Senin, 16 Januari 2012

Laporan Program CSR PT. Telkom Devri V Simpang Siur?

Jurnalis Independen-Surabaya:  Proyek Koneksi Internet RT/ RW di Surabaya yang  dikerjakan PT Telkom Indonesia Divisi Regional (Divre) V bersumber dari dana APBD 2011 senilai Rp 6,9 miliar. Belakangan, diketahui realisasinya kacau balau. Kekacauan itu  berawal dari kerjasama Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkom dengan Pemkot Surabaya di tahun 2010.
Saat itu (th 2010) CSR dikenal dengan istilah Balai Telekomunikasi dan Informatika  Pedesaan (BTIP). Fungsinya  merupakan program sarana dan prasarana telekomunikasi pedesaan.

Balai tersebut dibentuk Menkominfo berdasarkan Peraturan Menkominfo No.35/PERM.Kominfo/11/2006, yang kemudian dirubah menjadi Peraturan Menkominfo No.32/PER/M.Kominfo/10/2008. 

Proyek pekerjaan BTIP ini dilelang, ada lima perusahaan yang ikut, salah satunya PT Telkom Indonesia yang kemudian keluar sebagai pemenang lelang.

Banyak pihak menilai kemenangan PT Telkom Indonesia dalam mengerjakan proyek BTIP ini sebagai hal yang wajar. Mengingat, jaringannya yang akan digarap begitu luas sampai ke pelosok-pelosok pedesaan se-Indonesia dan PT Telkom Indonesia dinilai telah menguasai jaringan untuk pekerjaan ini.

Selain itu, dana untuk pekerjaan BTIP memang diambilkan dari uang CSR PT Telkom Indonesia, sehingga dinilai sah-sah saja jika kemudia PT Telkom Indonesia sendiri yang mengerjakannya. Diketahui, dalam proyek ini, internet termasuk di dalamnya, dikenal dengan nama Desa Punya Internet (Desa Pinter).

Dananya 1,25%  dari pendapatan kotor PT Telkom Indonesia, mengacu PP No 7/ 2009 tentang CSR. Diinformasikan, untuk tahun 2010, PT Telkom Indonesia mengeluarkan untuk CSR senilai Rp 1,758 triliun untuk sambungan telepon. Untuk jasa akses internet sebesar Rp 322 miliar.

Menurut aturan BTIP, jasa akses internet dari dana CSR PT Telkom Indonesia senilai Rp 322 miliar itu ternyata tidak berlaku di Pulau Jawa. BTIP mengatur Desa Pinter hanya dikhususkan untuk pelosok-pelosok pedesaan di luar Jawa dari Sabang sampai Merauke.

Saat itu, tahun 2010 di Surabaya, merupakan masa-masa menjelang Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya. Tiba-tiba warga kota dimanjakan dengan fasilitas internet free wifi di taman-taman.

Pada tanggal 24 April 2010, di Kantor PT Telkom Divre V, Jalan Ketintang, Surabaya, dilakukan MoU mengenai Internet RT/ RW.

Dalam kesempatan penandatangan Mou mengenai Internet RT/ RW itu, sebagaimana pernah dikutip oleh berbagai media massa yang meliput peristiwa tersebut, ditegaskan bahwa program ini dilakukan terkait CSR PT Telkom Indonesia yang dikenal dengan istilah Telkom Peduli.

Tak lama berselang, tepatnya 1 Juni 2010, bertempat di Kelurahan Rungkut Menanggal, digelar Launching Internet RT/ RW yang juga dihadiri oleh sejumlah pajabat PT Telkom  Divre V.

Terkait program CSR internet RT/ RW di Kota Surabaya tahun 2010 ini, termasuk juga internet gratis di sejumlah taman-taman kota, melalui situs resmi PT Telkom Indonesia (www.telkom.co.id), yang membeber laporannya terkait program CSR yang telah terealisasi di seluruh pelosok tanah air sejak 2003 – 2011, ternyata tidak tercantum laporan anggaran dari PT Telkom Indonesia untuk CSR internet RT/ RW dan juga di taman-taman Kota Surabaya.

Laporan PT Telkom tentang program CSR-nya yang telah terealisasi hingga tahun 2011 ini dipaparkan terbagi dari berbagai kegiatan, seperti keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, usaha kecil dan sosial.

Walau  dicari satu persatu item, tidak ditemukan laporan anggaran CSR untuk Internet RT/RW dan juga di taman-taman Kota Surabaya. Sebagai contoh, masuk item kegiatan pendidikan, tertera anggaran CSR PT Telkom untuk pelatihan internet. Tapi ternyata kegiatannya di Bali, bukan di Jawa Timur apalagi Surabaya.

Operation Manager Corporate Communication PT Telkom Divre V Jawa Timur, Amat Riyanto, dikonfirmasi, meluruskan, program CSR instalasi koneksi internet RT/RW dan taman-taman kota Surabaya yang pernah terpasang di tahun 2010 pada masa menjelang Pilwali lalu, itu memang bukan menggunakan dana dari CSR PT Telkom. “Jadi dicari di laporan keuangan PT Telkom dari sisi CSR, ya, mesti saja tidak ketemu,” katanya.

Itu menggunakan dana promosi, sebagai bagian dari strategi marketing dengan cara   edukasi atau sosialisasi. Karena masih free saat akses internet pertama kali terpasang di taman-taman ini, maka kami maksudkan sebagai bagian dari kepedulian PT Telkom untuk warga Kota Surabaya.
Sebetulnya tidak hanya di Surabaya, namun juga dilakukan di banyak kota lain,” pungkas Amat Riyanto.(mnt)

Tidak ada komentar: