di Teheran. Kedutaan Swiss  mewakili kepentingan AS di negara yang tidak memiliki ikatan dengan Washington.

Menteri Luar Negeri Hilary Clinton menyangkal AS bertanggung jawab atas serangan tersebut. Begitu pula Presiden Israel Shimon Peres mengatakan Israel tidak memiliki peran atas tewasnya Mostada Ahmadi Roshan (32 tahun).

Tidak ada komentar: